Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist, I believe my fingers, https://www.aminahsrilink.com/

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Mengenal Skin Care Berbasis Kearifan Lokal

10 Februari 2023   23:08 Diperbarui: 10 Februari 2023   23:18 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang perempuan identik dengan keindahan dan keharuman, bagaikan bunga mekar berseri yang menebarkan pesonanya tanpa henti ke segala penjuru. Keindahan sangat erat kaitannya dengan budget yang tersedia di kantong. Dukungan sektor keuangan memegang peranan sangat vital untuk meningkatkan penampilan. Kehadiran produk skin care berbagai merek yang membanjiri iklan luring dan daring  seakan melengking keras menyatakan  bahwa produk itu adalah kualitas terbaik dan harus segera dicoba. Promosi yang sangat gencar itu  membuat para maniak kecantikan keringat dingin merogoh kocek sedalam-dalamnya supaya mendapatkan kulit yang kinclong bagaikan bintang drakor negeri ginseng. Dari banyaknya skin care yang beredar di pasaran, ternyata masih ada segelintir masyarakat modern yang percaya dan tetap memilih memanfaatkan produk perawatan kulit warisan leluhur. 

Beras merupakan salah satu material alami yang lazim digunakan sebagai bahan baku skin care tradisional yang tidak lekang oleh waktu. Secara umum, beras yang dimasak menjadi nasi adalah makanan pokok masyarakat Indonesia dan berbagai negara lainnya.  Oryza sativa adalah nama ilmiah tanaman padi yang awalnya dikenal sebagai tumbuhan liar penghasil bulir sumber pangan. Setelah ribuan tahun berlalu, tumbuhan liar ini telah bertransformasi menjadi tanaman pangan penting di mayoritas benua Asia. Rangkaian bulirnya yang padat merunduk berwarna kuning keemasan, setelah diolah menghasilkan beras siap ditanak menjadi nasi. Selain beras, beberapa sumber karbohidrat lainnya yang umum dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia adalah: jagung, singkong, ubi jalar dan jewawut. Hal ini dijumpai pada kebiasaan masyarakat di beberapa spot wilayah NKRI. Telah lama diketahui bahwa beras telah memberikan kontribusi dalam perawatan kesehatan khususnya kulit. Produk beras dibuat menjadi skin care dalam bentuk bedak dan lulur. Produk obat herbal yang berbahan dasar beras adalah:  jamu dan parem beras kencur untuk pegal linu serta ramuan bermanfaat lainnya.  Parem beras kencur sangat berguna sebagai obat alami  yang digunakan untuk bayi dalam memberi kehangatan di seluruh tubuh dan bermanfaat mengobati bengkak karena keseleo atau terjatuh. Cara pemakaiannya sangat mudah,  parem  dioleskan pada bengkak dan tidak berbahaya digunakan dalam jangka waktu yang lama. Sensasi parem memberikan rasa hangat yang melancarkan peredaran darah dan menghilangkan lebam di kulit.

Salah satu kearifan lokal masyarakat yang bertinggal di Sulawesi Selatan adalah kepiawaiannya membuat skin care tradisional. Sejak puluhan tahun lalu, para tetua ini telah menggunakan bahan alami untuk membuat skin care yang dipakai secara turun temurun. Contohnya adalah minyak klentik yang dipakai untuk merawat  keindahan kulit dan rambut. Jenis minyak tumbuhan lainnya yang digunakan adalah minyak kemiri  untuk menyuburkan alis dan rambut bayi. Skin care tradisional lainnya yang lazim digunakan oleh perempuan Sulawesi adalah bedda rica' dan bedda bolong atau bedak hitam. Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah lumbung beras di Indonesia. Limpahan bulir padi memberikan banyak sekali manfaat, salah satunya digunakan sebagai sumber nutrisi untuk tubuh dan perawatan kulit tradisional untuk kaum wanitanya. Skin care berbasis kearifan lokal khas Sulawesi Selatan tetap terjaga sampai hari ini.

