TEORI BELAJAR SOSIAL ALBERT BANDURA: PENGARUH OBSERVASI DAN MODEL DALAM PEMBELAJARANÂ
   Albert Bandura, seorang psikolog asal Kanada, mengemukakan teori belajar sosial yang berfokus pada bagaimana individu belajar melalui pengamatan dan interaksi dengan orang lain dalam lingkungan sosial mereka. Teori ini menekankan bahwa banyak perilaku manusia tidak hanya diperoleh melalui pengalaman langsung, tetapi juga melalui pengamatan terhadap orang lain, yang disebut modeling. Teori ini menjadi dasar pemahaman penting dalam psikologi sosial dan pendidikan, dan telah memberikan kontribusi signifikan terhadap studi mengenai pembelajaran, perkembangan perilaku, serta kecerdasan sosial.
Artikel ini akan membahas dasar-dasar Teori Belajar Sosial Albert Bandura, serta beberapa konsep utama yang menjadi landasannya.
Dasar-Dasar Teori Belajar Sosial
   Teori belajar sosial Bandura, yang awalnya dikenal dengan nama Teori Pembelajaran Sosial atau Teori Pembelajaran Observasional, berfokus pada fakta bahwa banyak perilaku manusia diperoleh melalui pengamatan terhadap perilaku orang lain, atau yang dikenal sebagai modeling. Ini berarti bahwa seseorang tidak perlu mengalami secara langsung untuk belajar suatu perilaku, melainkan cukup dengan mengamati orang lain yang melakukan perilaku tersebut.
   Bandura berargumen bahwa individu tidak hanya belajar dari konsekuensi langsung dari tindakan mereka, tetapi juga melalui observasi (pengamatan) dan imitasi (peniruan) perilaku orang lain yang disebut sebagai model. Model ini bisa berupa orang tua, teman, guru, tokoh publik, atau bahkan karakter dalam media massa.
Konsep Utama dalam Teori Belajar Sosial
Berikut adalah beberapa konsep kunci yang menjadi dasar Teori Belajar Sosial Albert Bandura:
1. Observasi dan Imitasi
  Proses utama dalam teori ini adalah pengamatan terhadap perilaku orang lain dan peniruan perilaku tersebut. Bandura mengemukakan bahwa anak-anak, misalnya, belajar banyak hal---seperti keterampilan sosial, kebiasaan, nilai-nilai, dan pola perilaku---dengan cara mengamati orang di sekitar mereka, seperti orang tua, teman sebaya, atau media.
Contohnya, seorang anak yang melihat orang dewasa berperilaku agresif terhadap orang lain (misalnya, memukul) mungkin akan meniru perilaku tersebut, terutama jika mereka melihat bahwa perilaku tersebut mendapatkan hasil yang diinginkan (misalnya, menguasai situasi atau mendapatkan perhatian).