Mohon maaf, saya belum pernah vote dan mengajukan Kompasianer.Â
Sekali lagi mohon maaf jika ada yang merasa tidak nyaman atas keterus terangan ini.Â
Tulisan ini mengajak Anda golvot, bukan golput. Golvot artinya golongan vote, istilah mengada ada yang saya buat sendiri untuk memilih nominee Kompasiana Award 2023.
Kompetisi tahunan ini sungguh menarik. Setiap tahun selalu bejibun antusiasme dalam menyambutnya. Beberapa Kners rajin membuat artikel penyambutan. Yang lain mengajukan nominee.Â
Eh, ada pula yang bela belain bikin 'partai lansia' agar musuh kesayangannya terpilih sebagai juara.Â
Sebenarnya itu sebuah jebakan betmen. Jika musuhnya itu juara maka beliau harus terus menerus berkarya hingga tua. Itupun tulisannya harus bermutu. Demi gengsi demi tidak dibully. Mau ditaruh dimana muka keriput itu jika juara namun artikelnya picisan.
Saya berharap agar jebakan itu dimakan. Kners rame rame dan riang gembira memilih partai lansia hingga jagoannya juara. Dengan demikian saling ejek via tulisan humor segar antar lansia itu tetap lestari.Â
Lihatlah, meskipun belum pernah berpartisipsi, saya menikmati rivalitas menjelang Kompasiana Award ini.Â
Walaupun rame dan penuh humor, hingga sekarang saya belum tertarik untuk promosi jagoan dan melakukan vote. Lagian belum pernah ada tuh yang iming imingi saya untuk melakukannya. Padahal, mungkin hanya dengan traktiran semangkok bakso plus es matcha, saya bisa berubah pikiran.Â
Agar tidak dituduh apriori, iri, kampanye hitam dan hal hal negatif lain, saya akan mengungkap alasannya. Mudah mudahan cukup logis dan bisa diterima.Â
1. Saya tidak mengenal dan membaca karya semua nominee.Â
Bagaimana harus memilih jika tidah tahu apa yang akan dipilih?