Mohon tunggu...
Sri Handoko Sakti
Sri Handoko Sakti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN STEI RAWAMANGUN JAKARTA

HOBY MUSIC, MEMBACA , HIKING

Selanjutnya

Tutup

Money

Kenali Cara Pembayaran Advance Payment dalam Perdagangan Internasional

28 September 2024   12:01 Diperbarui: 28 September 2024   12:03 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Proses pembayaran Advance Payment dalam perdagangan internasional mencakup serangkaian tahapan yang terstruktur. Umumnya, proses ini dimulai dari

  • 1. Negosiasi antara Pembeli dan Penjual Negosiasi merupakan tahap awal dalam proses Advance Payment, di mana pembeli dan penjual mendiskusikan ketentuan-ketentuan transaksi. Dalam konteks perdagangan internasional, negosiasi ini mencakup:
  • Harga barang atau jasa: Penentuan harga yang adil berdasarkan kualitas, jumlah, dan permintaan pasar.
  • Persentase pembayaran di muka: Penjual mungkin meminta pembayaran penuh atau sebagian dari total nilai transaksi sebelum pengiriman. Persentase ini sering bervariasi, misalnya antara 30%-50% dari nilai kontrak.
  • Waktu pengiriman: Pembeli dan penjual juga membahas jadwal pengiriman barang, terutama dalam perdagangan internasional di mana waktu transit dan prosedur bea cukai bisa menjadi faktor penting.
  • Kondisi pengiriman: Apakah barang akan dikirim dengan menggunakan transportasi laut, udara, atau darat, serta bagaimana barang akan diasuransikan selama pengiriman.
  •  
  • 2. Penandatanganan Kontrak. Tahap selanjutnya, setelah negosiasi selesai dan kedua belah pihak setuju dengan syarat-syarat transaksi, tahap selanjutnya adalah penandatanganan kontrak resmi. Kontrak ini merupakan perjanjian tertulis yang mengikat antara pembeli dan penjual, yang berisi:
  • Detail barang/jasa: Spesifikasi lengkap mengenai barang atau jasa yang diperjualbelikan.
  • Ketentuan pembayaran: Jumlah yang harus dibayarkan di muka, metode pembayaran (misalnya transfer bank atau metode lain), serta kapan pembayaran harus dilakukan.
  • Waktu pengiriman dan pengiriman: Jadwal pengiriman barang dan pihak yang bertanggung jawab atas pengiriman.
  • Jaminan dan penalti: Sanksi atau penalti jika salah satu pihak gagal memenuhi kewajiban, seperti keterlambatan pengiriman atau kegagalan pembayaran.
  •  
  • 3. Pembayaran di Muka oleh Pembeli. Setelah kontrak ditandatangani, pembeli diharuskan untuk melakukan pembayaran di muka (Advance Payment). Tahapan ini biasanya dilakukan melalui transfer bank internasional, tetapi bisa juga dilakukan melalui metode pembayaran lain yang telah disepakati, seperti escrow account atau metode pembayaran elektronik yang aman. Beberapa poin penting terkait pembayaran ini adalah:
  • Jumlah pembayaran: Biasanya merupakan persentase dari total nilai kontrak, namun bisa juga berupa pembayaran penuh.
  • Mata uang yang digunakan: Dalam perdagangan internasional, pembayaran sering kali dilakukan dalam mata uang yang disepakati, seperti dolar AS, euro, atau mata uang lokal negara penjual.
  • Bukti pembayaran: Pembeli harus menyerahkan bukti pembayaran kepada penjual setelah transaksi dilakukan.

  • 4. Pengiriman Barang oleh Penjual. Tahap selanjutnya Setelah pembayaran di muka diterima, penjual akan memulai proses produksi atau pengiriman barang sesuai dengan jadwal yang ditentukan dalam kontrak. Pada tahap ini, penjual bertanggung jawab untuk memastikan barang disiapkan dan dikirimkan ke pembeli melalui metode pengiriman yang disepakati. Penjual harus mematuhi persyaratan berikut:
  • Kualitas dan kuantitas barang: Barang yang dikirim harus sesuai dengan spesifikasi yang tertulis dalam kontrak.
  • Metode pengiriman: Penjual mengatur pengiriman barang, apakah melalui udara, laut, atau darat, tergantung pada lokasi pembeli dan jenis barang.
  • Asuransi pengiriman: Penjual mungkin juga bertanggung jawab untuk mengasuransikan barang selama pengiriman, tergantung pada ketentuan kontrak.
  •  
  • 5. Penyerahan Dokumen Pengiriman Barang, Setelah barang dikirim, penjual harus menyerahkan dokumen pengiriman kepada pembeli atau pihak ketiga yang disepakati. Dokumen ini diperlukan untuk menyelesaikan proses transaksi, termasuk bea cukai dan pengambilan barang oleh pembeli. Dokumen-dokumen utama yang biasanya diperlukan adalah:
  • Bill of Lading (B/L): Dokumen pengiriman yang menunjukkan bahwa barang telah dikirim dan menjadi tanda terima resmi dari operator pengiriman. Ini juga bisa digunakan sebagai instrumen kepemilikan barang.
  • Invoice Komersial: Merupakan faktur yang berisi detail barang, harga, dan jumlah yang harus dibayarkan oleh pembeli.
  • Packing List: Daftar barang yang dikirim, termasuk deskripsi rinci mengenai setiap item.
  • Sertifikat Asuransi: Dokumen yang menunjukkan bahwa barang telah diasuransikan selama pengiriman.
  • Certificate of Origin: Sertifikat yang menunjukkan negara asal barang, sering kali diperlukan oleh otoritas bea cukai.

Beberapa cara mengurangi risiko dalam cara pembayaran Advance Payment

Manajemen risiko dalam pembayaran di muka (Advance Payment) sangat penting untuk melindungi kepentingan kedua belah pihak, baik pembeli maupun penjual. Pembeli dan penjual harus berhati-hati untuk meminimalkan risiko yang terkait dengan metode pembayaran ini, terutama karena pembayaran dilakukan sebelum pengiriman barang atau jasa. Dalam sistem Advance Payment, pembeli berada dalam posisi yang rentan karena mereka harus membayar di muka sebelum menerima barang. Oleh karena itu, pembeli harus menerapkan langkah-langkah untuk mengurangi risiko terjadinya kegagalan pengiriman atau penerimaan barang yang tidak sesuai dengan pesanan.

1. Memeriksa Reputasi Penjual,

  • Pembeli perlu melakukan riset menyeluruh tentang reputasi penjual sebelum melakukan pembayaran di muka. Memeriksa sejarah bisnis, ulasan pelanggan, dan rekam jejak pengiriman sangat penting untuk memastikan penjual dapat dipercaya.
  • Pembeli dapat memanfaatkan laporan kredit komersial, referensi dari mitra dagang, serta informasi dari kamar dagang internasional atau badan perdagangan untuk mendapatkan gambaran tentang keandalan penjual.
  • Jika penjual memiliki sejarah perselisihan atau keluhan dari pembeli lain, ini bisa menjadi tanda bahwa pembeli harus berhati-hati atau mencari alternatif penjual.

2. Menggunakan Kontrak Hukum yang Kuat

  • Kontrak tertulis yang mengikat secara hukum adalah alat penting bagi pembeli untuk mengurangi risiko. Kontrak ini harus mencakup semua aspek transaksi, termasuk jumlah pembayaran, waktu pengiriman, spesifikasi barang, serta konsekuensi jika salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban.
  • Kontrak harus mencakup klausul-klausul yang melindungi pembeli, seperti hak untuk mendapatkan pengembalian dana jika barang tidak dikirim sesuai dengan spesifikasi atau dalam waktu yang telah ditentukan. Klausul penalti juga bisa ditambahkan jika penjual tidak memenuhi tenggat waktu pengiriman.
  • Kontrak juga harus mencantumkan yurisdiksi yang berlaku serta opsi arbitrase sebagai penyelesaian jika terjadi sengketa.

