Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist. I believe my fingers...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

5 Alasan Orang Tidak Datang ke Acara Pernikahan

9 Februari 2023   22:54 Diperbarui: 9 Februari 2023   22:56 1243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Acara pernikahan identik dengan kegembiraan karena dipersatukannya dua hati yang saling mencintai untuk sehidup semati. Namun cerita itu tidak selamanya indah jika pernikahan berlangsung karena kemauan orang tua. Apapun alasan pelaksanaannya,  pernikahan adalah menyatukan dua keluarga besar dan mempertemukan banyak orang di dalamnya. Artikel ini membahas beberapa alasan mengapa seseorang tidak hadir memenuhi undangan pernikahan.

Baju Seragam dan Warna Dress Code

Pernikahan di kota Makassar dan daerah sekitarnya identik dengan adanya baju seragam. Beberapa bulan sebelum pernikahan, para tetua mempelai perempuan mulai turun gelanggang mencari kain sebagai bahan baju seragam. Potongan kain meteran ini  dibagikan kepada orang yang dikehendaki menjadi penjemput tamu. Warna-warni baju seragam dengan model yang telah ditentukan menjadi maskot indah dan gemerlapnya pesta pernikahan. Harga kain baju seragam itu bervariasi, mulai yang berharga puluhan sampai ratusan ribu per meternya. Pihak mempelai perempuan membeli kain yang akan dijahit menjadi baju dan roknya berdasarkan gambar contoh yang diselipkan di dalam bungkusan kain. Kewajiban si penerima  kain adalah sesegera mungkin mengirimkannya ke penjahit langganannya. Ada pula yang bersedia menjadi calo  mencari penjahit yang lincah menyulap kain jenis tertentu dalam waktu singkat sehingga tampak seragam untuk bentuk tubuh semua orang. Hasil jahitan yang cetar membahana berbanding lurus dengan ongkos jahit yang besar pula. Seringkali ongkos jahit lebih mahal daripada harga kainnya. Hal ini memaksa tangan untuk merogeh kocek sedalam-dalamnya karena baju itu makin kinclong dengan taburan payet warna warni. Hal ini dipastikan menambah ceria dan semaraknya pesta.

Dress code yang disinggung disini adalah warna baju tertentu yang 'harus' dipakai saat datang ke acara pernikahan. Tujuan dress code sebagai penambah semaraknya pernikahan dengan warna baju yang matching satu sama lain. Pilihan warna sulit yang lazim dijadikan dress code adalah: pink fanta, merah terakota, frozen blue dan green sage. Kepala bertambah pening karena baju dengan nama warna 'aneh' itu tidak dijual secara sembarangan dan harganya lumayan mahal. Jika berani tampil beda, datanglah memakai baju  berwarna lain namun siaplah makan hati menerima nyinyiran netizen maha sempurna tentang penampilan anda sebagai spesies yang berbeda dengan tetamu lainnya. 

Selain warna dress code yang limited edition, ada juga hambatan berasal dari tanggal pernikahan. Mayoritas tanggal pernikahan di Indonesia ditentukan oleh 'hari baik' yang tidak mengenal hari aktif masuk  kerja, tanggal tua maupun tanggal muda. Para milenial yang mempertimbangkan pekerjaan dan waktu yang harus disediakan untuk sahabatnya datang ke pernikahan, seringkali bersilang pendapat  dengan pemikiran tetua tentang hari baik. Biasanya keputusan keluarga besar merujuk kepada pelaksanaan hari baik pernikahan, tidak peduli di tanggal tua sekalipun. Undangan pernikahan saat tanggal tua ditambah penggunaan dress code tertentu semakin membuat kaki bertambah berat melangkah memenuhi undangan. Akibatnya muncullah berbagai pesan singkat dalam ponsel mengabarkan kejadian 'tidak terduga' yang membatalkan kedatangan tamu undangan.

Isi Amplop yang Menyesakkan Dada

Seringkali calon mempelai perempuan membuat status 'make a wish' untuk hari pernikahannya. Realitas yang sering dijumpai adalah dalam undangan pernikahan terdapat secarik kartu kecil bertuliskan: kami sangat menghargai apabila hadiah untuk kedua mempelai bukan dalam bentuk kado atau karangan bunga. Orang yang membaca pesan singkat itu pastilah batinnya menjadi ketar-ketir karena keluarga sang mempelai termasuk kelompok 'high class' yang menjanjikan pesta super mewah. High class identik dengan penampilan wah dan amplop tebal supaya dianggap selevel dengan tamu lainnya yang bermandikan mas berlian. Value mengenakan perhiasan emas lebih tinggi nilainya dibandingkan jejeran gelar pendidikan. Realitas ini benar adanya karena terdapat kecenderungan tamu datang tanpa mengenakan perhiasan emas dipersilahkan duduk di kursi bagian belakang. Kursi bagian depan alias VIP disediakan khusus untuk tamu tamu kehormatan yang berlimpah emas dan telah sukses menjejakkan kakinya ke Tanah Suci. Walaupun anda berpendidikan tinggi namun tidak mempunyai limpahan emas, jangan harap kursi bagian depan menjadi milik anda saat acara pernikahan.

Tersinggung

Kesalahan penulisan nama dan gelar juga memicu timbulnya rasa tersinggung akibat sensitivitas dalam hati penerima undangan pernikahan. Itulah alasannya di bawah jejeran nama terdapat tulisan kecil berbunyi: mohon maaf jika nama/gelar tidak sesuai. Sayangnya kesalahan ini dianggap fatal oleh sebagian orang yang mengagungkan gelar. Dia belum bersedia berlapang dada menerima kenyataan ini. Hasil akhirnya, ngambek dan tidak hadir di acara sakral yang menginginkan kehadirannya memberikan restu. Selain penulisan nama,  pengantar undangan juga seringkali menjadi sasaran dianggap tidak beradab menyampaikan undangan. Pengantar undangan di kota Makassar umumnya kaum milenial yang memakai baju bodo/baju labbu dan sarung tenun sutra (pakaian adat perempuan khas Sulawesi Selatan). Seringkali tingkah laku ABG ini menimbulkan rasa kesal tetua penerima undangan. Para tetua zaman kuda gigit besi ini  menganggap bahwa orang tua mempelai yang harus menyampaikan undangan secara langsung sebagai bentuk penghargaan kepada mereka.

Mempelai Adalah Mantan Pacar

Ini adalah alasan amat sangat kuat menolak datang ke acara pernikahan yang paling sulit dicari pembelaannya. Critical point-nya, orang yang bertahta sebagai raja atau ratu sehari di dalam pesta pernikahan adalah mantan pacar yang pernah berjanji akan sehidup semati. Kesayangan yang namanya pernah menempati lubuk hati yang paling dalam, selalu terbayang sampai dimimpikan siang dan malam. Huahhh...mana tahan hati ini. Tidak dapat dikatakan bagaimana sakitnya perasaan perempuan yang ditinggal menikah oleh pacarnya setelah sekian lama seiring sejalan. Saya mempunyai seorang sahabat yang lengket seperti perangko dengan cowoknya. Hubungan mereka berawal dari SMP dan berlanjut sampai ke perguruan tinggi. Malahan sahabat saya ini sudah sering dibawa ke berbagai acara  yang diadakan oleh keluarga besar sang pacar. Sebaliknya, perempuan yang menjadi sahabat saya ini juga kerap membawa si cowok bertemu dengan ibunya yang bertinggal di kampung. Sebagai bestie, kami beranggapan bahwa hubungan kedua sejoli ini pasti lancar jaya menuju ke pelaminan. Malang tidak dapat ditolak, untung tidak dapat diraih. Saat si cowok dipindahtugaskan ke kota lain, terjadilah tragedi mengerikan itu. Sang cowok yang sedang LDR dengan sahabat saya, ternyata jatuh cinta kepada seorang perempuan keturunan Belanda yang menjadi sekretaris di kantornya. Bibit, bebet dan bobot sang noni Londo bagaikan langit dan bumi dengan sahabat saya. Inilah alasan kuat si cowok 'tega' berpindah ke hati yang lain dan segera menikahi sang noni. Sahabat saya mengalami depresi berat. Berkali-kali ingin bunuh diri karena merasa sangat malu telah membawa sang cowok masuk berinteraksi ke dalam keluarga besarnya. Mau apa lagi, jodoh memang maha misterius adanya dan tangan Tuhan mempunyai peranan besar mempersatukan dua hati manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun