Mohon tunggu...
Sri Lala Musaropah
Sri Lala Musaropah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi

Belajar mengekspresikan diri melalui ketikan jari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Gen Z Dalam Moderasi Beragama di Era Digitalisasi

10 Maret 2024   00:19 Diperbarui: 10 Maret 2024   13:36 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inhttps://www.rri.co.idput sumber gambar

PERAN GENERASI Z DALAM MODERASI BERAGAMA DI ERA DIGITALISASI         Didalam Kehidupan tentunya akan mengalami berbagai perubahan begitu pula dengan berkembangnya zaman akan melahirkan generasi yang berbeda beda  saat ini banyak orang yang mengatakan era digitalisasi yang mana lahirnya generasi yang disebut dengan gen Z . Gen z adalah generasi yang lahir di zaman internet yang semakin canggih. gen z kerap menggunakan internet sebagai sarana untuk mempermudah pekerjaan mereka  disisi lain, teknologi digunakan anak anak muda Gen-Z sebagai sarana hiburan  seperti YouTube, Instagram, tiktok, WhatsApp, Facebook, Twitter. Dampak buruknya dari ketergantungan internet ini muncul lah mental Sombong, insecure, overthinking, ini lah  laporan American Psyiciatric Association pada tahun 2020Dalam buku Generation-Z : A Century in the making karangan Corey Semiler dan Menghan Grace disebutkan bahwa Gen-Z tumbuh di era informasi dan kecepatan tinggi teknologi  . Oleh sebab itu,generasi Z merupakan yang melek terhadap teknologi maka harus bisa mempergunakan kecanggihan teknologi sebagai sarana untuk menyebarluaskan informasi yang mendukung persatuan dan kesatuan seperti halnya tentang moderasi beragama di negeri ini. Namun sayang hadirin, generasi z ini memiliki kecenderungan ketergantungan terhadap teknologi, tidak percaya diri, sulit mengontrol emosi,bahkan sering mengalami mental healthy. Hal itu terbukti dalam survei yang dilakukan oleh McKinsey Health Institute yang berbasis di Amerika Serikat.
  Moderasi beragama sudah dikenal lama sebagai prinsip hidup dalam sejarah umat manusia. Dalam mitologi Yunani kuno, prinsip moderasi sudah terlebih dahulu dikenali. Hal ini terbukti bahwa adanya pahatan pada inskripsi patung Apollo di Delphi dengan tulisan Medan Agan yang memiliki arti "tidak berlebihan". Pada saat itu moderasi dipahami sebagai suatu nilai untuk melakukan segala sesuatu secara seimbang dan tidak berlebihan. Dalam Islam moderasi dikenal dengan konsep wasathiyyahh.
Sikap Moderat dapat diartikan sebagai sikap Wasathiyyah, sikap tengah-tengah, sikap adil, dan sikap seimbang. Hal ini selaras dengan apa yang dikatakan almarhum Kyai Haji Ahmad Hasyim Muzadi Allahu yarham. Moderat atau Wasathiyyah itu

Artinya: "Wasathiyah atau moderat adalah keseimbangan diantara keyakinan (yang kokoh) dengan toleransi".
Lebih dalam lagi kata moderat yang diambil dari bahasa arab wasathan/wasathiyah. Itu terdapat dalam Al Quran Juz ke-2 surah al- Baqarah ayat 143:

Prof. Dr. Muhamamd Quraish Shihab di dalam kitab Tafsir Al Misbah jilid pertama halaman 346 menjelaskan bahwa umat Islam dijadikan sebagai ummatan wasathan (umat yang berada di pertengahan) dengan cara menjadi teladan dan bersikap moderat.
Disamping itu, baginda Nabi Muhammad Saw pun, sangat menganjurkan agar umatnya untuk selalu memilih jalan tengah, yang diyakini sebagai jalan terbaik. Seperti halnya dalam kitab hadits Jami' al-Ushul fi Ahadits al-Rasul Juz 2 Hal. 318-319 karangan Asy Syekh Al Imam Al Alamah Al-Mubarak bin Abu al-Karam Muhammad bin Muhammad bin Abd al -Karim bin Abd al-Wahid Al-Syibani, mengatakan bahwa Nabi Muhammad Saw, bersabda;

"Sebaik-baik urusan adalah jalan tengah."
Hadirin Yang Dirahmati Allah
Harus kita garis bawahi bahwasannya tatkala zaman semakin berkembang, seharusnya agama pun semakin cemerlang. Tatkala zaman semakin maju, keilmuan agama pun semakin bermutu. Sebab, sejatinya orang yang beragama itu pasti berakal, bukan malah menjadi radikal. Dan, sejatinya orang yang beragama itu menjadi teladan, bukan malah menyebar kebencian dan kekerasan apalagi saling bantai sampai pembunuhan .
Dapat disimpulkan bahwa Generasi Z yang paham dan melek teknologi diharapkan menjadi garda terdepan untuk menjaga persatuan di Indonesia yang kaya akan keberagaman.Sebagai kontrol sosial untuk menolak segala macam bentuk provokasi yang berusaha memecah belah negeri ini. Peran generasi Z dalam menjadi agen moderasi beragama terutama di era digitalisasi yaitu menjadi kontrol sosial dalam media sosial, bersikap pertengahan atau tidak terlalu fanatik, menjadi umat yang baik, serta mengajarkan tentang pentingnya moderasi beragama di lingkungan sekitarnya. Maka dari itu,  tidak dapat dipungkiri bahwa generasi tersebut adalah generasi penerus bangsa yang membawa misi indonesia dalam mencapai citacitanya yaitu Indonesia emas 2045.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun