"Kamu syapa..." tanyanya dengan ketus padaku. Di kejauhan aku melihat Adrian dan ayahnya berjalan menghampiriku. Aku segera meninggalkan Ryo dan perempuan centil itu.
"Andrea, ini ayahku,"
Kusalami ayah Adrian yang tersenyum lebar.
"Apa kabar Nak?" ditepuknya bahuku dengan ramah. Aku merasakan hangat menjalar dalam pembuluh darahku.
"Inilah perempuan idaman yang tadi kuceritakan Yah. Perempuan yang membuat jantungku selalu berdebar tidak karuan.," Adrian menarik lembut tanganku untuk berdiri di sampingnya. Kulihat  Ryo berjalan di belakang Adrian sambil menggerutu diikuti oleh cewek centil yang mengomel panjang lebar.
"Permisi Pak," Ryo mengangguk hormat kepada ayahnya Adrian.
"Siapa itu?" tanyaku pada Adrian.
"Oh itu si Ryo, teman kuliahku. Kami seangkatan. Keknya dia tinggal di dekat rumahmu deh."
Aku terbelalak, Adrian seangkatan dengan Ryo. Waduh...
"Kenapa Andrea? Kamu kenal Ryo?"
Aku menggeleng kuat dan memandang punggung Ryo yang semakin menjauh. Tampaknya dia dongkol melihat kedekatanku dengan Adrian.