Mohon tunggu...
Sri Maryani
Sri Maryani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menelusuri Teori perkembangan Sosial Menurut Lev Vygotsky dan Jeans Piaget

16 Oktober 2024   08:22 Diperbarui: 16 Oktober 2024   08:30 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan sosial anak merupakan salah satu aspek penting dalam proses tumbuh kembang individu. Dua tokoh psikologi yang paling berpengaruh dalam memahami perkembangan sosial adalah Lev Vygotsky dan Jean Piaget. Meskipun keduanya mempelajari bagaimana anak-anak belajar dan berkembang, mereka memiliki pendekatan yang berbeda dalam memandang peran sosial dalam proses perkembangan tersebut. Dalam tulisan ini, kita akan mengeksplorasi teori

 perkembangan sosial menurut Vygotsky dan Piaget.

Teori Perkembangan Sosial Lev Vygotsky
Lev Vygotsky, seorang psikolog asal Rusia, dikenal melalui pandangannya bahwa interaksi sosial memiliki peran sentral dalam perkembangan kognitif anak. Vygotsky menegaskan bahwa perkembangan seorang anak tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial dan budayanya. Menurut Vygotsky, belajar merupakan proses yang dimediasi secara sosial. Artinya, anak-anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru melalui interaksi mereka dengan orang lain, terutama orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mahir.

Vygotsky memperkenalkan konsep Zone of Proximal Development (ZPD), yaitu zona perkembangan proksimal yang menggambarkan jarak antara apa yang dapat dilakukan anak secara mandiri dan apa yang dapat dicapai dengan bantuan orang lain yang lebih berpengalaman. ZPD ini menekankan bahwa anak dapat mencapai kemampuan yang lebih tinggi dengan dukungan atau bimbingan dari orang dewasa atau teman sebaya. Misalnya, seorang anak mungkin belum bisa menyelesaikan tugas matematika yang kompleks secara mandiri, tetapi dengan bantuan guru atau orang tua, ia bisa memecahkannya.

Selain itu, Vygotsky juga memperkenalkan konsep scaffolding, yakni dukungan sementara yang diberikan kepada anak selama proses belajar. Dukungan ini bertujuan membantu anak mencapai tugas yang berada dalam ZPD-nya. Seiring dengan kemajuan keterampilan anak, bantuan tersebut secara bertahap akan dikurangi, hingga anak mampu melakukan tugas tersebut secara mandiri. Scaffolding menekankan peran penting orang dewasa dalam memberikan bimbingan pada anak dalam proses belajar yang menantang, tanpa langsung memberikan jawaban.

Vygotsky juga menekankan pentingnya bahasa sebagai alat utama dalam perkembangan sosial dan kognitif. Menurutnya, melalui bahasa, anak-anak dapat berkomunikasi dengan orang lain, menyerap informasi, dan mengembangkan cara berpikir. Bahasa, bagi Vygotsky, merupakan sarana bagi anak untuk menginternalisasi pengetahuan yang diperoleh dari lingkungan sosialnya dan mengubahnya menjadi alat untuk berpikir dan memecahkan masalah.

Teori Perkembangan Sosial Jean Piaget
 

Jean Piaget, seorang psikolog Swiss, memiliki pandangan yang berbeda mengenai perkembangan kognitif dan sosial. Teori Piaget berfokus pada tahapan perkembangan kognitif yang ia percaya berlangsung secara universal dan dalam urutan yang tetap. Piaget membagi perkembangan anak menjadi empat tahap utama: sensorimotor (0-2 tahun), praoperasional (2-7 tahun), operasional konkret (7-11 tahun), dan operasional formal (11 tahun ke atas).

Dalam pandangan Piaget, perkembangan kognitif terjadi melalui interaksi anak dengan lingkungan fisiknya, bukan semata-mata melalui interaksi sosial. Menurut Piaget, anak-anak adalah "ilmuwan kecil" yang secara aktif mengeksplorasi dunia mereka, melakukan eksperimen, dan membangun pengetahuan melalui proses asimilasi (mengintegrasikan informasi baru ke dalam skema yang ada) dan akomodasi (mengubah skema untuk menyesuaikan dengan informasi baru).

Meski begitu, Piaget juga menyadari peran penting interaksi sosial dalam perkembangan kognitif, terutama pada tahap operasional konkret dan operasional formal. Pada tahap operasional konkret, anak-anak mulai dapat memahami perspektif orang lain dan bekerja sama dalam kelompok. Pada tahap operasional formal, anak mampu berpikir secara abstrak dan mempertimbangkan berbagai pandangan. Namun, Piaget menekankan bahwa perkembangan sosial anak lebih merupakan hasil dari proses internal dan kognitif yang mereka lalui secara mandiri, daripada akibat langsung dari pengaruh orang lain.

Bagi Piaget, perkembangan sosial mengikuti perkembangan kognitif. Artinya, anak-anak tidak akan mampu terlibat dalam interaksi sosial yang kompleks sampai mereka mencapai tingkat tertentu dalam perkembangan kognitif mereka. Sebagai contoh, anak-anak pada tahap praoperasional cenderung egosentris dan belum mampu memahami sudut pandang orang lain. Hanya pada tahap operasional konkret mereka mulai mengembangkan kemampuan untuk melihat dari perspektif orang lain.

Perbandingan Vygotsky dan Piaget
Perbedaan utama antara teori Vygotsky dan Piaget terletak pada bagaimana mereka memandang peran interaksi sosial dalam perkembangan anak. Vygotsky menekankan bahwa perkembangan kognitif dan sosial anak sangat tergantung pada lingkungan sosialnya. Ia percaya bahwa belajar mendahului perkembangan, dan bahwa melalui interaksi sosial, anak-anak dapat mencapai tingkat perkembangan kognitif yang lebih tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun