Mohon tunggu...
Sri Defina
Sri Defina Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Ancaman Gagal Panen di Bengkulu

10 Februari 2019   18:04 Diperbarui: 10 Februari 2019   18:48 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sawah kebanjiran (ANTARA/M Ali Khumaini)

Bencana serupa jaman Nabi Nuh, kini terjadi di lahan pertanian di Bengkulu. Lebih tepatnya, 15 hektare sawah di kawasan Bioa Baes, Desa Tabeak Kauk, Kecamatan Lebong, Bengkulu, hancur diterjang air bah. Akibatnya, lahan sawah itu tertutup oleh material pasir dan batu dari aliran sungai Bioa Baes. Padahal mayoritas lahan di sana baru ditanami padi.

Sumber rujukan

Beberapa pemberitaan menyebutkan, bencana air bah itu terjadi karena beberapa hari ini Kabupaten Lebong terutama di kawasan Lebong Atas hingga Lebong Sakti, diguyur hujan dengan intensitas cukup tinggi, terutama pada sore hari hingga malam.

Ditambah lagi, jika hujan deras sungai Bioa Baes dipastikan meluap jika hujan deras. Hal ini dikarenakan alur sungai telah mengalami pendangkalan. Sementara sawah masyarakat, banyak berada di samping aliran sungai, sehingga ketika air meluap air sungai beserta material batu dan pasir langsung masuk ke persawahan petani.

Oleh karena itu, petani maupun kepala desa di sana sudah pasrah bila 15 hektar sawah mereka akan gagal panen tahun ini. Karena sawah itu terkena material pasir dan batu.

Pasrah (meme editan pribadi)
Pasrah (meme editan pribadi)
Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Selain menggagalkan panen padi dari 15 Hektar sawah para petani, ikan yang ada di kolam juga ikut hanyut. Salah seorang petani mengakui bahwa ikan di kolam miliknya hanyut. Padahal kalau diingat-ingat, ikan di kolam itu mencapai 15 ribu ekor, atau setara 100 kilogram. Ikan-ikan itu hanyut tak berbekas. Kalau sudah demikian, para petani hanya bisa berharap agar pemerintah atau Kementerian Pertanian (Kementan) bersedia memberi bantuan bibit. Bisa berupa padi atau bibit ikan.

Nasib petani (meme editan pribadi)
Nasib petani (meme editan pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun