Marry mengambil sebuah batu dan memukulnya ke pohon sebanyak tiga kali, sambil membaca sebuah mantra yang tercatat di buku Black Witch, Lalu ia mulai mengikatkan dan membentuk pola seperti bintang dengan menggunakan benang merah yang ia bawa. Setelah selesai ia duduk tepat di tengah pola bintang tersebut, mengambil rambut ibunya tadi dan mencampurkannya dengan susu. Tahap terakhir, Marry mencampurkan susu yang ada rambut mamanya dengan d*rahnya sendiri, lagi-lagi sambil membaca mantra. Setelah selesai, Marry merasa ada yang aneh, tiba-tiba saja angin bertiup sangat kencang, langit yang semula cerah berubah menjadi sedikit gelap dan ia merasa seperti ada yang mengawasi entah siapa. angin kencang itu berhenti seketika, cepat-cepat Marry membereskan barangnya dan langsung pulang ke rumah.
Malam hari, Marry dan Mamanya dinner seperti bisa, dengan ditemani suasana yang begitu hening dan canggung. Marry maupun sang Mama tidak berbicara satu sama lain hanya saling menatap sesekali. Marry sedikit mengeryit kesakitan, sebab saat ritual marry menyay*t telapak tanganya untuk mendapatkan dar*h.
Tiba-tiba...
"Oooh sayang apa yang terjadi?" mamanya baru sadar kalau tangan Marry diperban terlihat dar*h Marry bercucuran Mama langsung melihat telapak tangan Marry yang telah basah oleh darah dan ada luka sayatan.
"Ayo kita harus obati ini." Mama membawa Marry ke kamar mandi dan membasuh lukanya setelah itu dioleskan obat luka dan diperban. Mamanya minta maaf kepada Marry, mungkin waktu itu ia telalu keras pada Marry. Mamanya memeluk Marry dan mereka berdua menangis.
Hubunagn Marry dan Mamanya mulai membaik, tetapi tetap saja tragedi mengerikan itu tidak dapat dihindari. Marry mengalami kejadian aneh setelah ritual yang ia lakukan. Setiap malam bayangan hitam selalu muncul disekitarnya, selalu mendengar suara-suara aneh. Marry baru sadar pasti ini ada kaitannya dengan ritual yang ia lakukan, Marry merasa sangat menyesal dengan apa yang telah ia perbuat.
Sepulang sekolah Marry langsung mencari kontak Bernard Luwis, untuk menayakan perihal ritual tersebut. Setelah dapat alamat email Bernard Luwis di buku Marry langsung mengirim email. Dan beberapa saat, bunyi notifikasi yang membangunkan Marry karna tertidur menunggu balasan email luwis. Dalam emailnya luwis bersedia dihubungi besok siang, terkait kondisi Marry yang memprihatinkan. Luwis memberi no hpnya pada Marry.
Keesokan harinya sepulang sekolah Marry langsung menghubungi luwis, dan luwis mengatakan pada saat ritual setiap langkah Marry yakin dengan apa yang ia lakukan dan setan itu mendengar. Antara dunia kita dan makhluk halus itu berseberangan dan Marry dengan keyakinanya melakukan ritual tersebut telah menjadi panggilan dan jembatan bagi "mereka" untuk memasuki dunia kita manusia.
"Apa yang harus saya lakukan agar malapetaka tidak menimpa saya dan Mama?" Tanya Marry dengan perasaan yang amat cemas dan juga takut.
"Kamu harus melakukan ritual yang sama dan setiap langkah yang kamu ambil harus memohon maaf atas tindakan yang kamu lakukan."
Secepat kilat Marry langsung pulang ke rumah, mempersiapkan semuanya untuk melakukan ritual itu kembali. Marry berlari ke hutan, tiba-tiba ia mendengar suara ibunya memanggil. Marry tidak menghiraukannya langsung saja menuju ke tempat ia melakukan ritual. Alangkah terkejutnya Marry tiba-tiba sang mama tepat berada di depannya. Bukankah tadi mamanya baru sampai di rumah, dan memangil dirinya di halaman rumah, tapi kenapa tiba-tiba mamanya muncul dihadapannya? yang anehnya dari sang mama mukanya pucat dan tatapanya kosong. Marry berjalan mundur perlahan, ia yakin itu bukan mamanya. Sosok yg menyerupai Mamanya perlahan mendekati Marry dengan tatapan yang mengerikan.
"Sedang apa disini Marry?"
Marry tidak menjawab dan langsung lari dari sosok tersebut, karena ia tahu kalau wanita mengerikan itu bukanlah sosok ibunya.
Makhluk mengerikan mengejar Marry dari belakang. Marry berteriak ketakutan dan terus berlari. Sampai di depan rumahnya, Marry melihat kebelakang. Makhluk mengerikan itu sudah menghilang. Lagi-lagi Marry kaget, sang Mama berada dibalik jendela sedang menatapnya. Dengan perasaan takut sekaligus ragu Marry masuk ke rumah.
"SELAMAT DATANG ANAKKU.." seru sang Mama sambil tersenyum mengerikan. Mulut Mamanya terbuka lebar dan terlihat ada taring yang sangat panjang.