Kurang afdol jika kita datang ke Bandung belum pernah memasuki Balai Kota Bandung. Gedung dan taman yang ada di situ membawa panca indera kita "agak laen" nuansanya. Memasuki taman Balai Kota Bandung sore menjelang senja seolah terlepas dari hiruk pikuk aktivitas kota yang padat dan bising.Â
Melangkah memasuki taman luas yang dinaungi oleh pepohonan besar, membawa kita kepada jiwa dan karakter Kota Bandung yang sesungguhnya. Perpaduan antara gedung balai kota, lampu hias, tembok taman, dan aneka kembang yang terpilih mencitrakan ruang terbuka hijau yang lestari. "Inilah Bandung yang sesungguhnya", bisik saya kepada alam semesta.
Balai Kota Bandung terletak di Jalan Wastukancana, tidak sekadar gedung pemerintahan Kota Bandung. Lebih dari itu, tempat ini adalah simbol sejarah, budaya, dan dinamika kehidupan warga Bandung yang terus berkembang dari masa ke masa.
Taman Balai Kota Bandung juga melambangkan ekosistem kehidupan dan  daya kreasi warga kota yang egaliter dan penuh estetika.
Sejarah melakonkan bangunan Balai Kota Bandung dulunya adalah sebuah gudang kopi pada masa kolonial Belanda. Bangunan ini awalnya berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan pengepakan kopi milik Andries de Wilde, seorang tuan tanah berpengaruh di Priangan. Seiring berjalannya waktu, gedung ini bertransformasi menjadi pusat pemerintahan kota yang tetap mempertahankan arsitektur khas kolonialnya yang megah dan elegan.
Siapapun akan terpana dengan Balai Kota Bandung yang memiliki taman yang lestari dan luas. Taman Balai Kota bukan hanya sekadar ruang terbuka hijau, tetapi juga tempat rekreasi, olahraga, dan interaksi sosial bagi warga Bandung dari berbagai kalangan. Di taman ini, kita dapat menemukan berbagai jenis tanaman, air mancur, patung-patung bersejarah, serta fasilitas publik lainnya.
Konstruksi bangunan Balai Kota Bandung unik dan khas sehingga menarik dilihat. Tak bosan kita memandang gedung yang bergaya arsitektur Indische Empire Style. Gaya tersebut terlihat dari fasad bangunan yang simetris, pilar-pilar kokoh, serta ornamen-ornamen klasik yang menghiasi dinding dan atapnya.
Memasuki senja suasana Balai Kota semakin syahdu, ada getaran jiwa yang terasa agak laen ketika lampu gedung dan taman mulai menyala. Saya melihat langit senja yang begitu romantis yang disertai dengan kicau suka ria aneka burung yang kembali ke habitatnya. Udara Bandung kian sejuk mengiringi perubahan cahaya langit yang terjadi dalam sehari. Senja di taman itu merupakan momen yang magis dan menyentuh hati. Disinilah kita bisa merasakan hakikat senja yang sejati.
Senja adalah saat matahari mulai terbenam dan cahayanya berangsur-angsur meredup, memberikan tempat bagi kegelapan untuk merajai langit. Fenomena inilah yang menjadikan ekosistem Balai Kota sangat menarik dan sementara orang menyatakan mulai tampak sisi mistisnya,
Senja memberikan pandangan yang indah dan romantis, menampilkan panorama langit di angkasa Bandung yang menakjubkan. Saat senja mulai tiba beberapa titik lampu di tiga taman balai kota mulai menyala.
Terdapat tiga taman yang saling menyatu di dalam balai kota, yaitu Taman Dewi Sartika dan Taman Badak. Kedua taman tersebut diresmikan oleh walikota Bandung Ridwan Kamil pada tahun 2017. Taman Dewi Sartika yang terletak paling selatan di area balkot, memiliki luas 4.390 meter persegi dengan ciri khas patung Dewi Sartika di depannya. Di taman ini terdapat area parkir yang digunakan sebagai terminal untuk Bandros atau Bandung Tour on Bus.