Mohon tunggu...
Sri Arum Anjan Lestari
Sri Arum Anjan Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi Traveling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perkembangan Anak DiTinjau Dari Kemampuan Sosial Emosional

18 Januari 2025   17:15 Diperbarui: 18 Januari 2025   17:15 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan anak sangat penting dan berpengaruh
besar dalam kehidupan manusia. Masa anak dibagi menjadi dua,
pertama masa awal yaitu perkembangan dari berakhirnya masa
bayi usia 5 atau 6 tahun, kedua masa menengah atau akhir saat
anak usia 6 hingga 11 tahun.1 Selama masa pertumbuhan dan
perkembangan, anak tidak hanya tumbuh secara fisik tetapi juga
berkembang secara mental dan sosial. Pada masa ini bagi orang
tua merupakan kesempatan emas untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangannya, pada masa ini pula rentan
berbagai macam bahaya yang mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan.2
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran orang tua
dalam perkembangan anak sangat signifikan jika orang tua
terlibat aktif dalam proses pengasuhan dan pendidikannya. Anak
akan menunjukkan peningkatan prestasi belajar yang diikuti
oleh peningkatan sikap, stabilitas sosial emosional serta
kedisiplinan, termasuk mengajarkan untuk mengenal lingkungan
sejak dini, karena lingkungan memiliki pengaruh yang sangat
besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan psikologi dan
kepribadian anak.3
Pertumbuhan dan perkembangan pertama anak usia dini
terjadi dalam keluarga, setelah itu lingkungan sekolah baru
kemudian di masyarakat. Ayah dan ibu sebagai orang tua dalam
keluarga memiliki peran penting dalam keberhasilan
perkembangan anak. Orang tua adalah peletak dasar pendidikan,
sikap dan keterampilan hidup seperti ibadah, karakter, tata
krama, estetika, kasih sayang, keamanan, dasar-dasar mematuhi
aturan dan menanamkan kebiasaan.

Perkembangan sosial emosional anak merupakan faktor
yang sangat penting dan perlu perhatian. Selama ini masih
banyak orangtua yang mengesampingkan perkembangan
emosional anak, yang tanpa disadari ketika perkembangan
emosional terhambat, maka perkembangan sosial dapat
berpengaruh. Sebagian besar masalah sosial dan emosional
dianggap sebagai akibat dari faktor lingkungan seperti
pengasuhan yang tidak konsisten, kondisi kehidupan yang penuh
tekanan, lingkungan penuh kekerasan dan sebagainya.
Anak dengan masalah perkembangan sosial emosional
cenderung memiliki hambatan besar dalam persahabatan,
penyesuaian sosial, perilaku dan akademis bila dibandingkan
dengan kelompok anak normal. Anak yang mengalami
gangguan risiko secara sosial tersisih, pemalu, kesepian dan
terisolasi penarikan diri.
4
Perkembangan Sosial dan Emosi Anak
Perkembangan sosial dan emosi yang sehat sangatlah
penting untuk anak. Hal ini akan menjadikan dirinya mampu
bertingkah laku yang pantas, memahami arti hidup, serta mampu
melewati dari anak-anak hingga dewasa tanpa kendala apapun.
Sementara ketrampilan bersosialisasi adalah kemampuan anak
untuk bekerja sama dan bermain dengan orang-orang di
sekitarnya. Mampu memberi perhatian terhadap orang dewasa
atau guru, dan mampu berpindah dari satu aktivitas ke aktivitas
lainnya. Pada prinsipnya membangun ketrampilan sosial
emosional adalah mengajari anak untuk memahami dan
mengontrol emosinya saat ia menghadapi konflik.5
Perkembangan sosial adalah kemampuan berperilaku
sesuai dengan tuntutan sosial. Menurut Hurlock, salah satu tugas
penting pengembangan anak usia dini adalah mendapatkan
pelatihan dan pengalaman awal yang dibutuhkan untuk menjadi
anggota kelompok di akhir masa anak. Jadi, di masa kecil
disebut periode pra-kelompok. Dasar untuk sosialisasi
diberlakukan dengan meningkatnya hubungan antara anak dan
teman mereka dari tahun ke tahun. Anak tidak hanya bermain
lebih banyak dengan anak lain, tetapi juga berbicara lebih
banyak. Jika seorang anak dapat menciptakan hubungan yang
baik dengan orang lain, bahkan jika itu hanya kadang-kadang,
maka sikap terhadap kontak sosial akan lebih baik daripada
hubungan sosial yang sering tetapi hubungan tersebut tidak baik.
Anak yang lebih memilih berinteraksi dengan manusia
daripada benda akan lebih bisa mengembangkan kecakapan
sosial. Manfaat yang diperoleh oleh anak dengan peluang untuk
hubungan sosial, akan sangat dipengaruhi oleh tingkat
kesenangan hubungan sosial sebelumnya. Apa yang umumnya
terjadi saat ini adalah bahwa anak lebih memilih kontak sosial
dengan kelompok yang sejenis daripada hubungan sosial dengan
kelompok lawan jenis.6
Sedangkan Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri
kita, bisa berupa perasaan senang atau tidak senang, perasaan
baik atau buruk. Dalam World Book Dictionary, emosi
didefinisikan sebagai berbagai perasaan yang kuat. Perasaan
benci, takut, marah, cinta, kesenangan, dan kesedihan. Perasaan
semacam ini adalah gambaran emosi. Goleman menyatakan
bahwa emosi mengacu pada perasaan atau pikiran yang khas,
keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan
untuk bertindak.
7
Suasana atau lingkungan keluarga yang nyaman, tenang,
dan penuh pengertian antara satu sama lain, akan membuat anak
berkembang dengan ceria, lincah dan bersemangat, kecerdasan
mereka akan berkembang dengan baik.
Tahap Perkembangan Sosial dan Emosi Anak
Psikolog dan psikoanalis Erik Erikson membagi
perkembangan sosial-emosi dalam 8 tahap. Empat tahun
pertama berkaitan dengan perkembangan sosial dan emosi pada
usia bayi hingga 12 tahun, dan empat tahun berikutnya pada usia
12 tahun hingga dewasa.9
a. Tahap perkembangan I: Harapan (bayi-2 tahun)
Tahap pertama merupakan tahap bayi untuk belajar
mengenai harapan, serta bagaimana orang-orang di
sekelilingnya memberi tanggapan (learning trust vs mistrust).
Contoh ketika ia menangis, apakah orangtua akan menanggapi
dengan memeluk atau malah memberi bentakan. Jika pelukan
yang ia terima, maka bayi (batita) akan belajar bahwa
harapannya akan dapat terpenuhi. Dan ini akan membuatnya
membangun rasa aman dan percaya, yang merupakan dasar
optimisme
b. Tahap perkembangan II: Keinginan (18 bulan - 4 tahun)
Pada tahap ini anak akan belajar menghadapi konflik
kemandirian vs rasa malu (learning autonomy vs ashamed).
Anak adalah peneliti alami.

