Mohon tunggu...
Sri Lestari
Sri Lestari Mohon Tunggu... Penulis - Pengajar, Penulis, Peneliti

Tertarik pada isu pendidikan dan gender

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Gaya Parenting Artis adalah Wajah Patriarki Kita

9 Maret 2023   15:33 Diperbarui: 9 Maret 2023   15:35 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Gaya pengasuhan anak ala Nikita Willy menjadi topik yang cukup digemari hari ini. Seringkali berita tentang pengasuhan ala Nikita berseliweran dalam akun Instagram Ibu-Ibu muda seperti saya maupun berita-berita online. Framing ini membuat Parenting ala Nikita seperti menjadi role model pengasuhan anak masa kini. 

Kerap kali ditemukan pujian dalam kolom komentarnya, meskipun ada juga cibiran dan seringkali membandingkan kondisi si pengomentar dan Nikita. Tidak hanya Nikita Willy, artis lain seperti penyanyi Andien juga kerap menjadi sorotan. Suatu kali, postingan andien tentang penerapan metode BLW mendapatkan kritikan tajam para pengguna media sosial.

Baik kritikan ataupun pujian pada pola asuh menjadi bukti bahwa perhatian publik kini tertuju pada parenting. Besarnya perhatian publik pada pola Asuh membuat semakin populernya kanal media online di Indonesia memberitakan informasi atau edukasi pola  asuh. 

Belakangan ini, kanal media online menggunakan istilah parenting dalam menjabarkan pola asuh. Istilah parenting lebih banyak digunakan besar kemungkinan karena ada praktik sosial baru yang merujuk bahwa pola asuh menjadi tanggung jawab bersama. Ada kemungkinan juga pilihan kata parenting pada berita-berita populer mungkin ingin menarik pembaca wanita dan pria.

Namun, kenyataannya deskripsi parenting yang ada tidak serta merta mengubah wajah patriarki kita. Pola pengasuhan tidak serta merta secara substansial berubah. Hubungan patrialkal dalam rumah akan tetap ada. 

Konsepsi tentang pengasuhan adalah semata-mata tanggung jawab perempuan tetap tercermin dari bagaimana framing media yang lebih dominan membahas peran-peran Ibu dalam tugas pengasuhan. 

Ibu/perempuan tetap menjadi subjek daripada komentar-komentar, bahkan komentar paling buruk sekalipun. Baik Nikita maupun Andien, mareka adalah subjek yang pertama-tama akan dielu-elukan publik dan yang paling utama mendapat kecaman sosial atas gaya pengasuhan mereka.

Menjadi perempuan atau menjadi laki-laki mungkin merupakan kategori jenis kelamin yang ditetapkan sejak lahir. Namun, seharusnya pengasuhan berlaku sebaliknya. 

Pengasuhan bukanlah hal yang ditetapkan sejak lain namun merupakan peran gender yang dapat dilakukan baik laki-laki maupun perempuan. Terlebih, pergeseran peran permpuan yang kini semakin banyak berada di ranah publik sehingga paradigma pengasuhan seharusnya perlu dituntut untuk berubah.

Jika peran pengasuhan tetap dibebankan pada perempuan, bukan tidak mungkin akan terjadi beban kerja ganda. Selain mencari tambahan untuk ekonomi keluarga, perempuan harus pula dibebankan untuk optimal mengasuh anaknya. 

Double Burden atau beban kerja ganda ini yang kemudian menjadi akar masalah pada karir perempuan yang lambat berkembang dari pekerja laki-laki. Di sisi lain, jika karir perempuan lebih baik streotip yang melekat pada masyarakat tetap melihat perempuan secara negatif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun