Mohon tunggu...
Sri Eko Ariwibowo
Sri Eko Ariwibowo Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Hobi saya yaitu olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

KIP Kuliah Sudahkah Tepat Sasaran?

23 Desember 2022   10:50 Diperbarui: 23 Desember 2022   10:48 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

KIP Kuliah Sudahkah Tepat Sasaran?

Dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus berupaya memberikan bantuan pendidikan. Salah satunya adalah melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) di jenjang kuliah, yang diharapkan dapat membantu para pelajar yang ingin melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Bantuan ini berupa pembiayaan pendidikan dan biaya hidup yang diberikan kepada mahasiswa dari keluarga kurang mampu. Sehingga diharapkan dapat menciptakan lebih banyak sumber daya manusia yang unggul di Indonesia.

Sasaran awal Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) ditujukan kepada mahasiswa dari keluarga kurang mampu yang berwujud bantuan pembiayaan pendidikan di tingkat perguruan tinggi. Namun kenyataannya apakah sasaran KIP Kuliah sudah tepat ditujukan kepada mahasiswa yang benar-benar kurang mampu? sangat disayangkan hal tersebut belum terimplementasikan secara maksimal dan KIP Kuliah belum sepenuhnya tepat sasaran.
Pada tahun ini masih banyak mahasiswa dengan latar belakang ekonomi menengah ke atas mendapatkan KIP Kuliah, sehingga mengakibatkan para mahasiswa yang benar-benar membutuhkan justru tidak berkesempatan mendapatkan bantuan pemerintah tersebut. Hal ini tentu mengakibatkan kesenjangan dan ketidakadilan sosial terhadap mahasiswa berlatar belakang kurang mampu dalam mewujudkan mimpinya.

Faktor dibalik pemerataan KIP-K 2022 yang belum maksimal terhadap sasaran awalnya adalah; Pertama dari pihak perguruan tinggi yang kurang selektif dalam menetapkan calon penerima KIP Kuliah sehingga terkesan ngawur dalam mengajukan calon. Banyak mahasiswa dengan latar belakang yang bisa digolongan menengah ke atas turut mendapatkan KIP-K.

Faktor Kedua, yakni rendahnya kesadaran mahasiswa terkait siapa yang berhak mendapatkan bantuan KIP-K.  Felisitas Jeinnica, salah satu mahasiswa Universitas Sebelas Maret dari program studi Pendidikan Sosiologi-Antropologi turut memberikan tanggapannya mengenai hal tersebut “Banyak yang tidak tahu malu ya, mengingat KIP-K yang seharusnya untuk mahasiswa dengan keterbatasan ekonomi. Seharusnya ada kesadaran dari diri kita sendiri, bukan justru memanfaatkan hak orang lain.” tutur Felisitas pada Rabu (09/11).

KIP-K 2022 belum sepenuhnya tepat sasaran dan pengaplikasian sila kelima Pancasila  tentang ‘Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’ belum terwujud secara maksimal. Diharapkan kedepannya agar pemerintah yang berwenang serta institut perguruan tinggi lebih selektif lagi dalam menyeleksi dan menetapkan calon penerima KIP-K sehingga tujuan bangsa Indonesia dapat benar-benar terimplementasikan melalui program KIP Kuliah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun