Mohon tunggu...
Sri Endah Mufidah
Sri Endah Mufidah Mohon Tunggu... Guru - Guru PAI di Pemkab Blitar

Menyukai dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Filateli Hobi Anak Jadul yang Tidak Diketahui Anak Zaman Now

14 Juli 2021   22:30 Diperbarui: 14 Juli 2021   22:35 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Philately, hobby jadul yang tidak diketahui anak zaman now.

Philately menurut kamus Inggris -- Indonesia adalah sebuah kata benda yang artinya pengumpulan perangko. Philately, ya....itu adalah sebuah hobby bagi anak-anak zaman dulu, yang kini dianggap aneh bagi anak zaman sekarang.

Bagaimana tidak aneh, sekarang sudah jarang sekali orang menggunakan jasa kantor pos (baca: perangko) untuk pengiriman berita. Mutlak, penggunaan perangkopun jarang sekali dipakai. Hanya instansi resmi saja yang masih menggunakan jasa pengiriman surat menggunakan jasa post dengan perangko.

Dulu, sekali lagi, zaman dulu, surat menyurat lazim digunakan untuk saling berbagi kabar. Pembayarannya pun hanya menggunakan peragko. 

Perangko dipakai untuk jasa mengirim surat antar desa, antar kecamatan, antar kabupaten, antar propinsi bahkan antar negara. Meskipun membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan surat balasan, tapi waktu menunggu itupun menjadi moment yang sangat terasa indah.

Nominal atau harga perangko pun beragam. Mulai dari Rp 100,00 sampai Rp 1000,00 sepanjang saya mulai menjadi kolektor sekitar tahun 1980 an. Dan yang bikin takjub, ternyata ayah sayapun, dulunya, saat beliau masih anak- anak juga seorang kolektor perangko. 

Jadi, beliau mewariskan perangko-perangko kunonya untuk saya. Ada nominal 20 sen, 25 sen, 30 sen, 75 sen, 0.25 rupiah, 0.50 rupiah, 0.60 rupiah, 1 rupiah,  4 rupiah, 6 rupiah dan banyak lagi nominal uang yang saya belum pernah mengenal satuan uang tersebut. Tahun keluarnya perangkopun kisaran tahun 1950 an dan 1960 an. 

Ada rasa senang saat mendapat perangko-perangko tersebut. Apalagi kalau mendapatkan perangko dari luar negeri. Saya sering mendapat perangko dari luar negeri karena kebetulan ada beberapa saudara yag bekerja diluar negeri, seperti Saudi Arabia, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Philipina, Hongkong, India dan lain-lain.

Zaman dulu, kotak post berwarna oranye sering kita temui dipinggir jalan, sekarang sudah tidak dapat lagi kita temui. Saat ini, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan tehnologi, zaman serba canggih, penggunaan suratpun sudah jarang dipakai.

Mereka lebih memilih gadget untuk saling berbagi kabar. Melalui telpon, whatsapp, Instagram, email dan lain lain. Praktis, perangkopun sudah jarang kita temui. Aka tetapi, alangkah lebih bijaknya kalau kita mengenalkannya kepada putra putri kita, supaya mereka juga mengetahui perkembangan tehnologi.

Ada yang punya hobby philately seperti saya?

Blitar, 14 Juli 2021

Photo taken by Sri Endah Mufidah (koleksi pribadi)

Photo taken by Sri Endah Mufidah (koleksi pribadi)
Photo taken by Sri Endah Mufidah (koleksi pribadi)

Photo taken by Sri Endah Mufidah (koleksi pribadi)
Photo taken by Sri Endah Mufidah (koleksi pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun