PKS (Partai Keadilan Sejahtera) saat ini sedang menghadapi berbagai kemunduran suara yang dimulai sejak Pilpres dan akhirnya dilengkapi dengan berbagai penurunan suara dengan konsekwensinya beberapa calon nya tumbang di berbagai daerah pemilihan dan bahwa di daerah yang merupakan basis kemenangan partai ini sebelumnya. Sebelum membahas lebih jauh mengenai fenomena ini, berikut Sejarah singkat perkembangan PKS hingga saat ini :
1. PKS didirikan pada tahun 1998, menggantikan nama Partai Keadilan (PK) yang sebelumnya dibentuk pada 1998 di tengah reformasi Indonesia. PKS menjadi salah satu partai yang dikenal dengan ideologi Islam moderat dan sering dianggap sebagai partai yang memperjuangkan prinsip-prinsip keadilan sosial, demokrasi, dan pemberantasan korupsi. Sejak awal, PKS dikenal memiliki basis massa yang kuat di kalangan umat Islam, terutama dengan pendekatan dakwah yang mengedepankan integritas dan kesederhanaan hidup.
Dalam peta politik nasional, PKS merupakan salah satu partai Islam terbesar di Indonesia. Meskipun bukan termasuk partai penguasa, PKS telah membuktikan kemampuannya berperan dalam koalisi pemerintah maupun oposisi. PKS juga dikenal memiliki peran aktif dalam koalisi pemerintah dan juga sering berperan sebagai oposisi dalam pemerintahan. Sikap politik ini memberikan PKS posisi yang fleksibel, memungkinkan mereka beradaptasi dengan dinamika politik yang ada. Secara ideologis, PKS cenderung mendekati basis suara Islam, tetapi mereka juga berupaya meraih dukungan dari kalangan non-Muslim dan progresif yang mencari solusi terhadap berbagai masalah sosial dan ekonomi.
2. Sejarah Keberhasilan PKS dalam Berbagai Pilkada Sebelumnya dan Ambisi Partai dalam Pilkada 2024 dimana PKS memiliki sejarah yang cukup solid dalam meraih kemenangan di Pilkada di berbagai daerah, terutama di wilayah-wilayah dengan basis suara Islam yang kuat, seperti Jakarta, Jawa Barat, dan Sumatera. Contoh kesuksesan PKS terlihat dalam Pilkada 2005 dan 2010, di mana partai ini berhasil memenangkan sejumlah daerah besar dan memperkuat pengaruh politiknya. Kemenangan PKS dalam Pilkada bukan hanya ditentukan oleh basis ideologi agama, tetapi juga karena keunggulan dalam kampanye yang menekankan pada integritas, transparansi, dan pemberantasan korupsi, yang menjadi isu utama bagi banyak pemilih di Indonesia.
PKS menjadikan Pilkada 2024 sebagai ajang untuk memperkuat posisinya di kancah politik nasional, terutama dengan harapan meraih lebih banyak kursi kepala daerah dan memperbesar pengaruhnya. Partai ini berambisi untuk menggandakan jumlah kemenangan dibandingkan Pilkada sebelumnya, dengan harapan dapat memperluas basis dukungan baik di daerah-daerah konservatif maupun progresif. Selain itu, PKS ingin menunjukkan bahwa mereka dapat lebih berperan dalam memimpin daerah, dengan calon kepala daerah yang memiliki elektabilitas tinggi dan kapasitas untuk membawa perubahan positif.
3. Tinjauan Mengenai Posisi PKS Menjelang Pilkada 2024 dan Bagaimana Mereka Menghadapi Tantangan Baru. Dimana sebelum Pilkada 2024, PKS telah melakukan evaluasi terhadap strategi dan posisi politiknya, baik dalam hal struktur partai, pemilihan calon, maupun strategi kampanye. Partai ini mulai fokus untuk memperkuat struktur di daerah-daerah yang memiliki potensi suara besar, seperti Jawa Barat, Sumatera, dan beberapa kota besar lainnya. Namun, meskipun PKS memiliki basis dukungan yang solid di kalangan pemilih Muslim, tantangan baru muncul terkait perubahan preferensi pemilih, terutama pemilih muda yang lebih cenderung memilih calon yang lebih modern dan apolitik. Selain itu, persaingan dengan partai-partai besar yang memiliki sumber daya lebih kuat, seperti PDI-P, Golkar, dan Gerindra, membuat PKS harus menghadapi tekanan besar untuk tetap relevan dan kompetitif dalam Pilkada 2024.
Adapun tantangan baru yang dihadapi PKS, antara lain :
- Perubahan Dinamika Pemilih, dimana pemilih muda yang lebih memilih calon yang berbicara mengenai isu-isu sosial dan ekonomi yang lebih aplikatif serta lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini menantang PKS untuk lebih beradaptasi dengan pendekatan yang lebih modern, tanpa kehilangan identitas Islam moderat yang menjadi ciri khas mereka.
- Kompetisi dengan Partai Besar, dimana PKS harus menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan partai-partai besar yang memiliki jaringan politik yang lebih kuat dan lebih banyak dana untuk mendukung kampanye.
- PKS perlu memilih calon yang tepat, yang tidak hanya representatif secara ideologi tetapi juga memiliki elektabilitas yang tinggi. Partai ini juga harus bernegosiasi dengan partai-partai lain untuk membentuk koalisi yang menguntungkan, terutama di daerah yang sulit dimenangkan secara solo.
- Tantangan dalam Menjaga Soliditas Internal, dimana meski dikenal memiliki kader yang solid, PKS masih menghadapi beberapa tantangan internal, terutama dalam hal konsistensi strategi dan koordinasi antar struktur partai di daerah-daerah yang memiliki potensi besar.
Kesimpulan Pendahuluan: PKS menghadapi tantangan berat dalam Pilkada 2024. Sebagai partai yang memiliki sejarah kemenangan, ambisi PKS untuk memperbesar pengaruh politiknya masih sangat kuat. Namun, perubahan dinamika politik dan sosial, persaingan ketat dengan partai besar, serta pergeseran preferensi pemilih menuntut PKS untuk menyesuaikan strategi mereka. Partai ini perlu lebih adaptif dan inovatif, sambil tetap menjaga ideologi dan prinsip yang menjadi landasan perjuangan mereka, agar dapat meraih keberhasilan dalam Pilkada 2024.
Tujuan Penulisan adalah sekedar ingin mengurai permasalahan, menganalisis perbedaan harapan dan kenyataan, serta memberikan pandangan mengenai langkah yang dapat diambil PKS dalam Pilkada 2024