Tidak jauh dari Toko Roti Sumber Hidangan, terdapat Braga Permai, sebuah restoran yang juga sarat dengan nilai sejarah. Restoran ini pertama kali didirikan pada tahun 1918 dengan nama Maison Bogerijen, sebelum berganti nama menjadi Braga Permai pada tahun 1923. Hingga kini, Braga Permai tetap menjadi salah satu destinasi kuliner yang populer di Bandung, terutama bagi mereka yang ingin merasakan suasana klasik Eropa.
Restoran ini menawarkan dua area makan yang masing-masing memberikan pengalaman berbeda: area indoor dengan desain klasik Eropa yang elegan dan area outdoor yang menyajikan pemandangan indah Jalan Braga. Dekorasi restoran yang kaya dengan sentuhan gaya Eropa klasik, ditambah dengan foto-foto vintage yang menghiasi dinding, menciptakan suasana yang seakan membawa pengunjung kembali ke masa kolonial.
Menurut Yobi, supervisor restoran ini, Braga Permai saat ini dimiliki oleh Bapak Budi, generasi ketujuh dari pendiri asli restoran ini. Meskipun telah mengalami berbagai perubahan, Braga Permai tetap mempertahankan warisan budaya yang melekat, baik dalam menu yang disajikan maupun dalam tata ruang dan dekorasinya.
Â
Melestarikan Warisan Braga untuk Masa Depan
Hasil studi lapangan yang dilakukan oleh tim Project Citizen berbasis prosfer menyoroti pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya yang ada di Jalan Braga. Selain memberikan wawasan sejarah, keberadaan tempat-tempat seperti Toko Roti Sumber Hidangan dan Braga Permai juga meningkatkan daya tarik wisata dan ekonomi kawasan ini.
Namun, untuk menjaga daya tarik kawasan ini, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan, seperti peningkatan infrastruktur, terutama dalam hal penyediaan lahan parkir yang terpusat. Dengan demikian, kawasan Braga tidak hanya dapat mempertahankan identitas budayanya, tetapi juga menawarkan pengalaman yang lebih nyaman bagi pengunjung.
Kesimpulannya, Jalan Braga merupakan salah satu ikon budaya yang harus terus dilestarikan. Keberadaan tempat-tempat seperti Toko Roti Sumber Hidangan dan Braga Permai bukan hanya sebagai saksi bisu sejarah, tetapi juga sebagai cerminan bagaimana warisan budaya dapat terus hidup dan berkembang di tengah modernisasi. Melalui upaya pelestarian yang konsisten, generasi mendatang akan tetap dapat menikmati keindahan dan kekayaan budaya yang ditawarkan oleh kawasan bersejarah ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI