Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist, I believe my fingers, https://www.aminahsrilink.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Magang Mahasiswa Prodi Proteksi Tanaman Mengguncang UPT BPTPH Sulawesi Selatan

8 Oktober 2024   02:20 Diperbarui: 8 Oktober 2024   06:40 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dalam membangun sumber daya manusia yang kompeten dan berdaya saing global, diperlukan sinergitas antara Perguruan Tinggi dan instansi terkait dalam satu bidang tertentu. Selama ini diketahui bahwa Proteksi Tanaman telah berperan sebagai pilar utama pembangunan pertanian berkelanjutan yang berpotensi memajukan bangsa Indonesia. 

Sebagai salah satu upaya mencerdaskan kehidupan generasi muda sekaligus  menambah pengalaman mahasiswa untuk siap menembus dunia kerja, dilakukan kegiatan magang untuk 9 orang mahasiswa Prodi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin ke UPT Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Sulawesi Selatan yang lokasinya di Kabupaten Maros. 

Kegiatan magang dilaksanakan untuk mahasiswa semester 7 dan diharapkan menjadi bekal yang sangat berguna untuk menambah soft skill yang telah dimiliki oleh mahasiswa tersebut. 

Kegiatan magang 9 orang mahasiswa Prodi Proteksi Tanaman di UPT BPTPH dimulai pada tanggal 3 September 2024 dan berakhir pada tanggal 2 Oktober 2024. Saat ini UPT BPTPH Sulawesi Selatan dipimpin oleh  Ir. Muhammad Anwar, S.Hut., T.MP.IPU. Di dalam pemaparannya saat dilakukan acara penarikan mahasiswa magang, beliau menjelaskan bahwa saat ini tanaman padi di Sulawesi Selatan banyak diserang tikus hama, penggerek batang padi putih dan penyakit tungro yang disebabkan oleh wereng hijau yang menjadi vektornya. 

Selain gangguan OPT atau Organisme Pengganggu Tanaman yang menyerang tanaman padi, Kabupaten Soppeng  juga mengalami kekeringan atau puso seluas 2.500 ha. Suatu jumlah yang tidak dapat dianggap remeh karena menyangkut ketahanan pangan masyarakat Sulawesi Selatan yang menjadikan beras sebagai makanan pokok. Secara umum OPT yang bersifat ekslusif telah ditangani dengan cara gerdal rutin untuk monitoring perkembangan OPT. 

Salah satu cara efektif dalam memutuskan siklus penyakit tungro yang menyerang tanaman padi adalah mematikan wereng hijau yang berperan sebagai vektor penyakit berbahaya itu. Sebuah kabar baik dari para pengamat OPT  di lapangan yang telah melakukan inventarisasi. Sesuai kondisi pertanaman padi saat ini, sangat dianjurkan penanaman padi IP 100 dan IP 200. 

Terkait dengan IP 100 dan IP 200, salah satu upaya meningkatkan produksi padi yang dapat dilakukan  adalah melalui perluasan areal tanam dengan cara pencetakan sawah baru maupun peningkatan indeks pertanaman (IP). Peningkatan IP dari satu kali tanam (IP-100) menjadi dua kali tanam dalam setahun (IP-200) merupakan cara jitu dalam melakukan swasembada beras. 

Di dalam menunjang upaya peningkatan produksi padi di sawah yang mengalami musim kering berkepanjangan, sangat diperlukan adanya sumur dangkal dilengkapi pompa untuk mengatasi masalah tersedianya air di persawahan.

 Diharapkan upaya tersebut mampu mengubah  tanaman padi  menjadi IP 300. Kabupaten Enrekang dan Gowa adalah dataran tinggi di Sulawesi Selatan yang  memiliki lahan kering. Kabupaten Enrekang yang tergolong kering mempunyai komoditi unggulan berupa kentang dan bawang, sedangkan Kabupaten Gowa menghasilkan produk pertanian berupa kentang, bawang dan cabe.

Menindaklanjuti permasalahan di lahan pertanian dan cara menanggulangi serangan OPT secara ramah lingkungan, mahasiswa magang Prodi Proteksi Tanaman angkatan 2021 memulai aktivitasnya di laboratorium dan lapangan. 

Kantor UPT BPTPH Sulawesi Selatan memiliki 3 buah laboratorium masing-masing: Laboratorium OPT dikepalai oleh Sirajuddin, SP., Kepala Laboratorium Pengujian Pestisida dikepalai oleh Safaruddin, SP.,  dan Kepala Laboratorium Agens Hayati dikepalai oleh Ir. Nurhani, MP. 

Selama sebulan waktu magang di kantor tersebut, masing-masing Kepala Laboratorium dan staf pembimbing lapangan melakukan banyak aktivitas bersama mahasiswa antara lain: pembuatan asam amino berasal dari keong mas, pengenalan Plant Growth Promoting Regulator (PGPR) berasal dari akar bambu, residu dan formulasi pestisida (konsentrasi racun diuji mutunya), pengenalan OPT pangan (penggerek batang padi putih, keong mas) dan hortikultura (kutu), pestisida nabati, mengenal mikroba bermanfaat yaitu: Trichoderma, Paenybacillus polymixa dan bakteri Bacillus thuringiensis. Materi yang menurut saya sangat menarik adalah pemanfaatan keong mas di dalam praktik pembuatan asam amino. 

Selama ini keong mas merupakan hama tanaman padi yang sangat merusak.  Keong mas dicampur sebiji nanas, molasse 200 ml yang dilarutkan dalam 2 liter air dan sebotol yakult merupakan materi praktik pembuatan asam amino yang dapat dilakukan secara mandiri oleh mahasiswa. Penggunaan keong mas dalam praktik yang dilakukan mahasiswa magang sangat berkontribusi menurunkan populasi keong mas yang menyerang tanaman padi di sawah secara ramah lingkungan. Hal ini tidak menimbulkan pencemaran lingkungan karena bebas bahan kimiawi berbahaya, malahan memberikan dampak positif untuk pertumbuhan tanaman padi. 

Semua kegiatan ini terekam dalam video dokumentasi dan menjadi saksi aktivitas mahasiswa Prodi Proteksi Tanaman yang  sukses mengguncang kantor tersebut selama berlangsungnya kegiatan magang. Praktik yang dilakukan dan bersentuhan langsung dengan obyeknya tentu memberikan pemahaman yang lebih efektif dan mendalam untuk mahasiswa bila dibandingkan dengan hanya belajar teorinya di dalam kelas. 

Kegiatan magang juga menumbuhkan rasa percaya dalam diri mahasiswa bahwa mereka mampu menjadi penerus tonggak pembangunan untuk memajukan pertanian Indonesia dengan menghasilkan pangan berkualitas bebas OPT dan tanpa residu berbahaya. Alam sekitar ciptaan Tuhan penuh dengan manfaat yang dapat digali secara lebih ilmiah dan mendalam untuk penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa itu.

Mahasiswa Prodi Proteksi Tanaman Bersama Kepala UPT BPTPH, Sekretaris Departemen HPT, tendik HPT dan staf kantor tempat magang (Surahmat, 2024)
Mahasiswa Prodi Proteksi Tanaman Bersama Kepala UPT BPTPH, Sekretaris Departemen HPT, tendik HPT dan staf kantor tempat magang (Surahmat, 2024)

Saya sebagai Sekretaris Departemen HPT yang diberikan wewenang menghadiri penarikan mahasiswa magang di UPT BPTPH Sulawesi Selatan optimis bahwa kegiatan yang sangat bermanfaat ini tetap berlanjut untuk tahun mendatang.

 Penarikan resmi dilakukan dengan pemberian sertifikat selesai magang untuk 9 orang mahasiswa, pemberian cendera mata dari Prodi Proteksi Tanaman kepada UPT BPTPH dan sebaliknya.  Acara ditutup dengan foto bersama di pelataran kantor yang berada di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan (srn).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun