20 Oktober 2022 kemarin menjadi hari yang bahagia bagi segenap civitas akademika Universitas Pendidikan Indonesia. Pasalnya pada tanggal tersebut merupakan Dies Natalis UPI yang ke-68. Setiap tahunnya UPI sering menggelar perayaan Dies Natalis tak terkecuali pada tahun ini yang dilaksanakan  di Gedung Achmad Sanusi, Kampus UPI Bumi Siliwangi Bandung, Jawa Barat.Â
Dies Natalis UPI juga disiarkan secara langsung oleh channel youtube UPI TV. Pada acara Dies Natalis tahun ini mengusung tema "BANGKIT BERKARYA DAN INDOVATIF MENUJU INDONESIA EMAS 2045" menyimpan sebuah impian agar kedepannya UPI dapat semakin maju agar tujuan kampus UPI sebagai World class university bisa tercapai.Â
Sejumlah Pejabat tinggi pemerintah seperti Gubernur Jawa Barat, Menteri Pendidikan serta Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Barat juga turut mengucapkan selamat Dies Natalis untuk UPI yang ke-68 melalui tayangan video. Selain itu terdapat video kaleidoskop perjalanan UPI selama setahun kebelakang dan penampilan musik maupun paduan suara.
Lalu acara dilanjutkan dengan pengumuman serta pembagian penghargaan bagi dosen yang berhasil melakukan inovasi dari bidang pendidikan maupun non pendidikan. Dari beberapa dosen yang menerima penghargaan terdapat dosen dari UPI kampus daerah Purwakarta yakni Bapak Syifaul Fuada, S.Pd., M.T. memperoleh penghargaan dalam kategori Inovasi bidang non-pendidikan yaitu Gateway untuk UPIsmarthome V.1.0. Universitas Pendidikan Indonesia guna memperkuat kapasitas manajemen UPI serta terus memodernisasi dan mengintegrasikan seluruh system aplikasi manajemen yang dipakai maka ditetapkannya Smart Sistem Management (SMS). Tak hanya itu terdapat 22 Apikasi lainnya diantara seperti SIAK (Sistem Informasi Akademik), Aplikasi MBKM, Aplikasi SIKMAWA dan lain-lain.
Prof. Dr. M. Solehuddin, M.Pd., MA. Selaku rektor dari UPI menyampaikan pada pidatonya bahwa dengan mengusung tema "Bangkit berkarya dan Inovatif Menuju Indonesia Emas 2045" ini dimaksudkan agar ketika Indonesia berumur ke-100 tahun permasalahan klasik kehidupan berbangsa dan bernegara mampu diatasi serta menjadikan Indonesia memiliki peradaban yang maju dan unggul. Semua itu dapat terlaksana pada kunci utamanya yaitu pada faktor insani manusia.
Sumber daya manusia Indonesia harus terdidik dan berkembang menjadi warga negara yang memiliki tingkat kecerdasan dan moralitas yang tinggi . Lebih lanjut Prof. Solehuddin menjelaskan bahwa dengan adanya pandemi Covid-19 ini UPI sendiri terkena dampak terhadap pendapatan asli UPI sebagai trade off dari penurunan subsidi pemerintah terhadap UKT dari 250,2% pada tahun 2010 menjadi 37,7% pada tahun 2021.
Kendati demikian UPI telah memacu kemandirian keuangan agar tidak hanya mengandalkan UKT tapi juga beragam program income generating dan usaha Universitas namun begitu kontribusi UKT yang sempat naik dari 32% pada tahun 2019 menurun kembali sejak masa pandemic hingga mencapai 17.40% pada tahun 2021. Menurunnya keuangan UPI sendiri diakibatkan karena kemampuan dari mahasiswa yang pada saat itu terkena dampak pandemic Covid-19 mau tidak mau keuangan dalam hal pembayaran UKT terdapat kompensasi pemotongan UKT.
"Guna tercapainya tujuan UPI sebagai World Class University meskipun didalam keadaan pandemic, upaya-upaya tetap dilaksanakan dengan melakukan pembiayaan riset dan inovasi meskipun tetap masih terbatas dan hasilnya terjadi peningkatan dimana inovasi UPI yang semula berjumlah 55 menjadi 647 jenis inovasi yang dilakukan secara perorangan.
Selama masa pandemi inovasi skala prototype tetap berjalan produktif yakni sebanyak 188 dan 185 jenis inovasi pada tahun 2020 dan 2021." Ujar Rektor Prof. Solehuddin. Â Di tahun 2021 para peneliti UPI mendapatkan dana matching pants dari pemerintah hingga mencapai 7,8 milliar dan kedepannya dana tersebut harus ditingkatkan kembali guna menjadi kekuatan tambahan untuk melakukan riset dan inovasi di bidang pendidikan dan non pendidikan.
Tidak hanya itu dampak pandemic juga memberi perubahan pengajaran dimana yang semula dilaksanakan secara tatap muka kini harus beralih secara online. Sumber untuk mahasiswa belajarpun kini semakin beraneka ragam, mahasiswa tidak hanya terbatas lagi belajar dikampus namun bisa dimana saja entah sendiri maupun bersama-sama bisa didapatkan melalui open source internet maupun buku-buku digital.
Di zaman era society 5.0 seperti saat ini masyarakat semakin berkaitan erat dengan yang namanya kemajuan telekomunikasi. Dimana semua aktifitas yang dilakukan saling terhubung keseluruh dunia menggunakan telekomunikasi.Â
