Mohon tunggu...
Sri Andriani
Sri Andriani Mohon Tunggu... Dosen - Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Saya adalah seorang dosen ASN di Kota Malang (UIN Maulana Malik Ibrahim Malang) yang memiliki hobby melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan motto berbagi dan bersinergi untuk hidup berkah, Keluarga kecilku memberikan pembelajaran seorang ibu di tuntut mampu memberi tauladan kepada anak-anaknya dengan selau beljar dan belajar. Kosentrasi yang mendukung kompetensiku adalah bidang perpajakan, sektor publik dan ekonomi syariah: khususnya kebijakan publik islam. Tempatku mengaplikasikan ilmu salah satunya dengan Usaha yang kami bangun dengan Brand "Dinara Wooden Heel" usaha dalam ekonomi kreatif bidang kriya menghantarkan menjadi nara sumber pelatihan, workshop, bimtek untuk bersilaturahmi dengan pelaku usaha lainnya diberbagai Kota Mendampingi Proses Produk Halal juga merupakan salah satu aplikasi keilmuan dengan dasar sebagai pendamping UKM: Digital marketing, ekport, keuangan, perijinana untuk ukm dan koperasi. Kegiatan sosial menjadi salah satu bentuk aku bersosialisasi 12 tahun menjadi istri Ketua RT di Tlogomas Kota Malang tentunya bukan waktu singkat untuk perempuan yang baru menikah memimpin masyarakat pada waktu itu dengan heterogenitasnya, tetapi itulah kisah yang menarik sambil memberikan pembelajaran keapada 3 anak-anak kami untuk bersosialisasi dengan masyarakat yagn penuh keberagaman agar menjadi generasi yang tangguh

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Minuman Tradisional Bu Eny: Dari Pelatihan UMKM Hingga Berhasil Jadi Favorit Konsumen

5 Januari 2024   00:02 Diperbarui: 5 Januari 2024   00:16 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu produk UMKM unggulan Desa Kemantren, yakni  "Minuman Tradisional Bu Eny". (Dokpri)

Malang, (04/01/2024) - Berdiri pada tahun 2021, produk "Minuman Tradisional Bu Eny" sudah menjadi usaha rumahan yang menjanjikan. Ide usaha ini didapat oleh Bu Eny, selaku pemilik bisnis, dari pelatihan UMKM yang diadakan di Balai Desa Kemantren sekitar pertengahan tahun 2020. Dari pelatihan itu, terbitlah keinginan Bu Eny untuk memiliki usaha kecil-kecilan menjelang Lebaran. Tak disangka, usaha skala kecil yang ia rintis ternyata berkembang pesat. Pada awalnya, Bu Erny hanya mencoba menjual sekitar 50 pcs. Akan tetapi, produk minuman tradisional milik Bu Eny justru mendapat sambutan positif dari konsumen. Usahanya ini berkembang pesat hingga ia dapat memproduksi hingga 300 karton.

Produk "Minuman Tradisisonal Bu Eny" memiliki dua varian rasa, yakni kunir asem dan temulawak. Harga yang ditawarkan minuman menyehatkan ini juga cukup murah yakni sekitar Rp.5000 per botol dan juga Rp. 27. 000 per kardus dengan isi 24 pcs. Untuk kemasan karton isi 24 pcs, "Minuman Tradisional Bu Eny" berisi 120 ml per cupnya. Meskipun para konsumen sempat sangsi produk ini menggunakan pemanis sintesis pasalnya harganya yang lebih murah dibandingkan yang lain, Bu Eny dapat meyakinkan pembeli bahwa produk minumannya menggunakan bahan-bahan alami. "Saya mematok harga murah tuh supaya terjangkau di kalangan masyarakat. Jadi, untung sedikit nggak masalah yang penting pelanggan nggak kabur," jelas Bu Eny.

Foto Bu Eny (kiri) bersama salah satu anggota KKM 26 (kanan) saat dikunjungi di kediamannya pada Selasa, (02/01/2024). (Dokpri)
Foto Bu Eny (kiri) bersama salah satu anggota KKM 26 (kanan) saat dikunjungi di kediamannya pada Selasa, (02/01/2024). (Dokpri)

Dalam kesempatan ini, KKM 26 membantu produk usaha milik Bu Eny untuk mendapatkan sertifikasi halal. Untuk itu Bu Eny menjelaskan secara rinci bahan baku yang digunakan serta langkah-langkah dalam proses produksi minumannya. Dalam proses pembuatan minuman kunir asem, Bu Eny memerlukan bahan-bahan berupa air, kunyit, asam jawa, gula merah, gula pasir, garam dan natrium benzoat. Langkah pembuatannya pun cukup mudah. Bahan baku kuunyit diiris kemudian direbus bersamaan dnegan asam jawa hingga mendidih lalu disaring. Kemudian cairan tersebut ditambahkan gula merah, gula pasir, dan garam kemudian dididihkan lagi. Lalu proses selanjutnya apabila sudah mendidih cairan tersebut disaring dan ditambahkan natrium benzoat 0, 01% sebagai pengawet minuman. Kemudian cairan tersebut dapat dikemas dalam botol dan siap dipasarkan.

Salah satu produk
Salah satu produk "Minuman Tradisional Bu Eny" varian kunir asem. (Dokpri)

Bu Eny menerangkan bahwa produksi yang paling banyak ia hasilkan biasanya menjelang lebaran. "Orderan paling banyak biasanya tuh menjelang lebaran. Itu kisaran 700 kardus gitu," terang Bu Eny. Produksi itu ia persiapkan sebulan sebelum lebaran. Hal ini lantaran semua pengerjaannya dilakukan secara manual dengan dibantu beberapa orang yang merupakan keluarganya. Jadi apabila tidak dipersiapkan dari jauh hari, dikhawatirkan ketika orderan meningkat, proses produksi akan kewalahan. Para konsumen dapat memesan produk minuman ini melalui WhatsApp yang tertera dalam kemasan produk minuman tersebut. Pemasaran produk minuman ini masih di dalam wilayah Kecamatan Jabung saja. Meskipun demikian, Bu Eny berkomitmen untuk memberikan pelayanan sebaik mungkin guna memenuhi kebutuhan konsumen di area tersebut.

#LP2MUINMalang #KKMUINMalang2023 #KKM26UINMalang #KKM26Kemantren

#KKM26KemantrenJabung2023

Kontributor: Mahasiswa KKM Kelompok 26 UIN Malang

Editor: Anggraeni Juwita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun