Mohon tunggu...
sriana chelfiraendhiany
sriana chelfiraendhiany Mohon Tunggu... Freelancer - lulusan s1 dan belum bekerja

Saya memiliki kepribadian ceria dan mudah dalam bersosialisasi. Hobi saya bermain kano, membaca dan mengunjungi tampat-tempat yang saya anggap layak seperti pameran seni, museum, cafe dan resto dengan konsep unik dan tempat pariwisaya dengan pemandangan yang cantik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembiasaan Penggunaan Piring dan Gelas di Sekolah: Langkah Mengurangi Sampah Plastik

5 Oktober 2024   04:00 Diperbarui: 5 Oktober 2024   04:12 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, banyak sekolah di Indonesia mulai menerapkan berbagai program untuk mengurangi sampah plastik. Salah satu inisiatif yang patut diacungi jempol adalah pembiasaan penggunaan piring dan gelas di sekolah, yang bertujuan untuk menggantikan penggunaan kemasan plastik sekali pakai.

Program ini telah dijalankan di berbagai sekolah dengan melibatkan siswa, guru, dan seluruh warga sekolah. Dalam kegiatan sehari-hari, siswa diminta membawa piring dan gelas sendiri dari rumah untuk digunakan saat makan di kantin atau saat membawa bekal. Langkah ini diharapkan dapat membentuk kebiasaan baik dan menciptakan budaya ramah lingkungan.

Mengurangi Sampah Plastik Sekali Pakai

Sampah plastik sekali pakai, seperti bungkus makanan, sedotan, dan gelas plastik, telah menjadi salah satu penyumbang terbesar pencemaran lingkungan. Sekolah sebagai tempat pendidikan tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga peran penting dalam membentuk karakter dan kebiasaan baik. Melalui penggunaan piring dan gelas non-plastik, sekolah dapat memberikan contoh nyata dalam upaya pengurangan limbah plastik.

Menurut data dari berbagai lembaga lingkungan, sekitar 8 juta ton plastik masuk ke lautan setiap tahunnya, dan sebagian besar berasal dari limbah yang tidak dikelola dengan baik. Jika tidak ada tindakan segera, masalah ini akan semakin merusak ekosistem. Dengan pembiasaan sederhana seperti membawa alat makan pribadi, setiap siswa dan guru berkontribusi untuk mengurangi jumlah plastik yang berakhir di tempat pembuangan sampah.

Pembentukan Karakter Siswa Peduli Lingkungan

Langkah pembiasaan ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi limbah, tetapi juga membentuk siswa yang lebih peduli terhadap lingkungan. Dengan membawa piring dan gelas sendiri, siswa dilatih untuk bertanggung jawab terhadap barang-barangnya dan turut menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Selain itu, kebiasaan ini juga mendorong siswa untuk memahami pentingnya pengelolaan sampah yang benar dan dampak negatif dari sampah plastik bagi lingkungan.

Tantangan dan Dukungan dari Pihak Sekolah

Meskipun program ini memiliki banyak manfaat, penerapannya tentu tidak tanpa tantangan. Beberapa orang tua mungkin merasa repot karena harus memastikan anak-anak mereka membawa alat makan setiap hari. Namun, dengan kerja sama antara pihak sekolah dan orang tua, tantangan ini bisa diatasi. Sosialisasi yang baik dan pemahaman tentang dampak positif dari pembiasaan ini adalah kunci suksesnya program.

Sekolah-sekolah yang telah sukses menerapkan program ini juga memberikan penghargaan atau apresiasi kepada siswa yang konsisten membawa alat makan dari rumah. Ini diharapkan dapat semakin memotivasi siswa untuk berpartisipasi dalam gerakan ramah lingkungan ini.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun