Mohon tunggu...
SRI MARYATI
SRI MARYATI Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content writer

Penikmat sastra, demi memuaskan hasrat aksara yg mengembara. Bagi yg suka baca cerita fiksi seperti cerpen, cerbung, dan series bisa mampir ke akun karyakarsa ku ya, link di bawah⬇️ https://karyakarsa.com/Xuri

Selanjutnya

Tutup

Horor

Ritual

14 Oktober 2024   11:18 Diperbarui: 14 Oktober 2024   11:51 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Marry kehilangan sosok papanya diusia 17 tahun, usia dimana seharusnya remaja merasakan kebahagiaan dengan meraskan kehadiran keluarga yang lengkap. Papa Marry meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan terjadinya tragedi mem*tikan ini dimulai. Berawal dari Marry yang berubah menjadi anak yang pembangkang dan sulit diatur, padahal sebelumnya ia adalah seorang anak yang baik dan patuh kepada kedua orangtuanya. Terutama Marry sangat dekat dengan papanya, tapi kini ia lebih sering menghabiskan waktu bersama teman-teman barunya yang tidak jelas, mereka bisa dikatakan anak berandalan ketimbang seorang pelajar.

Pagi itu cuaca cukup bersahabat, kelas pun dimulai seperti biasanya. Anak-anak berlarian ke dalam kelas ketika bel pelajaran masuk berbunyi. Tetapi tidak dengan Marry dan kawan-kawan. Mereka cabut dari sekolah dan nongkrong sebentar di taman, sambil bercerita tentang keluarga masing-masing dan apa yang membuat mereka bisa menjadi anak badung seperti sekarang.

Tak disangka Ronald membawa sebotol minuman k*ras, Katty tak kalah mengeluarkan apa yang dia bawa yaitu beberapa batang rok*k dan Dennis membawa sebungkus kacang kulit berukuran jumbo, Marrylah yang tidak membawa apa-apa. Sebab ia baru bergabung dengan kelompok mereka karena alasan depresi melihat keadaan keluarganya setelah papanya meninggal dunia. Mereka pun party kecil-kecilan ala mereka.

Dan tidak terasa haripun sudah gelap, waktu menunjukkan pukul 20.00 wib. Sekarang mereka berada disebuah toko buku, karena hari ini Bernard Luwis mengadakan sesi tanda tangan sekaligus launching buku terbarunya berjudul "Black Witch". Bernard Luwis adalah penulis favorit mereka berempat, ia seorang penulis buku horror misteri yang sangat terkenal.

Marry baru sadar kalau Mamanya selalu menjemput ia sepulang sekolah, semenjak mereka pindah rumah, Marry pasti kena marah gara-gara sering pulang malam.
"Marry.. darimana saja kamu baru pulang?" Marry hanya diam sambil menunduk dan berlalu begitu saja.


"Marry, Mama sedang bicara sama kamu. Sini turun!!" teriak sang Mama.

Marry turun dengan wajah kesal yang tidak bisa ia tutupi lagi.


"Mama.. Marry udah besar dan bisa urus diri sendiri. Kenapa sih Mama mengatur semua yang Marry lakuin??"


"Oooh jadi kamu kesal sama Mama, gara-gara teman kamu yang tidak jelas itu?"


"Tidak jelas? Mereka baik sama aku. Bukannya Mama yang berubah semenjak papa pergi??" Perdebatan mereka tidak ada habisnya, Mama ataupun Marry sama-sama berada pada ego masing-masing kala itu.

Marry sangat kesal dan naik ke kamarnya lalu mengunci pintu, sejenak ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Beberapa saat kemudian ia teringat sesuatu, langsung saja membuka sebuah box kardus yang berada di kolong tempat tidurnya. Mengambil sebuah buku karangan Bernard Luwis tentang "Shadow Black Witch". Di dalam buku tersebut terdapat ritual yang aneh, yaitu bisa membun*h orang yang kita benci melalui ritual yang ada di buku tersebut. Mata Marry sudah tertutup kebencian, entah mengapa jarak diantara keduanya semakin menjauh. ia lalu mengumpulkan barang-barang aneh untuk melaksanakan ritual tersebut. Marry mengambil benang berwarna merah, pisau, beberapa helai rambut Mamanya, dan susu yang berada di kulkas. Ia pun berjalan keluar rumah dan memasuki hutan di belakang rumahnya. Marry berhenti setelah ia rasa cukup jauh berjalan lalu memulai ritualnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun