Nabi Ibrahim as mendapat gelar Abul anbiya' yang artinya Bapak para Nabi. Gelar tersebut diterima Nabi Ibrahim as bukan tanpa sebab, karena beliau adalah seorang Nabi yang kedua putranya juga menjadi nabi yaitu nabi Ismail as dan Nabi Ishaq as.
Sampai usia lanjut Nabi Ibrahim belum memiliki keturunan dari Sarah (istri pertama nabi Ibrahim), akhirnya Nabi Ibrahim as menikah lagi dengan Siti Hajar, yang akhirnya melahirkan Ismail disaat Ibrahim berusia 86 tahun. Ibrahim as sangat menyayangi putra yang sangat dinantikan kelahirannya yang akan meneruskan dakwahnya.
Ketika Ismail menginjak usia remaja atau saat berumur 14 tahun, Allah Swt menguji ketaatan Ibrahim untuk menyembelih putranya. Perintah itu datang melalui sebuah mimpi Ibrahim yang kemudian disampaikan kepada Ismail.
Mimpi itu dijelaskan dalam Q.S As-Shaffat ayat 102;
Artinya:
102. Â Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!" Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar."
Ketaatan Nabi Ismail kepada ayahnya, membuat Nabi Ibrahim as melaksanakan perintah Allah Swt untuk menyembelih Nabi Ismail as. Dan setelah semua telah disiapkan dan Nabi Ibrahim sudah siap untuk menyembelih Ismail as, sesuatu yang tidak disangka terjadi. Allah Swt menggantikan nabi Ismail as dengan seekor domba.
Dengan adanya peristiwa tersebut, dimulailah kegiatan berqurban yang dilaksanakan setiap hari raya idul Adha sampai saat ini.
Hikmah dari peristiwa tersebut, bahwa manusia hendaknya mau mengorbankan sesuatu yang baik yang dimilikinya sebagai bukti rasa syukur serta ketaatan seorang hamba kepada Allah Swt.
Selain itu, berqurban hendaknya didasari niat ikhlas karena Allah Swt bukan karena riya', atau agar dipandang orang lain sebagai orang yang hebat dan dermawan, dengan mengumumkannya di media sosial yang akhirnya akan mengurangi nilai esensial dari berqurban itu sendiri.