Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist. I believe my fingers...

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Juku Mairo

21 Maret 2023   21:44 Diperbarui: 21 Maret 2023   22:24 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu pagi yang indah di kota Wageningen, The City of Life Science di awal bulan Maret 2016. Saat itu awal musim semi telah datang di negeri Kincir Angin. Salju yang bertengger manis di atas daun pepohonan cemara mulai mencair perlahan. Pemandangan bertambah syahdu dengan kicau riang para burung  menyapa datangnya hari baru. Bongkahan kecil salju menumpuk di beberapa cabang pohon yang menjulang ke langit biru. Bongkahan mungil itu terlihat sangat spektakuler. Mereka menitikkan butiran air kemilau laksana berlian diterpa cahaya matahari yang mengintip malu-malu dari balik awan.

Setelah bersarap cereal, raisin bread dan buah segar, saya bersama beberapa orang teman yang berasal dari Afrika,  Afghanistan dan India berjalan kaki menuju ke Saturday market yang digelar di dekat katedral yang berada di belakang Hof van Wageningen, tempat kami bertinggal selama berlangsungnya international course. Saturday market adalah  'pasar kaget' yang hanya digelar  pada hari Sabtu pagi. Pengunjung harus datang sebelum pukul 11.00 siang karena itulah waktu berakhirnya pasar.  

Transaksi jual-beli ini bertempat di sebuah lapangan kosong. Di kejauhan terlihat jejeran kafe dan toko souvenir khas Belanda. Kuhirup udara pagi yang sangat sejuk sambil mengucapkan rasa syukur di dalam hati diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk menikmati suasana pagi di kota kecil yang begitu damai. Wageningen adalah kota pelajar dan mempunyai universitas yang fokus pada bidang pertanian. Saya sangat bersyukur mendapatkan beasiswa dari Netherlands Fellowship Program (NFP) untuk menambah pengetahuan  tentang dunia pertanian di Wageningen University and Research (WUR). Reputasi dari hasil penelitian WUR telah diadopsi di banyak negara sehingga dinobatkan sebagai tempat belajar ilmu pertanian terbaik di seluruh dunia.

Saturday market adalah jejeran penjual kagetan yang menjajakan dagangannya dengan menggunakan tenda dan meja sederhana. Semua penjual berusaha menampilkan  dagangan terbaiknya untuk menarik pembeli yang datang ke tempat itu. Di situ ada penjual souvenir, baju kaos, keju, bunga dan  bahan makanan lainnya. Mataku membelalak, kaget tak terkira melihat kotak styrofoam berisi ansjovis seharga 6 euro per kilogram (saat itu kurs sekitar Rp. 15,000).

Lain lubuk lain ikannya, begitu kata pepatah. Di kota Makassar yang menjadi tempatku bertinggal, ikan kecil berwarna gelap dengan garis warna perak di sepanjang badannya dinamakan juku mairo alias mairo atau ikan teri. Juku artinya ikan dalam bahasa Makassar. Umumnya juku mairo dijual dalam bentuk tumpukan kecil, berjejer dengan jenis ikan lainnya di atas meja pedagang ikan di pasar tradisional. Lain halnya dengan swalayan yang kesannya elegan, gerombolan ikan ini naik kelas cara kemasnya. 

Mereka dijual dalam keadaan bersih di kotak styrofoam bertutup plastik transparan.  Berbekal uang senilai spuluh ribu rupiah di kota Makassar, anda telah mendapatkan segepok juku mairo yang telah siap untuk dimasak pallumara. Pallumara adalah masakan khas Makassar, berbahan dasar ikan yang bumbunya terdiri dari: asam Jawa, garam, gula dan kunyit bubuk. 

Adanya stigma menyesatkan dari segelintir orang tentang juku mairo, mereka menganggap bahwa mengkonsumsi juku mairo identik dengan kehidupan kelas bawah yang serba kekurangan. Beberapa orang yang pernah saya temui memang secara terang-terangan menyatakan 'rasa malu' dan kurang sreg menghidangkan menu berbahan dasar juku mairo. Adanya perasaan bakal dianggap remeh dan  kecemasan berlebihan dianggap kampungan terjadi karena juku mairo harganya murah meriah, dijual di berbagai tempat dan kebanyakan dimakan oleh orang yang kurang mampu secara ekonomi.

Don't judge the book by its cover adalah kalimat tepat menggambarkan status juku mairo di Makassar.  Sebuah opini yang mengklaim bahwa juku mairo adalah makanan kelas rendahan merupakan persepsi yang salah. Tampaknya oknum itu belum menahu bahwa di dalam 100 gram juku mairo segar mengandung kalsium sebanyak 972 mg. 

Kalsium sebagai mineral penting sangat dibutuhkan untuk menguatkan struktur tulang dan gigi. Massa kalsium terbanyak pada manusia ditemukan pada tulangnya. Tingginya kalsium  yang dikandung oleh juku mairo menyebabkan ikan mungil ini direkomendasikan menjadi cemilan sehat untuk balita. Kalsium sangat bermanfaat untuk perkembangan otak, pertumbuhan tulang dan gigi balita. Umumnya ibu di kota masyarakat Makassar telah memberikan lauk berupa juku mairo yang dimasak pallumara sebagai makanan pendamping ASI sejak anak berusia 6 bulan.

Bercerita tentang juku mairo, saya teringat saat masih bersekolah di SD. Setiap hari Nenek saya membuatkan sayur bening bayam campur jagung dan juku mairo yang digoreng sampai garing. Keindahan rasa juku mairo hasil masakan almarhumah Nenek tetap teringat sampai hari ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun