Perlu juga diingat, di negara +62 ini, nikahan itu bukan sama pasangannya saja tetapi dengan keluarganya termasuk keluarga besarnya.Â
Dia saya kenalkan dengan keluarga besar. Saya pingin calon pacar saya tahu bagaimana keluarga kami menjalani kehidupan. Jika dia merasa nyaman, hubungan kami bisa dibina lebih serius.Â
Keterbukaan juga saya lakukan berkaitan dengan pergaulan. Kebetulan kami teman satu kantor. Si Dia saya kenalkan dengan sebanyak mungkin teman teman dan kolega. Makanya calon cewek saya tahu dan kenal dengan teman saya yang lebih cantik, lebih pintar dan lebih dewasa daripada dia.Â
Mungkin ini yang tak biasa. Saya mengenalkan dia dengan mantan idaman!Â
Saya jadi tahu cewek saya tak cemburuan, dia asyik asyik saja tuh berteman dengan mereka.Â
Akhirnya kami malah saling bercerita soal mantan. Ternyata dia pernah punya hubungan dengan dokter dan pengusaha, orang orang yang lebih pintar dan lebih tajir dibanding saya. Lha wong dia itu termasuk cantik dan anak orang kaya.Â
Apa ending tembakan puisinya?Â
Ha ha ha.. Sudah belasan tahun kami jadi pasangan suami istri. Kejujuran adalah jurus sakti yang manjur. Si Dia menerima saya apa adanya.Â
Berkat tambahan kepintaran anak anak kami tumbuh maksimal dan berkarakter baik.Â
Berkat kedewasaan yang terus bertumbuh, keluarga kami dikenal rukun dan tak macam macam.Â
Hal itu sesuai dengan apa yang saya tulis dalam puisi.