Skin care atau  perawat kulit alami berbahan dasar  beras putih telah  diolah menjadi bedda rica' atau bedak dingin. Asal muasal dinamakan bedak dingin atau bedak basah karena butiran bedak kering ditambah sedikit air dan dioleskan ke wajah memberikan sensasi rasa dingin. Bedda rica' sangat populer untuk wanita petani yang bekerja di sawah karena mampu melindungi kulit wajah dari sengatan sinar matahari. Selain dipakai saat bekerja di sawah, bedda rica' juga menjadi bagian kehidupan vital perempuan suku Bugis Makassar untuk melindungi dirinya dari penuaan dini. Bedda rica' paling sering digunakan saat siang hari nan terik karena mampu mendinginkan muka dari sengatan panas. Tidak dapat diabaikan peranannya bahwa  bedda rica'  menjadi bagian perawatan calon mempelai perempuan secara tradisional. Cara membuatnya sangat mudah, beras putih digiling halus menjadi tepung dan dicampur dengan parutan kunyit. Adonan itu dibuat menjadi bulatan kecil dan dijemur di bawah sinar matahari sampai kering. Pemberian parutan kunyit memberikan banyak sekali manfaat karena sifatnya sebagai antibiotik yang mematikan bakteri dan jamur. Selama ini diketahui bahwa kunyit berperan sebagai penghilang bau amis, dapat mematikan mikroba pembusuk yang berada dalam makanan serta memberi warna cantik aman alami pada makanan.

Selain eksistensi bedda rica' dalam kehidupan perempuan Bugis-Makassar, dikenal pula adanya bedda bolong. Bedda bolong bahannya sama dengan bedda rica', bedanya hanya pada tahapan pembuatannya. Bedda bolong dibuat dari beras putih yang disangrai  sampai berwarna hitam dan ditumbuk. Bubuk beras setengah kasar yang dihasilkannya dicampur dengan air asam Jawa saat akan digunakan. Ramuan berwarna hitam pekat ini digosokkan di kulit sebelum mandi. Bedda bolong berfungsi sebagai natural scrub yang mampu merontokkan kotoran dan jaringan kulit yang telah mati. Bau harum beras   bercampur asam Jawa memberikan kesegaran dan menjaga kelembaban kulit sepanjang hari. Sayangnya pemakaian produk herbal tidak segera menampakkan hasil karena prosesnya bekerja secara perlahan. Hal ini sangat bertolak belakang dengan produk mengandung bahan kimiawi berupa alkohol yang langsung mengupas lapisan epidermis kulit saat digunakan. Secara umum pemakaian alkohol pada wajah bermanfaat mematikan mikroba, mengecilkan pori-pori sekaligus mengurangi produksi minyak berlebih. Sayangnya alkohol berpotensi menghilangkan minyak alami yang berperan sebagai pelindung kulit dari mikroba dan terpaan  polutan berbahaya. Pemakaian alkohol juga menimbulkan iritasi untuk pengguna berkulit sensitif. Seiring berkembangnya zaman di era globalisasi,  generasi milenial tidak mau lagi memanfaatkan resep warisan leluhur karena kuatir dikatakan sebagai generasi yang ketinggalan zaman. Fase remaja memang mempunyai sifat yang cenderung sangat takut dikucilkan dari pergaulan sehingga berusaha terus untuk up to date semua kegiatan yang dilakukannya.  Jika mempunyai dana lebih, para belia ini segan-segan  membeli skin cara yang ditawarkan via media sosial. Bahkan ada yang nekad mengubah bentuk tubuhnya melalui bedah plastik untuk mendapatkan hasil permanen.

Bedda rica' dan bedda bolong adalah produk leluhur di Sulawesi Selatan. Kehadirannya yang berasal dari olahan jemari lentik perempuan Bugis-Makassar telah menorehkan sejarah sebagai  ramuan sakral dan merupakan bagian penting dari ritual calon pengantin perempuan zaman baheula. Bedda bolong sebagai solusi perawatan kulit anti aging  sebelum merajalelanya lulur kocok dan aneka produk instan lainnya. Beras sebagai bahan utama bedda bolong memberi nutrisi pada kulit karena adanya vitamin B dan beberapa mineral penting. Saat ini bedda bolong warisan leluhur sudah menjadi produk komersil dan dipasarkan dalam skala terbatas di Sulawesi Selatan. Diperlukan perhatian Pemerintah Daerah untuk melestarikan kearifan lokal berbagai daerah dengan cara mepromosikan berbagai produk lokal secara intensif melalui pameran dan memberdayakan UKM yang berada di pelosok. Hal ini sebagai salah satu tindakan pelestarian budaya bangsa supaya tidak hilang terlindas budaya dari luar. Skin care tradisional ini tidak menimbulkan iritasi untuk kulit sensitif dan memberikan kepuasan tersendiri untuk pemakai fanatik produk herbal tradisional (srn).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun