Mohon tunggu...
Sri Herwati
Sri Herwati Mohon Tunggu... -

Saya lahir di kota Klaten, Jateng. Dibesarkan orang tua dan keluarga di Klaten. Saya sekarang kuliah di Jogjakarta kota istimewa dan kota kedua bagi saya. Semoga dimanapun keberadaan saya selalu diberi keberkahan oleh yang Maha Kuasa.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Habis Manis, Sepah Dibuang "Dulu Berjaya Sekarang Merana"

19 November 2014   22:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:23 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1416383993404319621

HABIS MANIS SEPAH DIBUANG

“ Dulu Berjaya Sekarang Merana “

Ya, habis manis sepah dibuang peribahasa yang mungkin memang dapat disandangkan kepada beberapa bahkan banyak atlet nasional ataupun internasional di Indonesia. Atlet merupakan orang yang ikut serta dalam suatu kompetisi olahraga kompetitif (wikipedia). Adalah sebuah kebanggaan tersendiri bisa menjadi seorang atlet, bagaimana tidak? mereka yang menjadi atlet sampai mendapat juara di kanca Nasional bahkan Internasional pastilah membawa harum nama bangsa ini bangsa Indonesia, apalagi ketika status atlet yang mereka sandang berawal dari hobby yang ditekuni lebih lanjut dan akhirnya menjadi ladang pekerjaan bagi mereka. Tetapi, menjadi atlet bukanlah suatu hal yang mudah, butuh perjuangan dan proses yang panjang untuk dapat benar-benar menyandang status sebagai atlet, tak jarang para atlet harus memberikan sebuah keberhasilan yang nyata dari kanca Nasional bahkan Internasional agar mereka memang benar-benar diakui sebagai seorang atlet.

Ivana Lie adalah salah satu atlet cabang bulutangkis yang berjaya pada masanya, beliau menjuarai SEA GAMES 1979 dan 1983, pada masa pemerintahan SBY kemarin beliau menjadi pegawai Kementrian Pemuda dan Olahraga, beliau juga masih sering tampil di televisi menjadi komentator ajang kejuaraan Bulutangkis yang di siarkan di Indonesia. Bukan hanya Ivana Lie saja atlet yang berprestasi dan diberi apresiasi berupa pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil atau pegawai BUMN tapi juga msih ada yang lain. Ada juga Rudi hartono (Bulutangkis), Ade Rai (Binaraga), Susi Susanti (Bulutangkis), Asmara (Sepak bola), Taufik Nur Hidayat (Bulutangkis) yang belum lama ini gantung raket dan memilih pensiun dari dunianya, kini mereka masih bisa hidup mapan karena mengelola bisnis. Para mantan atlet ini tampaknya sudah merencanakan kehidupan selanjutnya setelah mereka satu per satu mundur dari dunia atlet yang bertahun-tahun mereka geluti.

Dibalik kesuksesan para pensiunan atlet tersebut terselip keprihatinan, sebut saja Marina Sagedi mantan atlet pencak silat. Dilangsir dari fanspages facebook Badminton Never Die (BaND)beliau ini mendapat tunjangan ruman dari Kemenpora, namun tunjangan itu didapat Marina setelah menjalani kehidupan yang kurang layak. Ada pula Hapsani, peraih medali perak dan perunggu di SEA GAMES 1981 dan 1983 juga mengalami hidup pas-pasan. Bahkan mantan atlet lari estafet 4x 100 meter ini terpaksa menjual medali yang diperolehnya ke pasar loak di Jatinegara Jakarta Timur, pada 1999. Sungguh sebuah ironi, perjuangan bertahun-tahun untuk mengharumkan nama bangsa Indonesia seperti tidak ada harganya, mereka yang dulunya berjaya sekaranag justru merana. Yah, habis manis sepah dibuang ketika mereka bisa menghasilkan sesuatu untuk Indonesia sesuatu yang sangat manis mereka di eluh-eluhkan, tetapi ketika mereka sudah tak berdaya mereka kini ditinggalkan bahkan dilupakan. Lagi, Yuni Astuti mantan atlet bulutangkis yang mengalamai kecelakaan yang menyebabkan cedera kaki 25 tahun silam, pupus harapan Yuni untuk kembali lagi ke dunia bulutangkis. Bagaimana tidak, setelah beliau ini mengalami kecelakaan tersebut tak ada perhatian sedikitpun dari pemerintah. Info dari fanspages facebook Badminton World Fans (BWF), Yuni Astuti sudah antipati dengan dunia bulutangkis, beliau sudah tak mau lagi mengurusi medali-medali yang beliau raih selama menjadi pemain bulutangkis sekarang beliau justru sibuk dengan pekerjaan barunya “mengamen” yang menjadi ladang penghasilan untuknya dalam menyambung hidup. Sekali lagi ini sangat memprihatinkan, seorang yang dulunya bangga dengan cabang bulutangkis sekarang justru berbalik menjadi antipati dengan bulutangkis ditambah dengan nasib hidupnya kini yang memaksa beliau menjadi pengamen demi melanjutkan kehidupannya. Sebenarnya tak hanya mereka saja yang merana setelah memutuskan mundur dari dunia atlet, masih banyak para mantan atlet yang senasib dengan mereka hanya saja kurang ter-ekspose oleh media. Lalu bagaimana nasib para mantan atlet nasional Indonesia sekarang ini? Apakah para atlet harus di-ekspose terlebih dahulu agar pemerintah bisa bergerak?

