Banyak diantara penulis pemula yang merasa kehabisan ide. Buntu. Tidak semangat menulis dan kehabisan peluru dalam menuangkan tulisan.
Ada pula seorang teman yang mengatakan bahwa ia sedang menunggu Mood. Jadi belum bisa menulis. Wah, jadi kasihan dan prihatin nih kalau si " Mood" tidak datang.
Lalu muncul pertanyaan dalam pikiran saya. Memangnya" mood " itu apa ? Mengapa harus ditunggu ? Apakah mood sedang pergi merantau. Ah, seperti cerita bang Toyib saja..tidak pulang- pulang hehe..
Bagaimana kalau mood itu tidak kunjung datang ? Wadaww...bisa berabe. Tentu bisa dipastikan kita tidak akan pernah menulis. Sampai dunia kiamat mungkin si " Mood" Â tidak akan muncul.
Menurut hemat saya 99 persen mood itu tidak akan datang. Mengapa ? Sssst.... Dia lagi ngambek. Dia telah berbisik kepada saya, bahwa dia tidak akan datang dengan sendirinya. Dia mau datang apabila kita mau menjemputnya. (Wah.. jual mahal nih si Mood)
Perkara menulis tidak perlu menunggu mood. Menulis adalah menuangkan pikiran ke dalam tulisan.Memberikan kekuatan rasa, memberikan sentuhan ruh/ jiwa kedalam tulisan. Sehingga ketika tulisan  dibaca mampu menghidupkan pikiran yang sedang " mati". Wah.. filosofi ini dimaknai sendiri ya friends...
Menurut Pak Cahyadi Takariawan, seorang motivator dan penulis buku Menulis Semudah Bernafas, bahwa kita tidak perlu menunggu mood untuk menulis. Sama halnya kita tidak perlu menunggu mood untuk berbicara.
Wah kalau begitu mood harus dijemput ya kawan. Kalau perlu berlari mengejarnya. Tangkap dan jangan pernah biarkan dia pergi jauh. (Wah seperti syair lagu cinta saja...)
Apalagi si Mood menjadi bang Toyib. Bisa bisa hidup kita Bad Mood terus. (Jangan sampai deh)
Hehe..selamat menjemput bang Toyib ya teman. Ups, maksud saya menjemput mood. Insyaallah sakinah. Alhamdulillah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H