Pelakor
kusapa dikau puan pelakor bermodalkan mulus bodi seksi tapi sereceh uang koin
Rambut pirang wajah oval bibir merah bak delima merekah
Dengan kain pembalut kulit glamor,kurang bahan  lagi transparan
Lemah gemulai lenggokmu memburu mangsa diladang perburuan bersenjatakan kata-kata manis
Boleh kutanya ? apa gerangan yang membuatmu begitu ambisius?
Merampas pria dari hangat peluk ku
Â
Hei perempuan-perempuan jalang yang durjana
Bertepongkan kemunafikan belaka
kau telah  menghancurkan singgasana  istana yang kubangun bertemankan air mata
Kenapa harus dia yang kau buruh?
Apa tak ada mangsa lain yang lebih berkualitas priaku itu ?
Hingga kau seperti kehilangan akal
Entalah apa dan bagaimana dengan istanaku sekarang
Perempuan yang kupikir adalah makhluk paling mulia ternyata nihil
Semua itu hanya slogan murahan
Dia adalah binatang liar yang sedang jinak bersama pria ku
dengan mulut berbisa bak ular cobra