Mohon tunggu...
Sri eli Febriyanti
Sri eli Febriyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi Telkom University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menggali Kekayaan Budaya: Congklak, Pesona Permainan Tradisional

12 November 2023   23:25 Diperbarui: 12 November 2023   23:27 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Permainan tradisional adalah permainan yang diwarisi dari generasi ke generasi selanjutnya dan bagian penting dari budaya suatu masyarakat. Mereka sering menggunakan menggunakan peralatan tradisional seperti batu, kayu, atau bahan alami lainnya. Permainan ini tidak hanya sebagai hiburan semata, tetapi juga menyimpan nilai-nilai budaya, mengajarkan kerjasama, keterampilan, dan menghubungkan generasi individu kedalam suatu kelompok masyarakat. Mereka menjadi warisan berharga yang memperkaya ciri khas dan sejarah suatu bangsa. salah satu bagian yang sering terlupakan di tengah kemajuan teknologi adalah permainan tradisional. Kali ini, mari kita bersama-sama mengulik pesona dan nilai-nilai yang tersembunyi di balik permainan tradisional yang tak terlupakan: Congklak.

Museum Sri Baduga
Museum Sri Baduga

Sejarah Singkat dan Makna Mendalam Congklak

Bermain Congklak bukan hanya soal mengisi waktu luang, melainkan membawa makna yang jauh lebih dalam. Dengan papan berlubang dan biji-bijian sebagai media utamanya, permainan ini menjadi cerminan kehidupan sehari-hari. Setiap gerakan biji bukan sekadar perpindahan, melainkan penuh arti, melambangkan strategi dan kehidupan yang mungkin terasa sederhana namun menambah wawasan dengan kebijaksanaan.

Congklak, dikenal juga sebagai "dakon" di Jawa, "chongka'" di Malaysia, dan "sungka" di Filipina, telah menjadi bagian dari berbagai masyarakat di Asia Tenggara. Permainan ini diyakini berasal dari Timur Tengah dan India sebelum menyebar ke berbagai wilayah di Asia Tenggara. Sejarah menunjukkan bahwa permainan ini telah dimainkan di berbagai negara di kawasan Asia. Permainan congklak juga berawal dari kalangan keraton atau bangsawan yang kemudian menyebar pada kalangan Masyarakat biasa.

Congklak memiliki berbagai jenis dalam hal aturan permainan tergantung pada daerahnya. Pada dasarnya, permainan ini dimainkan dengan sebuah papan yang memiliki dua baris lubang kecil, biasanya sebanyak tujuh hingga delapan lubang di setiap barisnya, serta biji-bijian kecil yang digunakan sebagai benda main. Pemain akan memindahkan biji-biji tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku dalam upaya untuk mengumpulkan biji di lubang-lubang dengan strategis. Congklak tetap menjadi permainan yang populer di banyak negara Asia Tenggara. Warisan budaya ini terus dijaga dan dimainkan oleh masyarakat, di mana setiap daerah mungkin memiliki jenis aturan main yang unik. Dengan demikian, Congklak menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya yang terus dilestarikan dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Keterkaitan Congklak dengan Komunikasi Budaya

Dibalik setiap gerakan biji dalam Congklak, tersimpan pesan tersirat tentang kehidupan. Permainan ini membuka pandangan akan bagian penting dalam komunikasi budaya. Di dalamnya terdapat pesan-pesan tentang kerja sama, kesabaran, adaptasi, dan strategi. Bagaimana kita berkomunikasi satu sama lain, secara tidak langsung terlihat di dalam setiap langkah dalam permainan Congklak.

Terdapat transmisi nilai budaya dalam permainan congklak. Congklak tidak hanya menyediakan hiburan, tetapi juga memainkan peran penting dalam transmisi nilai-nilai budaya. Aturan, cara bermain, dan bahkan penamaan dalam bahasa setempat menjadi cerminan nilai dan identitas budaya masyarakat yang memainkannya. Ini memberi pemahaman mendalam tentang cara berpikir dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat yang terlibat dalam permainan ini. Di dalam permainan congklak juga terdapat komunikasi non verbal dimana pilihan gerakan, strategi, dan respons terhadap gerakan lawan membawa pesan-pesan tertentu, yang dalam situasi yang lebih luas, melambangkan komunikasi non-verbal dalam berbagai budaya. Ini dapat menggambarkan pola komunikasi yang mungkin berbeda-beda namun secara keseluruhan dapat dipahami oleh pemain dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda-beda.

Permainan tradisional seperti Congklak terdapat konsep konvergensi dan divergensi.

  • Konvergensi: Dalam permainan Congklak, terdapat momen konvergensi di mana strategi pemain saling berbaur ke satu tujuan, yaitu mengumpulkan biji-biji ke lubang yang menguntungkan. Ini mencerminkan tujuan komunikasi, di mana para pemain berfokus untuk mencapai keberhasilan dalam permainan.
  • Divergensi: Di sisi lain, terdapat juga momen divergensi dalam permainan ini, terutama dalam pemilihan langkah dan strategi yang berbeda oleh setiap pemain. Pemain dapat mengambil jalan berbeda dengan strategi yang beragam untuk mencapai tujuan akhir, yang menggambarkan perbedaan pendekatan dalam komunikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun