Mohon tunggu...
sri lestari
sri lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

saya seorang mahasiswi yang berasal dari sumatra utara, namun berkuliah di Aceh tepatnya di Institut Agama Islam Negri Langsa. hobi saya menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Diary

Orang Asing yang Ku Anggap Keluarga

8 Desember 2024   13:34 Diperbarui: 8 Desember 2024   13:38 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Aku akan menceritakan sepenggal kisa hidupku di perantauan, aku kuliah di Langsa (Aceh) tanpa adanya saudara dan hanya beberapa teman sekolahku yang juga kuliah di Langsa ini yang aku kenal dan hampir kesemuannya itu laki-laki. Awalnya ku kira aku datang kemari tanpa seorangpun yang aku kenal, ternyata ada.

Sampailah aku di kota ini dan tinggal di sebuah asrama kampus. Aku adalah orang yang introvert, malas bergaul dan sempat trauma dengan dunia pertemanan. Karna masa akhir SMA ku ya suram, yah aku tau, aku orangnya pendiam tapi tidak dengan menjatuhkan mentalku juga, katanya kamu sahabat baikku yang sudah paham bagaimana aku, namun ketika aku berbicara kebenaran kenapa kamu bilang aku ini diam-diam menghanyutkan, diam-diam bikin keadaaan runyam, inikah yang namanya sahabat? Hal inilah yang membuatkku trauma akan dunia pertemanan.

Disini aku menemukan suasana baru, orang baru, tempat asing yang tidak pernah ada dalam pikiranku itu kota Langsa terletak di Provinsi Aceh yang kutahu Aceh adalah Aceh Singkil (Aceh Selatan) dan Banda Aceh, setelah sampai sini baru kutahu ternyata Aceh itu luas.

Di Aceh jarang kita temukan orang non-islam kecuali di kampus umum banyak orang dari kalangan kristen, karna Aceh memiliki budaya islam yang kental dan Aceh memiliki banyak universitas baik Negri, umum dan swasta. Aku berkuliah di salah satu kampus PTKIN terbaik se Aceh yaitu Institut Agama Islam Negri Langsa, yah Walaupun masih berstatus Institut namun jangan di ragukan lagi, menurutku inilah kampus terbaik, karna biaya kuliah yang masih terjangkau dengan penghasilan kedua orang tuaku yang seorang petani. Dikampus ini juga banyak beasiswa yang bisa didapatkan namun aku gagal mendapatkan segala jenis beasiswa itu.

Aku sempat heran ketika mulai berkuliah dan dikelasku hanya aku dan satu teman laki-lakiku yang dari luar Aceh, ketika masuk kelas memulai perkuliahan aku binggung ketika salah seorang temanku yang hanya sendiri ketika berbicara mengatakan "kami" padahal dia sendiri, perlahan aku paham ternyata memang kebanyakan orang Aceh membahasakan dirinya sendiri itu dengan kata "kami" kata ini terdengar lebih sopan untuk di dengar. Namun sudah 3 tahun saya berada di Aceh saya tidak bisa dan tidak paham dengan bahasanya karna bahasa Aceh termasuk salah satu bahasa yang sulit di Ucapkan di Indonesia.

Seiring berjalannya waktu aku mengikuti sebuah organisasi yang di sebut dengan LDK (Lembaga Dakwah Kampus) alasan ku mengikuti organisasi ini karna melanjutkan perjuanganku yang mana pada saat aku Aliyah (SMA) sudah bergabung di Organisasi Rohis, maka di sini aku melanjutkan perjuangan Dakwah walaupun aku bukan ahli dakwah.

Di LDK aku banyak belajar dan LDK membuatku setia hanya padanya karna aku tidak mengikuti organisasi lain. Bukan karna dilarang tapi karna aku malas mengikiti segala jenis organisasi karna menurutku ga ada yang cocok dengan keseharianku yang mageran ini. Yah walaupun di LDK banyak kegiaatan aku selalu berusaha melawan rasa malasku ketika LDK memanggil.

Jabatanku di LDK hanya sebagai anggota bidang Kaderisai namun peran kaderisasi cukup berat di LDK karna Kaderisasi adalah jantungnya LDK. Kaderisasi yang mengontrol kader lain, kaderisai yang mendata kader yang ingin bergabung, kaderisasi yang mengkader, kaderisasi yang menilai dan kaderisasilah yang paling banyak program kerjanya. Aku nyaman berada di kaderisasi, walau banyak orang yang takut milih bidang kaderisasi yang katanya galak padahal mah engga harus galak, aku orangnya cuek dan kadang ga peduli tapi tetap setia di kaderisasi tidak tertarik dengan bidang lain. LDK mempunyai 6 bidang, tentu ada Kaderisasi, syiar, kemuslimahan, humas media, danus dan kesekretariatan.

Di LDK lah aku mendapatkan keluarga baru, di sini banyak orang dengan asal yang berbeda namun selalu berusaha untuk tetap kompak. Suka duka di LDK sudah di lalui. Aku semangkin merasakan kekeluargaan itu ketika aku kecelakaan di bulan oktober lalu, pada saat itu juga LDK sedang buat acara IHSD (International Hijab Solidarity Day), niat hati nanti waktu selesai PKL akan bergabung ke acara LDK namun Kadarullah pagi ketika mau berangkat PKL aku mengalami kecelakaan dan menghilangkan separuh gigi kapakku, aku korban namun aku yang ganti rugi.

Setelah kembali ke kos aku mengabari salah satu pengurus kalau aki tidak jadi berhadir namun bolehkah nasi makan siangku diantar kekos, dia bertanya kenapa kak? Setelah tahu keadaanku mereka terutama ketua umum LDK abangda Haikal Izhar langsung bilang pada pengurus lain untuk menjengukku, ku bilang keadaanku baik-baik saja namun beliau kayak memaksa pengurus perempuan untuk menjenguk saya, dan datanglah wakil ketua LDK kakak Aulia Mauliza dan beberapa pengurus perempuan, padahal posisi bu wakil tidak berada di langsa beiau berusaha datang jenguk saya jauh-jauh dari rumah ke Langsa.

Kekeluargaan ini lah yang membuat saya betah berteman sama mereka padahal kita hanya orang asing yang di pertemukan untuk melanjutkan perjuangan Dakwah Rasulullah Saw. Orang asing bisa menjadi keluarga, keluarga belum tentu selamanya menjadi keluarga bisa aja suatu saat menjadi musuh yang berbahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun