Mohon tunggu...
Sridesni
Sridesni Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Transportasi "Zaman Now"

30 Juni 2018   16:50 Diperbarui: 30 Juni 2018   16:51 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Moda transportasi  senantiasa berkembang dari masa ke masa, kalau dahulu orang harus berjalan kaki, karena alat transportasi yang masih jarang. Kalau sekarang orang tidak akan mengalami kewalahan lagi jika akan bepergian kemana pun. 

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini membuat segala sesuatu begitu mudah. Perkembangan tersebut sejakan dengan perkembangan trasnportasi saat ini.

Bicara tentang dunia transportasi saat ini, kemudahan yang sangat signifikan yang bisa kita rasakan adalah ketika kita hanya klik..klik saja kita sudah menemukan transportasi yang sesuai dengan kebutuhan kita, yaitu aplikasi Grab atau Gojek. 

Tapi kali ini mari bicara moda transportasi yang satu ini, yaitu kereta api atau sering kita sebut commuter line. Pasti kita tidak asing dengan transportasi yang satu ini selain ekonomis alias murah, cepat, aman, dan karena bentuknya panjang bisa mengangkut ratusan orang sekali jalan. 

Saya sendiri sangat sering memakai moda transportasi ini, karena saya tinggal cukup jauh dari Jakarta sementara di weekend saya sering bepergian ke sekitar Jakarta atau Bogor, apakah untuk suatu kegiatan atau sekedar jalan-jalan.

Banyak pengalaman ketika naik commuter line, apabila penumpang penuh kita harus berdesakan dengan penumpang yang lain di dalam satu gerbong, belum lagi tempat duduk sangat terbatas kita harus berdiri sepanjang perjalanan, beruntung kalau ada yang turun jadi kita bisa berganti, kalau tidak dari awal masuk sampai tujuan kita harus berdiri. 

Ada hal yang cukup menyita perhatian juga berkaitan dengan pembiasaan dan semoga ini  suatu saat akan berubah, yaitu ketika kereta atau commuter line sampai di stasiun pemberhentian penumpang yang di dalam belum turun, penumpang yang menunggu di stasiun sudah buru-buru masuk kedalam kereta, tidak ada istilah mendahulukan yang turun baru penumpang baru bisa naik. 

Lalu ada lagi, ini biasanya di stasiun tanah abang berhubung ini adalah salah satu stasiun transit, sering sekali melihat penumpang yang tidak sabaran dan tidak mau antri, ketika turun dari gerbong commuter line penumpang yang akan transit harus naik eskalator yang hanya ada 2 yaitu satu eskalator naik, dan satu lagi untuk yang turun. Eskalator tidak bisa menampung banyak, maka kita harus berdempet-dempetan, desak-desakan supaya bisa cepat sampai dan bisa berganti ke peron lain.

Setiap kali melihat hal ini dalam benak saya sering bertanya, kapan ya orang Indonesia mengerti bagaimana untuk bersabar, mengantri, saling mendahulukan satu dengan yang lain supaya hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi?

Karena saya juga perempuan saya juga sering berpikir bagaimana jika gerbong untuk wanita ditambahin mengingat jumlah wanita lebih banyak daripada laki-laki, kasihan untuk ibu-ibu yang bawa anak harus berdesak-desakan di gerbong campuran perempuan dan laki-laki. 

Banyak orang suka naik commuter line karena selain ekonomis, cepat karena tidak ada istilah macet, dan aman. Kalau untuk nyamannya masih kurang dan saya berharap semoga saja ini tetap menjadi perhatian melihat sangat banyak masyarakat yang memakai moda transportasi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun