Mohon tunggu...
Sri Agung Mikael
Sri Agung Mikael Mohon Tunggu... PNS -

Mengintip wangsit dari langit, menyingkap kabut laut, mengembangkan layar bahtera KEBANGSAAN

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Soeharto, antara Kepahlawanan dan Kepopuleran

21 Oktober 2010   08:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:14 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setelah membaca beberapa tulisan teman di Kompasiana tentang tajuk pilihan ''apakahsoehartopahlawan'' khayalan saya mulai terangsang. Berbagai pertanyaan muncul di kepala saya, antara lain apakah mungkin jika, baik Soeharto maupun orang Aceh korban DOM jaman Soeharto sama-sama menjadi pahlawan. Pertanyaan lain, dalam hal apa Soeharto dilayakkan untuk menyandang gelar pahlawan. Pertanyaan yang lebih ''aneh'' dalam otak saya, apakah seorang pahlawan harus populer atau setidak-tidaknya ada hubungan apa antara kepahlawanan dengan popularitas. [caption id="attachment_297840" align="alignleft" width="397" caption="Soeharto/Admin (brisbanetimes.com.au)"][/caption] Saya mencoba mencari tahu arti kata pahlawan. Menurut Kamus Bahasa Indonesia Online kata 'pahlawan' berarti orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani. Persoalan teknis yuridis penganugerahan gelar pahlawan itu bisa dipelajari melalui peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk menjawab tajuk pilihan ''apakahsoehartopahlawan'' saya bertumpu kepada tafsir pribadi saya atas makna pahlawan menurut KBI online tersebut yang terdiri dari unsur-unsur 1] orang, 2] yang menonjol 3] karena keberanian 4] karena pengorbanannya 5] dalam membela kebenaran, 6]pejuang 7] gagah berani. Dari ketujuh unsur itu terdapat unsur yang sama yaitu ''keberanian'' dengan ''gagah berani''. Unsur 1] orang. Jelas Soeharto adalah orang. Unsur 2] yang menonjol. Untuk berbagai alasan dan bukti-bukti sejarah, saya kira kita setuju bahwa Soeharto adalah orang yang menonjol,  baik untuk ukuran dalam negeri maupun luar negeri. Unsur 3] karena keberanian. Soeharto adalah orang yang berani. Keberaniannya telah terbukti selama karirnya di militer maupun pada saat menjadi presiden Republik Indonesia. Keberanian itu pula yang kemudian bisa memakan korban seperti korban perang, korban penumpasan PKI, korban proyek-proyek pembangunan pada waktu itu bahkan lembaga asing yang harus ngacir dari usaha campur tangannya di Indonesia. Pers termasuk korban keberaniannya untuk membungkam sikap kritis masyarakat. Soal keberanian Soeharto ini masih dapat diperdebatkan panjang lebar. Unsur 4] karena pengorbanannya. Soeharto bisa jadi tidak menyadari bahwa dengan keberanian dan langkah-langkahnya itu telah menjadikan dirinya tidak populer di mata para penentangnya. Yang lebih parah lagi, Soeharto secara sadar atau tidak sadar juga telah berkorban karena sampai dengan saat ini ia dicap sebagai presiden [paling] korup tanpa pernah sempat dibuktikan. Bagi diri dan keluarganya stigma itu pastilah merupakan korban perasaan. Unsur 5] dalam membela kebenaran. Pertanyaan kita tentu saja, kebenaran seperti apa yang karenanya Soeharto rela berkorban. Dalam unsur inilah perdebatan itu meruncing. Apakah langkah-langkah Soeharto memiliki kandungan unsur ini. Jika ada, keberanan seperti apakah itu. Apakah Soeharto dapat dinilai secara sistematis membela kebenaran ''kebangsaan Indonesia dan negara kesatuan Republik Indonesia'' meskipun memiliki ekses kurang menghargai nilai-nilai HAM. Atau,  Soeharto secara sistematis membela kebenaran ''neoliberalisme yang diwujudkan dalam konglomerasi'' dan tanpa sengaja mengorbankan kebenaran ''kebangsaan Indonesia dan negara kesatuan Republik Indonesia.'' Ataukah Soeharto membela kebenaran ''pembangunan Indonesia'' dengan ekses membesarkan konglomerasi dan mengorbankan ''kebebasan berpendapat dan Hak Azasi Manusia''. Atau sebaliknya, Soeharto membela kebenaran ''konglomerasi dan pengorbanan kebebasan berpendapat maupun HAM'' demi pembangunan Indonesia. Perspektif lain, apakah Soeharto secara sistematis membela kebenaran ''pembangunan dan pertumbuhan ekonomi'' tetapi melupakan ekses berupa ''korupsi'' ataukah ia secara sistematis memang membela kebenaran ''korupsi'' demi mencapai target-target ''pembangunan dan pertumbuhan ekonomi''. Perdebatan dapat terus dilanjutkan..... Unsur 6] pejuang. Menakar kadar kepejuangan Soeharto relatif mudah dan saya kira banyak pihak sependapat bahwa Soeharto adalah pejuang, baik dalam arti fisik, mental, dan pemikiran/filosofis. Dari beberapa unsur yang telah saya coba tafsirkan itu, tampaknya unsur ''kebenaran'' yang paling sulit ditafsirkan. Pada akhirnya tergantung dari sudut pandang mana dan kelengkapan refensi seseorang untuk memaknai kebenaran apa yang diperjuangkan Soeharto. Barangkali, penafsiran tentang kebenaran apa yang diperjuangkan oleh Soeharto inilah nantinya yang akan memperjelas motif pemberian gelar kepahlawanan itu. Jika kebenaran itu dimaknai sebagai kebenaran atas penegakan sendi-sendi nasionalisme dan NKRI maka ia layak menjadi pahlawan. Jika kebenaran itu dimaknai sebagai kebenaran pengembangan nilai-nilai neoliberalisme, maka ia tidak layak menerima gelar pahlawan. Jika kebenaran itu dimaknai sebagai peletakan nilai-nilai pembangunan ekonomi, mungkin sudah tepat jika Soeharto dianugerahi Bapak Pembangunan meskipun bukan pahlawan karena barangkali nilai pengorbanannya ''dianggap'' telah terbayar dengan manfaat ekonomi yang dinikmatinya. Akan tetapi, tetap saja jika kebenaran itu diukur berdasarkan popularitas, mungkin Soeharto masih kalah populer dengan presiden saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun