Sitinjau Laut, sebuah nama yang tak asing lagi bagi masyarakat Sumatera Barat. Terletak di ketinggian 3.600 kaki di atas permukaan laut, kelokannya yang indah dan pemandangan alamnya yang memukau telah menjadikannya salah satu destinasi wisata favorit di Sumatera Barat.Â
Sitinjau Laut dapat menjadi salah satu destinasi wisata di akhir pekan, dengan makan mie rebus dan secangkir kopi kita dapat menikmati udara segar, yang dihasilkan dari pepohonan sekitarnya.Â
Salah satu tempat yang paling direkomendasikan di Sitinjau Laut adalah Panoram dimana pada malam hari kita akan disuguhkan pemandangan kota padang dan kendaran yang melintas.Â
Sitinjau laut jalan yang memiliki kelokan dengan tanjakan yang ekstrim untuk dilalui, saat melalui Sitinjau laut sebaiknya kendaraan yang digunakan dalam kondisi baik dan prima.
Namun, di balik keindahannya, Sitinjau Laut juga menyimpan cerita kelam. Jalan yang menghubungkan Padang dan Solok ini terkenal dengan tingkat kecelakaan yang tinggi, sehingga dijuluki sebagai "jalur kematian".Â
Sitinjau yang dulunya merupakan gunung yang dijadikan sebagai jalan membuat jalan yang dilalui berdampingan dengan tebing yang tinggi. Hal ini sering menyebabkan kemacetan dan akses jalan terputus karena tanah longsor disaat curah hujan yang cukup tinggi. Tidak hanya tanah yang menjadi permasalahan di sitinjau laut, jurang yang dalam juga merupakan hal yang sangat menakutkan disana.Â
Dimana Sitinjau dari arah Padang terdapat tanjakan yang tajam, dan Sitinjau dari arah Solok penurunannya yang menukik membuat banyak kendaraan gagal untuk melewatinya. Banyak terjadi kecelakaan yang akhirnya memakan korban baik yang selamat ataupun meninggal di tempat disebabkan oleh tidak kuatnya kendaraan menanjak atau menuruni sitinjau, di akibatkan rem blong dan menyelip kendaraan lain.
Inilah mengapa sitinjau laut dinamakan jalan kematian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H