Mohon tunggu...
Sri Agung Mikael
Sri Agung Mikael Mohon Tunggu... PNS -

Mengintip wangsit dari langit, menyingkap kabut laut, mengembangkan layar bahtera KEBANGSAAN

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Pak Taufik H Mihardja Menantang Kompasianer

22 Agustus 2010   19:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:47 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

[caption id="attachment_235688" align="alignleft" width="285" caption="yanuarmulia.student.umm.ac.i"][/caption] Setelah menyimak tulisan Pak Taufik H. Mihardja [THM] berjudul Kompasianers Jadi Jurnalis Kompas.com? dan memperhatikan tanggapan para kompasianers, saya terdorong untuk menuliskan ide ini sebagai tanggapan atas ''tantangan'' Pak Taufik tersebut. Pertanyaan pokok yang mengusik saya adalah ''orang seperti apa dan dengan tulisan seperti apa yang layak disebut sebagai jurnalis?'' Selain itu juga ada pertanyaan lain yang berkaitan yaitu mengenai bagaimana bentuk pertanggungjawaban kompasianer sebagai jurnalis. Masalah ''baik dan jujur'' Pak THM mengungkapkan sebuah pertanyaan ''Sejauh mana berita atau informasi yang dikirimkan kompasianer itu bisa dipercaya.'' Lalu beliau sendiri menjawab ''Nah, kalau hal ini kita tidak bisa menjawab secara memuaskan. Kita hanya percaya saja bahwa kompasianers adalah warga negara yang baik dan jujur.'' Atas pernyataan itu, kompasianer Pak Sumantri Suwarno [SS] mengusulkan bahwa perlu ''verifikasi dari awal''. Tidak jelas maksud verifikasi itu tentang penyampai berita atau isi beritanya. Selengkapnya Pak SS menulis ''Gagasan yang menarik untuk membuat Kompas cepat d dalam merespon berita yang update di masyarakat. Hanya dibutuhkan proses verifikasi yang hati2 di awal2.'' Usul Pak SS itu ditanggapi oleh Pak THM dengan mengatakan ''Soal proses verifikasi memang penting, terutama untuk berita2 yang berpotensi “berbahaya”. Kata ''baik dan jujur'' yang dipilih oleh Pak THM untuk kita itu menurut hemat saya sudah sangat pas. Lembut dan tepat. Namun demikian belum terlalu jelas jika dihubungkan dengan konteks ''kompasianer sebagai jurnalis'' mengingat sebagian besar kompasianer bukan jurnalis profesional. Malah ada kompasianer yang sudah berbulan-bulan menjadi warga kompasiana tetapi tidak kunjung menelorkan tulisan. Bagaimana menjadi jurnalis, sedangkan menuliskan ide atau laporan pun tidak. Saya menangkap pesan Pak THM tentang ''baik dan jujur'' itu menyangkut 2 hal, yaitu : tentang orangnya dan tentang isinya. Baik dan jujur tentang orangnya berarti adanya akhlak yang baik dan maksud yang baik. Baik dan jujur tentang isinya berarti adanya ide/gagasan yang baik. Tulisan yang dikirim oleh Sdri Erlinda berjudul Tipe Blogger Macam Apakah Anda dapat membantu mengidentifikasi bahwa tidak semua kompasianer memandang kompasiana sebagai media jurnalistik. Ada yang memandang kompasiana seperti buku catatan pribadi, sebagai tempat mejeng, sebagai tempat mengintip, sebagai tempat browsing, sebagai tempat mencari teman, sebagai tempat mengajar, sebagai tempat dahwah dan sebagainya. Namun ketika ADMIN bermaksud mengadopsi sebuah tulisan sebagai karya jurnalistik, maka ketentuan tentang ''baik dan jujur'' dengan tiga unsur berupa akhlak baik, maksud baik dan ide/gagasan baik itu wajib diterapkan oleh ADMIN untuk memfilter sebuah tulisan. Sudahkah ADMIN menggunakan ketiga unsur itu selama ini ? Dengan segala maaf saya katakan, belum. Dengan mengasumsikan bahwa HEADLINE adalah apresiasi tertinggi ADMIN terhadap tulisan kompasianer [yang bukan tulisan untuk lomba] saya ingin menautkan proses penerapan asas ''baik dan jujur'' oleh ADMIN. Bukti-bukti yang dapat dikemukakan antara lain bahwa ada beberapa kompasianer yang tidak/kurang jelas identitasnya [seperti saya ini, misalnya...hehehe] tetapi ditampilkan dalam HEADLINES. Pada kesempatan lain saya pernah menemukan sebuah tulisan yang dibuat oleh kompasianer dengan identitas jelas, tentang sesuatu yang baik [tentang ''berterimakasih''] padahal melecehkan pemeluk agama lain tetapi masuk HEADLINE. Ini berarti bahwa tulisan itu dilandasi oleh maksud yang kurang baik. Atau contoh lain berupa hasil plagiasi tetapi masuk HEADLINE. Masalah pertanggungjawaban Masalah pertanggungjawaban ini disinggung oleh kompasianer Sdr. Faisal Assegaf [FA]. Sdr.FA membedakan bentuk pertanggungjawaban di Kompas.com dengan di Kompasiana. Dikatakannya ''Bedanya, di kompas.com pertanggujawabannya bersifat lembaga, sementara di kompasiana, adalah sepenuh menjadi tanggungjawab pribadi si penulis.'' Secara pribadi, model pertanggungjawaban inilah yang membuat saya tidak sertamerta mencantumkan identitas yang jelas. Bukan bermaksud agar mudah menghindar dari tanggungjawab, tetapi semata-mata masih mempelajari bagaimana bentuk pertanggungjawaban di media seperti kompasiana ini. Menuliskan identitas yang jelas tentu saja sangat menguntungkan, karena memberikan hubungan awal yang baik dengan pembaca. Tetapi bukankah di media cetak sekalipun seorang jurnalis masih menggunakan inisial untuk sebuah laporannya? Apakah dengan begitu mereka tergolong berakhlak kurang baik seperti saya? Perbedaan antara saya sebagai kompasianer dengan identitas yang kurang/tidak jelas dan jurnalis yang menggunakan inisial saya kira terletak pada hubungan antara jurnalis dengan redakturnya equivalent antara saya dengan admin. Redaktur pasti tahu identitas asli jurnalisnya sedangkan admin belum tentu tahu identitas asli kompasianer. Nah, kelemahan hubungan antara kompasianer dan admin dalam rangka membingkai tanggungjawab ''jurnalistik'' di kompasiana ini perlu menjadi salah satu pemikiran yang serius bagi admin. Demikian sekedar urun rembug bagi kompasiana, semoga berkenan. [SAM] Cianjur, 23 Agustus 2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun