PENGEMBANGAN MOTORIK HALUS KELOMPOK A DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PASIR AJAIB DI TK AL IKHLAS KARANGKATES KABUPATEN MALANG
Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Butir 14 dinyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, 2003).
Berdasarkan aspek pedagogis bahwa masa usia dini merupakan masa peletak dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Artinya, masa kanak-kanak yang bahagia merupakan dasar bagi keberhasilan di masa datang dan sebaliknya. Untuk itu, agar pertumbuhan dan perkembangan tercapai secara optimal, maka dibutuhkan situasi dan kondisi yang kondusif pada saat memberikan stimulasi dan upaya pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak yang berbeda satu dengan lainnya (Indrijati, 2016:157).
Menurut Hurlock perkembangan motorik terdiri dari dua macam diantaranya motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan motorik kasar merupakan hubungan pergerakan sikap tubuh yang memerlukan tenaga oleh otot-otot besar. Sedangkan untuk tenaga otot lebih kecil dikoordinasikan untuk motorik halus. Perkembangan motorik halus merupakan sangatlah penting bagi anak usia dini, karena anak usia dini merupakan masa keemasan atau yang biasa disebut masa golden age sehingga rangsangan yang diberikan anak usia dini akan berpengaruh dan bermanfaat di kehidupan yang akan mendatang (Maftutah, 2004).
Pada salah satu kelas di TK Al Ikhlas Karangkates  terlihat masalah yang terjadi terutama pada perkembangan motorik halus anak. Berdasarkan pengamatan, diantaranya 4 anak yang mengalami sedikit keterlambatan pada kemampuan motorik halus. Hal ini terlihat pada saat anak-anak melakukan kegiatan sebelum menulis anak dilihat pada saat memegang pensil kurang tepat, membuat coretan garis yang belum terarah, mengalami sedikit hambatan dalam menirukan tulisan huruf maupun angka, mewarnai yang belum rapi dan keluar garis, dan sebagainya. Kemampuan motorik halus anak yang masih rendah disebabkan karena belum adanya inovasi dan kurangnya stimulus pada anak ketika dirumah, karena ketika anak-anak dirumah lebih sering bermain menggunakan gadget dibandingkan berinteraksi dengan dunia nyata.Â
Berdasarkan masalah tersebut peneliti mengambil sebuah solusi dengan melakukan kegiatan bermain seraya belajar yang dapat memecahkan masalah tersebut, yaitu dengan bermain pasir ajaib. Kegiatan bermain pasir ajaib ini bisa dimainkan dengan kegiatan menuang, membentuk, dan menggambar. Bermain pasir ajaib ini peneliti terinspirasi oleh anak yang sedang bermain pasir dirumah, pada saat bermain pasir anak bisa bereksplorasi membentuk berbagai macam bentuk dari pasir.
Berdasarkan penelitian yang diperoleh dengan menggunakan metode deskripsi kualitatif maka dapat dibuktikan bahwa permainan pasir ajaib pada pertemuan pertama anak melakukan kegiatan menuang pasir ajaib ke dalam gelas dengan menggunakan sendok. Hasil dari kegiatan tersebut mencapai kriteria anak berkembang sesuai harapan dikarenakan anak mampu melakukan kegiatan tersebut tanpa bantuan. Selanjutnya, anak melakukan kegiatan menggambar di atas pasir ajaib menggunakan jari. Hasil dari kegiatan tersebut anak sudah mampu menggambar di atas pasir ajaib akan tetapi masih dalam bantuan.
Pada pertemuan kedua anak melakukan kegiatan menulis huruf di atas pasir dengan menggunakan jari. Hasil dari kegiatan tersebut mencapai kriteria anak sudah mampu menulis huruf di atas pasir ajaib tetapi masih dalam bantuan. Selanjutnya, anak melakukan kegiatan membuat bentuk yang disukai dari berbagai macam cetakan. Hasil dari kegiatan tersebut anak mencapai kriteria berkembang sesuai harapan dikarenakan pada saat melakukan kegiatan tersebut tanpa bantuan meskipun hasil cetakan belum rapi.
Pada pertemuan ketiga anak melakukan kegiatan menggambar benda yang disukai di atas pasir ajaib. Hasil dari kegiatan tersebut anak sudah mampu melakukannya dengan baik tanpa bantuan. Selanjutnya, anak melakukan kegiatan menulis angka 1-10 di atas pasir ajaib. Hasil dari kegiatan akhir ini, anak sudah mampu dan berkembang sesuai harapan melakukan dengan baik tanpa bantuan.
Maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya kegiatatan bermain pasir ajaib membuktikan kemampuan aspek motorik halus anak dapat dikembangkan, dengan menggunakan beberapa tahapan yang telah ditentukan pada penelitian ini. Setiap pertemuan, aktivitas yang ditunjukkan oleh anak semakin meningkat. Peneliti berharap dengan adanya permainan pasir ajaib ini dapat memudahkan anak untuk melakukan motorik halus seperti menulis, menggambar, dan membentuk.
Sumber: