Akhir akhir ini saya sering merasakan keramahan para guru yang saya temui.Â
Senyuman disertai ucapan " Ada perlu apa Bapak? " dilanjut dengan "Bisa saya bantu? ", adalah kalimat yang sering menyambut saya.Â
Kedua kalimat itu adalah standar pelayanan para security yang sering kita temui di pintu bank. Apa para guru juga ikut pelatihannya para security?Â
Keramahan para guru saya rasakan dengan memakai pakaian apapun saat datang ke sekolah. Saat memakai baju preman saya disambut ramah. Demikian pula keramahan menghampiri ketika mengantar sesuatu dengan seragam ojol.Â
Saya maklumi disambut ramah ketika datang ke sekolah berpakaian preman. Maksud pakaian preman itu bukan seperti yang digambarkan di sinetron lho.. Kaos lengan pendek digulung, ditutup dengan rompi kulit dengan hiasan kancing besi berikut saku bertutup restleting besar, tak lupa kalung emas imitasi serta lengan berotot dan bertato. Bukan.. Pakaian preman maksudnya pakaian biasa, bukan baju atau jaket seragam.Â
Namun ketika memakai seragam ojol, yang biasanya diremehkan karena dianggap sebagai pesuruh, saya tetap disambut dengan sikap ramah. Ini semakin membuat saya yakin bahwa guru ikut pelatihan security yang tidak boleh pilih pilih tamu. He he he .. Â
Setahu saya, posisi para guru sekarang membuat mereka tertekan. Kebijakan pemerintah soal kurikulum dan tunjangan guru yang berubah ubah adalah salah dua alasannya.Â
Sebagian guru ketiban tugas menerapkan Kurikulum Merdeka. Guru guru tersebut mau tidak mau harus lebih kreatif dalam mengajar untuk membuat murid muridnya kreatif.Â
Bagi guru kreatif, tugas ini tidak menjadi masalah karena sudah terbiasa kreatif. Namun bagi guru yang tidak terbiasa dengan perubahan, tugas itu menjadikan mereka berambut putih lebih banyak dan wajahnya tambah berkerut.Â
Jangan jangan kode Pak Jokowi tentang presiden 2024 yang berambut putih dengan kerutan di wajah adalah seorang guru?Â