Dari detiknews didapat informasi Icuk Sugiarto yang merupakan ketua Ikatan Atlet Nasional Indonesia (IANI) pada saat itu mengatakan bahwa, mudah saja menemukan atau mencari tahu nasib para mantan atlet yang dulu pernah meraih prestasi jika memang pemerintah serius. Lantas siapa yang harusnya bertanggungjawab tentang nasib para mantan atlet nasional dalam meneruskan kehidupannya? Bagaimana sebenarnya gerakan pemerintah untuk membantu para atlet nasional ini? Ya, Tunjangan pensiunan atletlah yang setidaknya dibutuhkan para mantan atlet nasional tak hanya itu penghargaan, apresiasi dan jaminan kelayakan hidup setelah mundur dari dunia atlet juga harusnya diberikan pemerintah kepada para mantan atlet nasional yang berprestasi. Dengan adanya tunjangan dan jaminan kelayakan hidup yang diberikan, setidaknya para mantan atlet nasional bisa hidup dengan layak dan juga sedikit memberikan kelegaan kepada para atlet masa kini bahkan masa depan untuk tidak khawatir memikirkan nasibnya kelak ketika sudah tidak lagi menjadi seorang atlet. Para atlet bisa fokus dalam meraih berbagai kejuaraan secara optimal tanpa ada gangguan beban pikiran masa depan mereka. Yah, janji hanyalah janji, banyak yang mengatakan bahwa pemerintah hanya modal janji saja, alih-alih akan memberikan bantuan kepada mantan atlet nasional, pada akhirnya yang didapat hanyalah zonk “nol”. Saat ini kita hanya bisa beharap pemerintah benar-benar memikirkan nasib para mantan atlet dan bergerak untuk sekedar membantu ataupun langsung dengan mengadakan penetapan pensiunan untuk mantan atlet nasional Indonesia. Apalagi dengan adanya pemerintahan baru yang sekarang ini, harapan kita nasib para mantan atlet, atlet masa kini dan bahkan atlet masa depan diperhatikan sehingga atlet-atlet Indonesia bisa terus berprestasi membanggakan bangsa kita ini bangsa Indonesia tanpa beban nasib masa depan mereka. Sebagai warga negara sekalipun kita hanya bisa berharap dan mendorong pemerintah untuk mementingkan nasib para atlet setidaknya kita juga memberikan semangat serta dukungan kepada atlet kebanggaan kita. Tak hanya saat mereka berjaya saja kita memberikan apresiasi, ketika mereka gagal kita pun juga harus tetap memberi dukungan kepada mereka untuk tetap semangat dan tidak putus asa, bukan malah menyalahkan ketika mereka gagal yang justru akan menambah beban mental mereka. Karena ketika kita sebagai warga negara Indonesia mendukung para atlet ditambah dengan dukungan pemerintah akan menambah kekuatan bagi para atlet untuk meraih kejuaraan-kejuaraan yang ada baik dalam kanca Nasional maupun Internasional akhirnya bidang olahraga di Indonesia juga akan bangkit dan akan meraih kejayaan. Bravo olahraga dan jayalah olahraga Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun