Mohon tunggu...
Sri Arvania
Sri Arvania Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Cuaca Buruk Ancam Petani Bali

4 Desember 2018   17:02 Diperbarui: 4 Desember 2018   17:08 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cuaca buruk (credit - cnnindonesia.com)

Dalam benak kita, Pulau Bali pasti identik dengan bayangan tentang liburan yang menyenangkan. Pantai berpasir putih yang memesona. Pemandangan alam yang luar biasa. Serta adat istiadat yang terpelihara. Cocok sekali untuk bersenang-senang dan liburan.

Tapi sayangnya, bagi para petani, Bali saat ini sedang tidak bersahabat. Cuaca buruk yang melanda mereka beberapa waktu belakangan ini, membuat petani setempat harus ambil pilihan yang tidak menyenangkan. 

Para petani terpaksa memanen padi lebih awal, atau beberapa minggu sebelum masa panen tiba. Itu dilakukan karena guyuran hujan yang berlebihan, serta cuaca buruk membuat sebagian besar padi rawan busuk. Untuk mengurangi dampak kerugian yang lebih besar, mau tak mau para petani terpaksa memanen padi lebih awal.  (tautan link berita http://www.tribunnews.com) 

Kondisi seperti ini sebetulnya sudah beberapa kali terjadi di tahun ini. Maret lalu, Padi yang sudah siap panen, mendadak rebah diguyur hujan yang disertai angin kencang. Akibatnya, bulir padi terendam air, hingga mengancam hasil panen tidak maksimal.

Mendung (meme olahan pribadi)
Mendung (meme olahan pribadi)
Nasib buruk petani kali itu, terjadi ketika hujan disertai angin kencang menerjang hampir sebagian wilayah Buleleng. Kejadian itu tidak saja timbulkan banjir di beberapa tempat di wilayah Kota Singaraja. Namun, hujan disertai angin kencang juga menyampu tanaman padi yang sudah menguning hingga rebah.

Musim panen pertama tahun ini biasanya berlangsung mulai pertengahan bulan Maret hingga April, tergantung dari waktu tanamnya. Itu artinya, hampir sebagian padi sudah menguning. Hanya saja, di tengah menunggu panen, intensitas hujan masih cukup tinggi sejak beberapa pekan terakhir. 

Memang kalau berbicara cuaca, ya kita tidak bisa berbuat banyak. Mungkin terdengar klise, tapi yang bisa kita lakukan sebagai rakyat biasa, hanyalah berdoa pada Tuhan. Semoga diberikan cuaca yang baik atau kemudahan. 

Namun untuk pemerintah, ada hal lain yang harus mereka lakukan. Sehingga pemerintah tidak Cuma berdoa saja. Pemerintah bisa menyiapkan antisipasi bila cuaca buruk ini terjadi di banyak tempat penghasil padi. Sejak jauh-jauh hari, persiapkan stok beras bila lumbung kita tidak terlalu menjanjikan. Jangan sampai karena ego sektoral seperti Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, atau sekadar tidak mau dibilang tukang impor, lantas stok beras kita diabaikan. Apalagi kalau menolaknya dengan menggunakan data palsu. Bahaya boss!

Ego (meme olahan pribadi)
Ego (meme olahan pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun