Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari sektor pertanian. Umumnya petani selalu mengharapkan hasil panen melimpah untuk menutupi biaya yang telah dikeluarkan dalam merawat tanamannya.Â
Di dalam budidaya tanaman sampai tiba masa panen, masalah utama yang dihadapi oleh petani adalah gangguan yang datang dari Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Organisme ini berasal dari golongan hama, penyakit, dan gulma.
Gulma Sebagai Bagian Penting OPT
Adanya OPT memang selalu menimbulkan keresahan dan memicu air mata petani. Hama adalah pengganggu tanaman yang berasal dari kelompok serangga (wereng coklat, belalang dan hewan berkaki tiga pasang yang merusak tanaman), non-serangga (tungau atau mites), burung pemakan padi, mammalia (tikus, babi hutan, tupai, kera) dan moluska (keong mas, siput).Â
Patogen penyebab penyakit pada tanaman adalah kelompok mikroba atau jasad renik yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang dan harus menggunakan mikroskop untuk mengidentifikasinya. Contoh mikroba yaitu: jamur, bakteri, virus, dan lain-lain.
Secara umum istilah gulma digunakan untuk menyebutkan jenis tumbuhan yang sifatnya mengganggu di lahan pertanian. Definisi lain menyebutkan gulma sebagai vegetasi yang tumbuh bukan pada tempatnya dan jenis tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya.Â
Gulma yang berada di lahan pertanian sangat merugikan pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan. Gulma atau tumbuhan pengganggu merupakan vegetasi yang tumbuh di antara tanaman budidaya milik petani.Â
Gulma dapat dibedakan berdasarkan bentuk daunnya yaitu: kelompok gulma berdaun lebar (contohnya bunga tai ayam Lantana camara), berdaun sempit (rerumputan), teki dan pakis atau paku.Â
Sekilas pandangan mata, rumput dan teki sama penampilannya. Jika diperiksa secara seksama barulah kelihatan bedanya, batang rumput bentuknya bulat sedangkan batang teki berbentuk segitiga.Â
Perbedaan mendasar lainnya antara rumput dan teki adalah akarnya. Akar rumput berbentuk serabut, sedangkan akar teki berbentuk rimpang. Inilah menjadi alasan mengapa teki sangat sulit dicabut karena akarnya mencengkeram sangat erat ke dalam tanah yang ditempatinya bertumbuh.