Industri Tekstil:
Dalam perdagangan tekstil, eksportir sering kali melakukan transaksi dengan importir yang berada di negara dengan sistem perbankan yang belum sepenuhnya mapan atau memiliki risiko kredit yang lebih tinggi. UPAS L/C memberikan jaminan pembayaran yang lebih cepat bagi eksportir meskipun importir dapat memperoleh waktu lebih untuk melunasi kewajiban mereka. Misalnya, eksportir dari India yang mengirimkan kain ke Eropa atau Amerika Serikat menggunakan UPAS L/C. Bank penerbit di negara importir akan memastikan bahwa pembayaran dilakukan kepada eksportir setelah dokumen yang sesuai diserahkan, tetapi importir di Eropa atau Amerika Serikat akan memiliki waktu beberapa minggu atau bulan untuk melakukan pembayaran kepada bank penerbit. Ini memberi eksportir kepastian dan importir fleksibilitas pembayaran.
Industri Elektronik:
Dalam perdagangan barang elektronik seperti perangkat komputer atau gadget, di mana nilai transaksi seringkali sangat besar, UPAS L/C menjadi solusi yang sangat relevan. Misalnya, sebuah perusahaan elektronik di Jepang mengirimkan komponen ke perusahaan di Brasil. Dengan UPAS L/C, eksportir Jepang dapat menerima pembayaran setelah dokumen diserahkan dan diverifikasi oleh bank, sementara perusahaan di Brasil akan memiliki beberapa minggu atau bulan untuk menyelesaikan pembayaran kepada bank penerbit. Dalam situasi seperti ini, UPAS L/C memberi eksportir Jepang kepercayaan bahwa mereka akan menerima pembayaran lebih cepat, meskipun perusahaan Brasil mungkin membutuhkan waktu untuk mengatur pembiayaan atau pendanaan mereka.
UPAS L/C berperan sangat penting dalam memperlancar transaksi internasional, terutama untuk memastikan kepastian pembayaran bagi eksportir dan memberi fleksibilitas kepada importir. UPAS L/C juga memiliki peran besar dalam mengurangi risiko-risiko penting dalam perdagangan internasional, seperti risiko non-pembayaran dan risiko dokumen yang tidak sesuai. Dengan menjamin keamanan bagi kedua pihak, instrumen ini memperkuat hubungan bisnis dan meningkatkan kepercayaan di antara eksportir dan importir. Selain itu, penggunaan UPAS L/C sangat relevan di berbagai industri, seperti tekstil dan elektronik, di mana ada kebutuhan untuk transaksi yang lebih aman dan terstruktur.
Peran Bank dalam Skema UPAS L/C
1. Bank sebagai Fasilitator Pembiayaan
a. Penjelasan Pembiayaan Importir oleh Bank Penerbit
Salah satu peran penting bank dalam skema UPAS L/C adalah sebagai fasilitator pembiayaan bagi importir. Meskipun eksportir menerima pembayaran lebih cepat, importir tetap memiliki waktu tertentu untuk menyelesaikan pembayaran kepada bank penerbit. Dalam hal ini, bank penerbit memberikan pembiayaan kepada importir untuk melunasi kewajibannya dalam jangka waktu yang telah disepakati. Pembiayaan ini memungkinkan importir untuk mendapatkan waktu tambahan untuk mengumpulkan dana atau menjual barang yang diterima sebelum membayar penuh kepada bank.
Bank penerbit melakukan analisis kredit untuk menilai kelayakan pembiayaan importir dan sering kali akan memberikan syarat atau bunga tertentu sesuai dengan profil risiko dan perjanjian pembiayaan yang disepakati. Misalnya, jika jangka waktu pembayaran ditetapkan selama 60 atau 90 hari, bank penerbit akan membiayai importir dalam periode tersebut, dan importir kemudian akan melunasi kewajiban mereka pada saat jatuh tempo.
Pembiayaan ini memberikan keuntungan bagi importir, karena mereka dapat menghindari tekanan likuiditas yang mungkin timbul dari pembayaran langsung, dan bagi eksportir, karena mereka mendapatkan pembayaran segera setelah dokumen diverifikasi.
b. Mekanisme Negosiasi Dokumen
Bank juga berperan dalam mekanisme negosiasi dokumen. Ketika eksportir menyerahkan dokumen yang diperlukan (seperti faktur, bill of lading, atau sertifikat pengiriman), bank negosiasi bertanggung jawab untuk memverifikasi bahwa dokumen-dokumen tersebut sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam UPAS L/C.
Setelah memastikan bahwa semua dokumen yang diperlukan telah lengkap dan sah, bank negosiasi mengirimkan dokumen tersebut kepada bank penerbit untuk dilakukan verifikasi lebih lanjut. Jika dokumen sudah lengkap, bank penerbit akan melakukan pembayaran kepada eksportir, dan importir mendapatkan jangka waktu untuk melunasi pembayaran kepada bank. Proses ini memastikan bahwa baik eksportir maupun importir mendapatkan kepastian dan transaksi berjalan dengan lancar.
2. Bank sebagai Penjamin Pembayaran