Abstrak
Era Society 5.0 mengacu pada fase sistem revolusi sosial-ekonomi di mana teknologi digital seperti kecerdasan buatan , Internet of Things dan big data terlibat dalam pemecahan masalah sosial dan ekonomi. BUMDes, sebagai mitra yang sangat penting dalam menumbuhkan jalan pembangunan desa sekaligus memacu ekonomi desa, dalam hal ini, akan diulas tentang peluang maupun tantangan yang dihadapinya di  Era 5.0. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk mencari tahu peluang dan tantangan pemerintah dalam konteks BUMDes dalam memasuki era Society 5.0. Melalui penelitan literatur dan studi kasus, dimulai dengan paparan umum tentang peluang dan tantangan dari Era Society 5.0. Sesungguhnya saat ini, meskipun ada lebih banyak aksesibilitas atas pembobotan usaha karena kemajuan teknologi, namun tantangan semisal keterbatasan infrastruktur asrama digital dan kapasitas sumber daya manusia menjadi tantangan yang harus diatasi.
Pendahuluan
Era Society 5.0 menjadi jawaban atas peningkatan teknologi manusia sebagai pusat perkembangan. Konsep ini menekankan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Untuk Indonesia, BUMDes berperan dalam pengembangan ekonomi komunitas, serta menjadi motor ekonomi pertama di desa. Dengan masuknya Indonesia ke era digital dan Society 5.0, terdapat peluang bagi BUMDes untuk memanfaatkan teknologi, namun di sisi lain, muncul pula tantangan yang perlu dihadapi.
Majunya suatu negara tergantung pada desanya, karena suatu negara tidak maju maka tidak mungkin negara tersebut maju, tanpa kabupaten/kota yang maju maka tidak akan ada provinsi, dan tanpa desa/kota yang maju tidak akan ada kabupaten/kota. Keuntungan dari adanya desa dapat berkompetensi secara global melalui pemanfaatan hasil potensi-potensi desa yang mampu mendorong perekonomian dan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat, salah satunya pemerintah membentuk program yang dapat mendukung pembangunan desa yaitu dengan adanya BUMDes. BUMDes salah satu lembaga yang dibentuk melalui pemerintah serta masyarakat untuk mengatur perekonomian di tingkat desa. Tujuan BUMDes didirikan untuk mengembangkan wilayah desa, yang dicapai melalui adanya program peningkatan produktivitas untuk pemberdayaan masyarakat serta keragaman sebuah usaha di pedesaan, menyediakan fasilitas yang dapat membantu perekonomian desa, membentuk dan mempertahankan lembaga yang dapat mendorong adanya rantai produksi serta perdagangan untuk optimalisasi SDA, serta mendorong tumbuhnya perekonomian di pedesaan.
Peluang Usaha BUMDes di Era Society 5.0
- Pemanfaatan Teknologi untuk Efisiensi Operasional
Teknologi seperti cloud computing, IoT, dan kecerdasan buatan dapat diintegrasikan dalam operasional BUMDes untuk meningkatkan efisiensi bisnis. Contoh pemanfaatannya termasuk sistem manajemen persediaan otomatis dan aplikasi keuangan yang dapat diakses oleh pengelola BUMDes untuk mengoptimalkan kinerja usaha.
- Â Ekspansi Pasar melalui E-commerce
Dengan semakin terjangkaunya akses internet di pedesaan, BUMDes memiliki peluang untuk memperluas pasar melalui platform e-commerce. Produk-produk lokal desa yang sebelumnya hanya dipasarkan secara lokal kini bisa dipromosikan dan dijual ke pasar nasional, bahkan internasional.
- Pengembangan Pariwisata Berbasis Digital
Banyak desa di Indonesia memiliki potensi wisata yang belum tergarap optimal. Dengan bantuan teknologi, BUMDes dapat memanfaatkan platform digital untuk mempromosikan destinasi wisata desa, mengelola pemesanan wisata, serta memberikan layanan yang lebih personal kepada pengunjung melalui aplikasi berbasis AI.
Tantangan BUMDes di Era Society 5.0
- Keterbatasan Infrastruktur Digital
Salah satu tantangan terbesar adalah belum meratanya akses internet dan infrastruktur digital di banyak desa. Hal ini membatasi kemampuan BUMDes dalam memanfaatkan teknologi digital untuk pengembangan usaha. Pengembangan infrastruktur digital yang lebih merata menjadi salah satu prioritas untuk memastikan desa-desa tertinggal juga bisa berpartisipasi dalam era digital.
- Kurangnya SDM yang Terampil dalam Teknologi