3. Melibatkan Pihak Ketiga Seperti Bank atau Asuransi

  • Pembeli dapat meminimalkan risiko dengan melibatkan pihak ketiga, seperti bank, untuk menahan pembayaran hingga penjual memenuhi kewajibannya. Salah satu metode yang umum digunakan adalah escrow, di mana dana disimpan di pihak ketiga sampai pembeli memastikan bahwa barang telah diterima sesuai pesanan.
  • Jika memungkinkan, pembeli dapat menggunakan metode pembayaran seperti Letter of Credit, di mana pembayaran hanya dilakukan setelah penjual menyerahkan dokumen yang membuktikan bahwa barang telah dikirim.
  • Pembeli juga dapat mengasuransikan transaksi mereka untuk melindungi dari risiko seperti kegagalan pengiriman barang, kerusakan selama transit, atau ketidaksesuaian barang. Asuransi ini bisa memberikan kompensasi jika terjadi kerugian atau perselisihan.

Bagi penjual sendiri walaupun sudah menerima pembayaran sebagian atau seluruhnya bukan berarti tidak memiliki risiko. Penjual juga harus berhati-hati untuk mengelola risiko, terutama terkait dengan kelancaran proses pembayaran dan menjaga hubungan baik dengan pembeli.

1. Memastikan Pembayaran Diterima Sebelum Memulai Produksi atau Pengiriman

  • Penjual harus memastikan bahwa pembayaran di muka telah diterima sepenuhnya sebelum memulai proses produksi atau pengiriman barang. Penjual bisa menggunakan metode transfer bank internasional yang aman atau mengandalkan alat pembayaran seperti Letter of Credit untuk memastikan pembayaran diterima tanpa hambatan.
  • Dalam kontrak, penjual harus mencantumkan dengan jelas bahwa produksi atau pengiriman barang hanya akan dimulai setelah pembayaran di muka diterima. Ini melindungi penjual dari risiko produksi atau pengiriman barang tanpa jaminan pembayaran.
  • Sebelum memulai pengiriman, penting bagi penjual untuk memvalidasi pembayaran melalui bank mereka atau sistem pembayaran yang digunakan untuk memastikan bahwa dana telah dikreditkan ke akun mereka.

2. Menjaga Hubungan Baik dengan Pembeli

  • Penjual harus menjaga komunikasi yang terbuka dan transparan dengan pembeli, memberikan pembaruan terkait status produksi atau pengiriman barang secara berkala. Ini membantu membangun kepercayaan dan mengurangi kemungkinan perselisihan di kemudian hari.
  • Untuk menjaga hubungan jangka panjang dengan pembeli, penjual harus memastikan bahwa barang yang dikirim sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati dan memberikan dukungan purna jual jika diperlukan.
  • Dengan berfokus pada kepuasan pelanggan, penjual dapat membangun reputasi yang baik, yang penting untuk menarik bisnis lebih lanjut di masa depan. Penjual yang memiliki hubungan baik dengan pembeli sering kali dapat menegosiasikan persyaratan pembayaran yang lebih menguntungkan di masa depan, seperti pembayaran dengan metode yang lebih fleksibel.

3. Perlindungan Hukum dan Asuransi untuk Penjual

  • Penjual dapat melindungi diri dengan menggunakan asuransi kredit ekspor yang akan memberikan kompensasi jika pembeli tidak dapat membayar sisa pembayaran setelah pengiriman barang. Ini sangat berguna jika penjual menghadapi pembeli dari negara dengan risiko ekonomi yang lebih tinggi.
  • Dalam kontrak, penjual dapat menyertakan klausul force majeure untuk melindungi diri mereka dari kewajiban jika terjadi peristiwa di luar kendali mereka, seperti bencana alam atau gangguan politik, yang dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk memenuhi kewajiban kontrak.

Manajemen risiko dalam Advance Payment penting untuk melindungi kedua belah pihak dalam perdagangan internasional. Pembeli dapat mengurangi risiko dengan memeriksa reputasi penjual, menggunakan kontrak yang kuat, dan melibatkan pihak ketiga seperti bank atau asuransi. Di sisi lain, penjual dapat melindungi diri dengan memastikan pembayaran diterima sebelum memulai produksi atau pengiriman, serta menjaga hubungan baik dengan pembeli untuk meminimalkan potensi perselisihan. Dokumen hukum yang kuat dan langkah-langkah perlindungan tambahan seperti asuransi perdagangan juga dapat membantu mengurangi risiko dalam transaksi pembayaran di muka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun