Waspada dengan virus Corona ?Baiti Jannati. Adalah tempat yang paling aman saat ini. Memutus mata rantai penyebarannya dengan tetap di rumah. Menjaga jarak sosial. Kalaupun bekerja, bekerjalah dari rumah. Kalaupun sekolah, sekolah (belajar) dari rumah.
Rumah adalah nikmat yang besar. Tempat kita berteduh dari hujan dan panas. Tempat kita berkumpul. Rumah tempat kita mencurahkan segala perasaan. Tempat kita berkeluh kesah. Rumah tempat kita untuk  pulang. Rumah tempat beristirahat. Tanpa kita sadari rumah adalah nikmat Allah yang sangat besar. Dalam surah An-Nahl: 80,
"Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal ...".
Di rumah  ada kehangatan. Ada persatuan. Ada kebersamaan.
Ada gelak tawa. Ada kebahagiaan. Ada kedamaian. Sakinah mawadah warrahmah menjadi impian setiap orang. Â Baiti Jannati. Apakah ini jauh dari rumah kita ? Entahlah...
Orang tua pergi pagi, pulang malam. Sebagai ayah pulang dalam kondisi lelah, ibu pulang dalam kondisi letih. Tidak sempat menyapa, belum sempat menanyakan perasaan anak anak. Ternyata matahari muncul lagi. Dan kita sibuk kembali. Begitu rutinitas dari hari ke hari.
Hari ini kita di ajarkan oleh suatu kondisi. Ketahanan dan ikhtiar dari virus Corona adalah keluarga. Rumah kita adalah bentengnya. Bertahanlah. Bersabarlah. Jangan kemana mana.
Bersama ayah dan ibu di rumah. Menciptakan kedamaian. Memberikan kesempatan yang luas untuk bercengkerama. Mendengarkan curahan hati anak. Dengarkan keluhan mereka.
Pancing anak anak untuk berbicara dan biarkan mereka bicara. Cas cis cus. Anak  yang banyak curhat di rumah lebih sehat dan bahagia.  Dari pada anak yang curhat di sosial media atau ke orang lain, yang belum tentu bisa membantu.
Ini kesempatan ayah dan ibu.
Kalaupun stok sembako untuk sebulan habis dalam satu Minggu. Bersyukurlah. Kesempatan memperbaiki nutrisi mereka. Kalaupun stok sudah terbatas, yok kita sama sama belajar sederhana dan bersahaja. Insyaallah tidak ada yang sia sia. Allah yang akan menguatkan kita.
Menjadi guru bagi anak anak sendiri di rumah. Â Kapan lagi ? Ini kesempatan emas. Mengajarkan kepada ayah dan ibu untuk bersabar. Merasakan apa yang dirasakan oleh bapak/ibu guru di sekolah.
Di luar sana, para guru tetap bekerja ganda. Memperhatikan dan mendampingi anak sendiri belajar di rumah. Di sisi lain mereka memantau dan memastikan peserta didiknya untuk belajar di rumah mereka. Terima kasih guru. Jasa guru memang tiada tara.