Hari Raya Idul Fitri sangat identik dengan tersedianya baju baru, aneka kuliner khas dan orang-orang saling maaf memaafkan. Pasar merupakan salah satu tempat paling banyak dikunjungi masyarakat khususnya ibu rumah tangga untuk berbelanja kebutuhan harian. Umumnya jumlah pengunjung pasar meningkat drastis menjelang Lebaran tiba. Menurut KBBI, pasar mempunyai beberapa makna: 1) sebagai tempat orang berjual beli/bertransaksi; 2) menurut bahasa ekonomi: kekuatan penawaran dan permintaan, tempat penjual yang ingin menukar barang atau jasa dengan uang, dan pembeli yang ingin menukar uang dengan barang atau jasa; 3) kata tertentu yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari (merujuk kepada tata bahasa kurang baik dan pilihan penggunaan kata di dalamnya). Pasar Balang-Balang adalah pasar tradisional, lokasinya di Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Pasar ini berada di tepi jalan poros Malino, jalur penghubung Kabupaten Gowa dengan Kota Makassar. Sejak lama Pasar Balang-Balang telah menjelma menjadi salah satu pusat belanja bahan pokok di daerah Gowa. Pasar ini berlangsung tiga kali dalam seminggu yaitu hari: Minggu, Rabu dan Jumat. https://www.instagram.com/p/DHpkGH7yIbn/
Hari Minggu merupakan hari padat pengunjung di pasar Balang-Balang karena menjadi sentral transaksi masyarakat berasal dari berbagai kecamatan terdekat. Rata-rata pengunjung datang ke tempat ini karena ingin membeli kebutuhan pokok dengan harga relatif murah dibandingkan pasar tradisional lainnya. Selain dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai kecamatan, Pasar Balang-Balang juga menjadi tujuan warga perumahan yang bermukim di sekitar tempat tersebut. Khusus pada akhir pekan, sering terlihat penumpang mobil pribadi yang singgah berbelanja bahan makanan ke Pasar Balang-Balang sebelum melanjutkan perjalanan ke Malino, salah satu destinasi wisata pegunungan di Sulawesi Selatan. Harga bahan pokok sangat terjangkau dibandingkan dengan daerah tujuan wisata membuat orang-orang berbelanja sembako di tempat tersebut.
Hari ini tanggal 26 Maret 2025 adalah Mystery Challenge 3, Program Ramadan Bercerita 2025 dari Kompasiana dengan tema Reportase Kondisi Pasar Jelang Lebaran. Aku bertinggal di daerah Borong Sapiri yang berjarak sekitar 2,5 km dari Pasar Balang-Balang. Pasar Inpres ini adalah destinasi utama berbelanja kebutuhan pokok maupun sarana mencuci mata. Kondisi pasar bersih dan tidak terlihat tumpukan sampah. Suasana Pasar Balang-Balang menjelang hari Raya Idul Fitri terlihat ramai dengan kaum hawa yang sibuk berbelanja bahan kue dan berbagai kebutuhan untuk berbuka puasa. Aku mengunjungi tempat ini sekitar jam 7.30 WIB dan jalanan poros di depan pasar belum terlalu macet dipenuhi kendaraan roda empat. Suasana ini sangat berbeda bila dibandingkan dengan hari Minggu atau menjelang Hari Raya Idul Fitri. Parkiran di depan pasar terlihat dipenuhi bentor dan motor bercampur lapak pedagang yang memakai tenda terpal. Di seberang pasar terdapat penjaja anakan itik dan anak ayam warna-warni. Terdapat pula sebuah warung bakso yang ditutup pemiliknya saat bulan Ramadan. Momen berpuasa merupakan waktu istirahat untuk para pelaku usaha. Mereka mudik bersama keluarga untuk memperlihatkan hasil jerih payah meraup pundi-pundi rupiah dari tanah rantau.
Melihat kondisi hari ini, tampaknya sebagian masyarakat yang mengunjungi Pasar Balang-Balang cenderung berbelanja kebutuhannya di kios yang berada di bagian luar yang berada di dekat jalan masuk. Aku juga melihat sebuah toko penjual cemilan yang berada di bagian dalam pasar (di dekat bagian ujung) terlihat sepi pembeli. Aku menduga pembeli yang sedang berpuasa memilih menghemat tenaga dengan berbelanja kebutuhan di lapak berada dekat jalanan dibandingkan masuk ke dalam pasar yang jaraknya lebih jauh. Memang benar, di pojok tertentu yang memakai tenda terlihat banyak orang melakukan transaksi jual beli barang kebutuhan. Setelah kuperhatikan tempat itu berada di dekat jalan poros tempat mangkalnya beberapa orang tukang bentor. Mereka dengan sigap membantu calon penumpang mengangkat aneka barang ke atas bentor dan mengantarkannya ke tujuan.

Suasana panas dan menimbulkan dahaga di kerongkongan menyebabkan pembeli cenderung memilih membeli barang yang berada di dekat jalan utama. Tidak dapat dipungkiri bahwa harga barang lebih mahal jika dibandingkan dengan masuk ke bagian dalam pasar yang lebih jauh jaraknya. Upaya menghemat tenaga di hari ke 24 bulan Ramadan memang perlu dilakukan karena energi tubuh sudah banyak tereduksi di hari-hari sebelumnya.
Di bagian dalam Pasar Balang-Balang terlihat jejeran penjual buah, sayur mayur, ayam potong, ikan segar dan hasil laut lainnya. Performa pisang kepok yang begitu cantik pastilah sangat lezat untuk dibuat menjadi kolak , pisang ijo dan pallubutung untuk berbuka puasa. Ada pula jejeran penjual buah-buahan yang menjajakan pepaya, nenas dan jeruk. Selama bulan Ramadan terjadi lonjakan harga pepaya karena dijadikan bahan membuat es buah untuk berbuka puasa. Tumpukan ikan kembung dan layang terlihat segar dan pasti sangat lezat untuk diolah menjadi santapan makan malam dan sahur.

Sulawesi Selatan terkenal dengan peluatnya yang mengarungi lautan mencari ikan memakai kapal Phinisi. Profesi nelayan membuat pelaut tersebut harus menemukan cara jitu supaya bahan perishable tersebut tidak busuk dalam perjalanan. Selain dikeringkan di bawah sinar matahari, ikan masak pallumara dan pallu ce'la (ikan masak garam campur kunyit bubuk) merupakan tradisi mengawetkan ikan yang telah dilakukan oleh leluhur zaman dahulu. Masyarakat Sulawesi Selatan terbiasa mengolah ikan segar menjadi ikan masak pallumara. Jenis ikan yang diolah menjadi juku pallumara adalah: ikan bolu (bandeng), ikan sunu (kerapu), ikan layang, kembung dan teri dimasak menggunakan air asam, kunyit bubuk, irisan bawang merah, cabai rawit, gula, garam dan sedikit minyak goreng sebagai penambah cita rasa. Masakan ini bertambah lezat jika disimpan dalam lemari pendingin.
