Mohon tunggu...
Sri arfani
Sri arfani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Artikel 2 : Implementasi Teknik Bimbingan Konseling dalam Mengatasi Gangguan Kecemasan Sosial Anak Usia Dini

14 Juni 2024   17:19 Diperbarui: 28 Juni 2024   13:10 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecerdasan interpersonal dan kecerdasan emosional pada anak usia dini ini tidak dimiliki oleh anak secara alami, tetapi harus ditumbuhkan dan dikembangkan oleh orangtua maupun pendidik PAUD dengan mengembangkan aspek sosial dan emosi anak usia dini. Karena Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan sosial emosional pada anak usia dini adalah faktor hereditas (orangtua), lingkungan dan umum.

Artikel 1 :pola pelasanaan bimbingan dan konseling untuk mengoptimslksn kemampuan anak autis di sekolah dasar.

1. Pendahuluan
 
Keterlambatan orangtua dalam mengetahui kondisi autisme yang dialami oleh anak mereka akan berdampak pada perkembangan anak yang kurang optimal. Penanganan sejak sedini mungkin dibutuhkan bagi anak dengan spektrum autis. Meskipun begitu, penanganan yang berkelanjutan juga sangat diperlukan untuk menjaga dan mengoptimalkan perkembangan yang telah muncul, serta merangsang perkembangan lain yang belum terlihat. Sastry dan Aguire (2012, hal. 5) menjelaskan bahwa untuk memilih penanganan, pendidikan dan mengoptimalkan kemampuan anak autis dengan tepat orangtua perlu memiliki dua hal yaitu pertama, pengetahuan tentang minat, kekuatan dan kebutuhan khusus anaknya, selain itu juga tindakan apasaja yang dapat dilakukan orangtua. Kedua, mengikuti perkembangan riset untuk memahami ide-ide yang tepat diterapkan pada anak.
 
Bimbingan dan konseling di sekolah dapat memberikan bantuan kepada keluarga untuk lebih mengenal kondisi anaknya. Seperti yang dijelaskan oleh Manusia perlu mengenal dirinya sendiri dengan sebaik-baiknya. Dengan mengenal dirinya sendiri, mereka akan dapat bertindak dengan tepat sesuai kemampuan yang ada pada dirinya. Walaupun demikian tidak semua manusia mampu mengenal mengenal segala kemampuan dirinya. Mereka ini memerlukan bantuan orang lain agar dapat mengenal diri sendiri, lengkap dengan segala kemampuan yang dimilikinya dan bantuan tersebur dapat diberikan oleh bimbingan dan konseling.
 
 
2. Pembahasan
 
Pola Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling untuk Mengoptimalkan Kemampuan Anak Autis di Sekolah Dasar Bimbingan dan konseling dibutuhkan tidak hanya bagi anak dengan spektrum autis tetapi juga keluarga khususnya orangtua si anak. Anak autisme membutuhkan lingkungan yang konsisten dan mendukungnya dalam mengoptimalkan kemampuannya. Lingkungan yang konsisten ini terutama adalah sekolah tempat anak mendapatkan pendidikan formal dan di rumah bersama keluarga dimana anak melakukan interaksi lebih intens dan dengan waktu yang lebih panjang. Begitu juga keluarga atau orangtua dari anak autis membutuhkan bantuan dalam memahami dan memberikan tindakan khusus bagi anak mereka agar dapat mengoptimalkan kemampuannya. Interaksi sehari-hari orangtua dengan anak-anak akan membentuk perilaku dan pembelajaran mereka.
Pola umum Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling untuk Mengoptimalkan Kemampuan Anak Autis di Sekolah Dasar
 
a. Identifikasi
Proses identifikasi dilakukan untuk mengetahui kondisi anak dan keluarga atau orangtua agar dapat memetakan kemampuan anak. Pemetaan kemampuan juga berlaku bagi kondisi keluarga, agar konselor mengetahui dan dapat menyesuaikan serta memberikan masukan kepada orangtua mengenai rancangan program BK (pada tahap selanjutnya). Untuk mengidentifikasi kondisi anak dan keluarga digunakan teknik assesment dengan teknik pengumpulan data disesuaikan oleh kebutuhan. Asesmen merupakan proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data atau informasi tentang peserta didik dan lingkungannya
 
Hal tersebut dilakukan untuk mendapat gambaran berbagai kondisi individu dan lingkungannya sebagai dasar pengembangan program layanan bimbingan dan konseling yang sesuai kebutuhan. Lidz menjelaskan bahwa asesmen merupakan proses pengumpulan informasi untuk mendapatkan profil psikologis anak, yang meliputi gejala dan intensitasnya, kendala-kedala yang dialami, kelebihan dan kelemahannya, serta peran pendukung yang dibutuhkan anak Setelah melakukan pemetaan terhadap kondisi yang ada khususnya anak autis, selanjutnya hasil tersebut digunakan untuk merancang program bimbingan dan konseling yang merupakan solusi dari permasalahan yang ada.
 
b. Solusi atau Program BK
Solusi atau program bimbingan dan konseling yang dibuat harus mengacu pada hasil asesmen yang telah dipetakan sebelumnya. Selain itu juga program ini dapat disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan akan pendidikan yang ada di sekolah dengan memprioritaskan kebutuhan anak autis. Karena pada hakikatnya pendidikan berusaha untuk memaksimalkan perkembangan dan kemampuan peserta didiknya. Sebuah intervensi yang memampukan pembelajaran, adaptasi dan perkembangan dapat membuat hidup bisa lebih dikelola.
 
Program bimbingan dan konseling yang telah dirancang juga harus melalui proses diskusi orangtua dan pihak sekolah terutama kepala sekolah atau guru kelas anak yang bersangkutan. Hal ini mengingat bahwa integrasi dan konsistensi lingkungan anak dalam melaksanakan program tersebut sangatlah penting.
 
c. Pelaksanaan
Proses pada pola umum di atas yang terakhir adalah pelaksanaan. Pada proses pelaksanaan ini diperlukan adanya sosialisasi mengenai hasil asesmen, yaitu pemetaan kondisi anak kepada keluarga atau orangtua. Ketika orangtua memiliki gambaran yang akurat mengenai kekuatan dan kelemahan putra-putrinya, maka mereka bisa menentukan dan mendukung terapi dan akomodasi yang paling cocok untuk anaknya [1]. Sangat penting bagi orangtua untuk mengetahui kondisi anaknya sebelum melakukan intervensi terhadap anak. Selain itu, dengan mengetahui kondisi anaknya maka dapat mengurangi ketegangan emosi akibat ketidaktahuan atau kurangnya informasi mengenai keadaan yang dialami oleh anaknya.
Selanjutnya konselor melakukan sosialisasi kepada anak autis dan orangtua mengenai program yang akan dilaksanakan secara terperinci. Selain memberikan pengetahuan mengenai program, sesuai prinsipnya konselor atau pembimbing juga memberikan bimbingan kepada anak dan orangtua dalam melaksanakan program tersebut. Sesuai tujuan awal dari pelaksanaan bimbingan dan konseling yaitu membangun lingkungan yang integratif dan konsisten di sekitar anak autis tingkat sekolah dasar, maka konselor juga melakukan pemantauan terhadap hubungan atau pelaksanaan program antara anak dan orangtua.
 
3. Kesimpulan
 
Bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam memberikan masukan dan solusi bagi perkembangan pendidikan baik bagi sekolah itu sendiri maupun peserta didik. Beragamnya permasalahan yang dialami oleh siswa terutama anak dengan spektrum autis yang memiliki masalah-masalah terutama dalam perkembangannya membutuhkan campurtangan bimbingan dan konseling untuk merancang sebuah program yang terintegrasi dengan lingkungan anak. Pola pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam mengoptimalkan kemampuan anak autis ini terbagi menjadi tiga tahapan yaitu melakukan identifikasi anak dan keluarga sebagai dasar melakukan pemetaan kemampuan dan hambatan, selanjutnya berdasarkan hal tersebut dirancang sebuah program bimbingan dan konseling yang memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun