Bertani memang sungguh tidak mudah. Ada berbagai macam kendala yang dihadapi petani. Mulai dari cuaca yang kadang tidak bersahabat, sehingga sawah kadang kering, kadang kebanjiran. Atau juga serangan penyakit dan hama tanaman. Mulai dari jamur, wereng, sampai tikus pun menjadi musuh petani.
Binatang mamalia yang satu itu, kini sedang menyerang ratusan hektare sawah di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Ada sekitar tiga ratusan hektare sawah petani yang kini sedang digerogoti tikus. Rata-rata padi di sawah itu berusia 1-2 bulan. Besar kemungkinan, para petani akan mengalami gagal panen akibat serangan hama tikus itu.
Masalah hama itu bisa saja diantisipasi dengan penyemprotan obat. Akan tetapi, bila dosis yang diberikan tidak tepat, padi petani malah bisa rusak atau penyakitan. Akibatnya, ada juga resiko gagal panen.
Meski sudah ada penanganan, tapi bukan tidak mungkin serangan hama tikus itu bisa meluas ke ratusan hektare sawah lain. Bila itu terjadi, maka akan jadi ancaman serius bagi produksi padi kita. Karena bagaimanapun juga, Subang adalah salah satu produsen padi terbesar. Subang juga merupakan pemasok beras ke Jakarta. Bila pasokan beras ke Jakarta terganggu, maka stabilitas nasional rentan terancam.
Kementerian Pertanian (Kementan) sendiri mengakui bahwa Subang adalah lumbung padi yang sangat produktif. Wilayah itu bahkan dianggap bisa panen padi setiap bulan, secara bergiliran. Produktivitasnya pun cukup tinggi, yakni rata-rata 7,2 ton gabah per hektare.Â
Meski sejauh ini Subang juga terbukti tahan banting. Sudah beberapa kali mereka dihajar kekeringan, kebanjiran, dan hama. Tapi produksi padinya selalu bisa melampaui ekspektasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H