"Kami siswa siswi SD Negeri Kalicacing 2 ramah dan peduli terhadap lingkungan.. "
Teriakan mereka menarik perhatian saya saat melintas di depan SDN 2 Kalicacing Salatiga. Kedua anak saya adalah siswa di SDN tersebut. Yang sulung kelas 6 dan adiknya duduk di kelas 2.
Kembali terdengar yel yel yang sama diteriakkan. Kali lebih keras lagi. Tangan kanan siswa siswi itu mengepal dan diangkat keatas. Sedangkan tangan kiri ditempatkan di depan dada sembari memegang poster. Semua poster terlihat bertemakan peduli lingkungan.Â
Saya yang sebenarnya hanya melintas saja, kemudian menjadi tertarik dan mampir.Â
Di pagar SD yang terletak di belakang Polres Salatiga itu, tertampang spanduk Car Free Day.Â
Dipimpin oleh Bu Guru Indah, guru yang lain tampak sedang membimbing para siswa melakukan yel yel. Sedangkan sebagian guru lain membuat dokumentasi foto dan video.Â
Saya kemudian mendekati salah seorang guru yang sedang membuat video dan bertanya tentang kegiatan ini.Â
" Bu, ini ada kegiatan apa"
"Ini kegiatan dalam rangka mengajak anak anak ramah dan peduli lingkungan Pak" Jawab beliau.Â
"Oo, kegiatannya apa saja", saya bertanya kembali.Â
" Ada beberapa kegiatan yang dilakukan. Tadi pagi anak anak sudah mengumpulkan sampah. Kemudian dilanjut dengan pameran poster yang dibuat oleh masing masing siswa dirumah masing masing. Mereka juga diminta untuk membuat vlog tentang lingkungan"
" Sekarang anak anak sedang belajar yel yel sambil memperlihatkan poster mereka. Setelah ini poster tersebut akan ditempel dan dipamerkan. Poster mereka dilombakan, nanti ada hadiahnya.. " Lanjut beliau.Â
Saya senang sekali mendengar penjelasan beliau. Kegiatan ini sangat berguna bagi anak anak. Mengenalkan kepedulian terhadap lingkungan memang harus diperkenalkan sedini mungkin.Â
Beberapa hari ini anak sulung saya memang sering bertanya tanya soal lingkungan. Dia juga terlihat asyik membuat gambar bumi yang di tulisi kalimat Save the Earth.Â
"Lalu, spanduk car free day itu untuk apa? Car free day khan biasanya dilakukan oleh pemkot " Saya bertanya kembali.Â
"Spanduk untuk kalangan kami sendiri Pak.. itu himbauan agar orang tua tidak mengantar anaknya memakai mobil atau motor. Kegiatan Car Free Day dilaksanakan setiap Jumat"
Batin saya "Oo.. Ini tho yang dimaksud anakku saat bertanya Car Free Day, tempo hari"Â
"Sejak kapan kegiatan ini dilakukan Bu..?Â
" Emm.. Hari ini yang pertama kali Pak. Rencananya akan menjadi kegiatan rutin yang dilakukan sebulan sekali.. Kecuali car free day yang setiap hari Jumat "
Saya bertambah senang mendengar penjelasan itu. Cinta lingkungan memang harus dilakukan dan dikumandangkan tidak hanya di momen tertentu saja seperti Hari Bumi. Seringkali kegiatan di momen itu lebih nampak sebagai seremonial saja.Â
Ramah dan cinta lingkungan harus dilakukan sesering mungkin. Program di SDN yang terletak di jalan Adisucipto ini menjadi contoh yang baik.Â
SD Negeri Kalicacing 2 Salatiga bukanlah sekolah favorit. Malahan dulu bisa disebut sekolah buangan untuk menggambarkan sekolah yang kurang diminati orang tua. Hal itu dibuktikan dengan sedikitnya anak anak yang bersekolah disana.Â
Saat anak saya yang besar mendaftar masuk kelas satu, muridnya tidak sampai 15 orang. Pun ketika adiknya juga mendaftar disitu 4 tahun kemudian, jumlahnya hanya 11 anak saja.Â
Saya tidak kuatir dengan jumlah murid yang sedikit itu. Saya malah senang, anak anak kami mendapat perhatian yang maksimal dari para guru. Dengan jumlah murid yang tak sampai 20 anak tiap kelas dari kelas 1 sampai 5, para guru bisa fokus untuk mengajari anak satu persatu. Khusus kelas 6 ada 22 anak karena ada beberapa murid baru yang masuk kemudian.Â
Kedua anak saya selalu bercerita riang soal sekolahnya. Setiap anak menjadi akrab satu sama lain. Semua jadi saling kenal; guru, siswa dan orang tua.Â
Para guru di sekolah tersebut campuran antara guru senior dan guru yang masih muda. Beberapa tahun ini saya melihat ada perbedaan cara pembelajaran disana. Kegiatan belajar mengajar tidak melulu dilakukan didalam kelas. Para siswa sering diajak untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di luar kelas. Anak anak terlihat sangat menikmati bila ada kegiatan tersebut.
Sayang pandemi corona kemudian menyerang sehingga pembelajaran tatap muka (PTM) ditiadakan. Sudah 1,5 tahun kegiatan kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring.Â
Kini, seiring dengan meredanya kasus corona, PTM dilakukan kembali walau terbatas. Anak saya masuk seminggu 3 kali dengan 2 jam pelajaran saja. Prokesnya juga ketat, anak anak harus memakai masker selama PTM.Â
Sebelum dan sesudah pelajaran mereka dicek suhunya serta harus menyemprotkan hand sanitizer. Hasil cek suhu ditulis dalam buku atau lembaran kertas sebagai dokumentasi dan evaluasi.Â
Kegiatan cinta lingkungan di SDN 2 Kalicacing sungguh sangat berarti bagi kami.Â
Ajakan Car Free Day sesuai dengan misi dunia untuk mengurangi polusi karbon yang mengkhawatirkan. Presiden Jokowi sendiri sudah mencanangkan program nasional untuk mengurangi emisi karbon.Â
Anak saya sangat antusias dengan pembelajaran luar ruang itu. Saya sebagai orang tua senang anak kami belajar cinta lingkungan sejak dini. Saya yakin, para guru juga bergembira karena programnya bisa bermanfaat untuk kami semua.
Salatiga, 101221.71
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H