Menoleh, kutatap dirinya.
Raut wajahnya dipenuhi euforia kebahagiaan nyata.
Sesak? Tidak!
Senang? Jua tidak!
Lalu apa?
Tersenyum pasti langkahkan diri menangkap angan.
Diriku dan dirinya dulu berlari menuju ingatan.
Semerbak bau wewangi makhluk putih dengan kelopak indah terciumlah.
Tap tap tap
Haruskah menangis? Tidak!
Mungkin sedikit disesali? Ya!
Kuatkan hati dan berjabat tangan, berharap getar nan indah itu telah punah.
Dan..
Memang punah!
Senyumlah!
Senyum!
"Bagaimana kabarmu?" pungkasnya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!