Rame rame kompasianer suhu bikin artikel tentang QQ.Â
Tak heran, karena beberapa Kners suhu yang rata rata sudah berumur melakukan QQ.Â
Berumur itu artinya ada dua. Yang bertama sudah berumur di Kompasiana yaitu yang sudah lama nulis tapi AU dikit apalagi karewodnya. Kalau karewodnya melebihi UMR, pastilah mereka akan nulis terus dan punya semboyan Never QQ.Â
Dan yang kedua, kners ubanan karena pigmen hitam rambutnya berkurang drastis akibat terlalu banyak makan asam dan garam. Tipe kners ini melakukan QQ karena sudah cukup umur, cukup duit, cukup pengetahuan namun kurang stamina. Salah satunya adalah saya.Â
Kurang stamina ini yang menyebabkan kami mengalami gejala yang disebut 'edi tansil' yaitu evaluasi dini tanpa hasil. Saya tak mengartikannya ejakulasi dini tanpa hasil. Kalau arti yang ini jelas ranahnya Acek Rudy. Sesama penggemar dan pelaku kamasutra dilarang saling mendahului.Â
Saya sebut evaluasi dini tanpa hasil, karena akhir akhir ini saya kebanyakan mikir atau mengevaluasi diri kalau mau nulis artikel.Â
Takut tak valid, tak uptodate, tak menarik dan (terutama) tak bisa AU membuat semangat menulis jadi terkikis. Saya jadi ikut ikutan QQ. Akibat edi tansil ini sepanjang Agustus lalu tak satupun artikel yang saya tulis.Â
Kondisi saya ini juga efek samping tulisan Engkong Felix yang sering 'menyenggol' para kners karena membuat artikel repetisi, click bait dan apalah. Padahal Engkong sendiri membuat judul beberapa artikelnya juga click bait.Â
Ketika saya komen kenapa judulnya click bait meniru media abal abal, beliau malah membalas "Justru media abal abal itu yang meniru saya".Â
Ah, Engkong memang lihay dan ken....( kenyang pengalaman)Â