Artikel yang berkualitas tidak harus panjang. Ketika maksud dan pesan penulis bisa dengan mudah dipahami pembacanya dalam sebuah tulisan singkat, maka saya menyebutnya sebagai tulisan berkualitas.Â
Itu bukan soal kepakaran seseorang di bidang tertentu, tetapi bagaimana tulisannya dengan mudah dipahami oleh orang lain yang bukan bidangnya. Jika seorang ibu rumah tangga biasa bisa memahami artikel tentang nuklir, buat saya, itulah tulisan berkualitas dari seorang ahli nuklir.Â
Tulisan saya tidak berkualitas karena saya masih suka menulis panjang panjang. Ada kesombongan seolah olah tahu banyak padahal malahan menunjukkan tulisan saya tidak berkualitas. Tulisan saya bias, tidak fokus!Â
Bukti lain tulisan saya tidak berkualitas adalah tidak adanya unsur keilmuan tertentu di dalamnya.Â
Jila Anda sering baca artikel saya maka jarang didapati teori, rumus, kutipan para ahli dan hal keilmuan lain yang mendukung. Pendidikan dan literasi saya tak cukup mendukung. Hal itu menyebabkan saya tidak punya keahlian dan pengetahuan khusus. Kebanyakan yang saya tulis tentang pengalaman pribadi dan pengamatan tentang sebuah peristiwa. Tulisan saya tidak dalam!Â
Ketidak jelasan juga bisa diukur dari jumlah tulisan yang saya hasilkan. Jika dulu bisa menelurkan 1 tulisan per hari, kini dalam 1 minggu belum tentu muncul tulisan saya. Hal Ini jelas membuktikan bahwa saya benar benar tidak jelas. Tak ada konsistensi.Â
Jika penulis lain bisa beralasan sibuk atau tidak ada ide, alasan itu tidak berlalu untuk saya. Ada banyak waktu saat saya menunggu order atau istirahat. Akun saya saat ini tidak gacor.Â
Tentang ide, sebagai tukang ojol banyak kejadian yang bisa saya jadikan ide tulisan. Saya bisa saja mendapat ide saat bertemu pelanggan cantik, judes, baik hati, salah kirim, dapat tip dll. Namun kejadian tersebut tak membuat saya antusias menuliskannya. Saya Sakarepe dewe alias suka suka sendiri.Â
Saya sering kagum dengan kompasianer lain yang  fokus dalam menulis baik dalam kuantitas, kualitas maupun topiknya.Â
Banyak kompasianer yang hampir tiap hari menulis dan menayangkan artikel. Bahkan ada yang punya resolusi 1 hari 1 artikel. Mereka benar benar para penulis sejati.Â
Saya yakin bahwa suatu hari para penulis itu ada yang kehabisan ide. Namun mereka akan mencari dan mencari sehingga ide didapat tulisan bisa ditayangkan. Mereka Penulis pejuang.Â