Pola Perilaku Sosial Anak
Perilaku sosial adalah kegiatan yang berhubungan
dengan orang lain. Kegiatan yang berkaitan dengan orang lain,
yang dibutuhkan dalam bersosialisasi agar tingkah laku dapat
diterima, belajar memainkan peran sosial yang dapat diterima
dan mengembangkan sikap sosial yang layak untuk diterima
oleh orang lain.
Secara khusus, Hurlock mengklasifikasikan pola
perilaku sosial pada anak ke dalam pola perilaku sebagai
berikut, yaitu, meniru, persaingan, kerjasama, simpati, empati,dukungan sosial, berbagi dan perilaku yang akrab.

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial-Emosi
Anak
Anak sebagai individu mengalami perkembangan unik.
Selain ada beberapa persamaan umum dalam pola
perkembangan yang dialami oleh setiap anak, ada juga
perbedaan perkembangan yang dapat terjadi kapan saja. Itu
karena perkembangan pada dasarnya adalah proses perubahan
yang melibatkan beberapa faktor yang saling mempengaruhi
satu sama lain. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
perkembangan sosial dan emosional anak sebagai berikut12:
1. Keluarga
Dalam ilmu pendidikan, keluarga menjadi lingkungan
pendidikan pertama dan terpenting. Lingkungan keluarga
memiliki peran penting dalam perkembangan sosial dan emosi
anak di masa depan serta untuk kehidupan selanjutnya yang
akan mereka jalani. Lingkungan keluarga inilah anak pertama
kali menerima pendidikan dari orang tua mereka atau orang
terdekat. Orang tua adalah pendidik bagi mereka, pola asuh,
sikap dan perubahan yang melingkupi orang tua memiliki
pengaruh besar pada perkembangan sosial dan emosi anak .
2. Sekolah
Sekolah adalah lingkungan kedua bagi anak. Disekolah
anak berhubungan dengan pendidik dan teman sebaya.
Hubungan antara anak dan pendidik dan anak dengan teman
sebaya dapat mempengaruhi perkembangan sosial dan emosi
anak. Stimulus diberikan oleh pendidik kepada anak memiliki
pengaruh yang tidak sedikit untuk mengoptimalkan
perkembangan sosial dan emosional. Pendidik adalah wakil dari
orang tua mereka saat berada disekolah. Pola asuh dan perilaku
yang ditunjukkan oleh pendidik di depan anak juga dapat
mempengaruhi perkembangan sosial dan emosi anak.
anak juga akan menyelesaikan berbagai masalah yang ia alami
dengan kekerasan juga karena ia melihat contoh bagaimana
menyelesaikan masalah dengan melakukan kekerasan yang
dilihat dari gurunya, tentu saja itu dapat menghambat
perkembangan sosial dan emosinya.
3. Teman sebaya
Teman sebaya adalah hubungan antara individu pada
anak atau remaja dengan tingkat usia yang sama dan melibatkan
keakraban yang relatif besar dalam kelompok. Jadi, lingkungan
teman sebaya ini yang memiliki peran penting bagi anak dapat
membedakan perilaku buruk dan mempertajam tingkat
kedewasaan dalam dirinya dengan membandingkan antara
teman satu dengan lainnya. Perilaku yang ditampilkan oleh
teman sebaya juga memiliki kontribusi yang tidak sedikit dalam
menentukan perkembangan sosial dan emosional seorang anak.
Jika anak dan teman-temannya dapat bermain sesuai aturan, itu
dapat mengoptimalkan perkembangan sosal dan emosinya
Penutup
Demikian artikel singkat tentang perkembangan anak
dalam hal kemampuan sosial dan emosional, mulai dari tahap
perkembangan, pola perilaku sosial dan faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan sosial dan emosional anak-anak.
Semoga dapat memberikan wawasan dan informasi yang
berharga bagi orang tua, pengasuh anak, dan pendidik sehingga
mereka terus memperhatikan faktor psikologis dan non-
psikologis terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan
anak-anak sejak usia dini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun