Saat ekonomi terpuruk karena banyaknya kasus merumahkan karyawan alias PHK, beberapa retailer ternama berada dalam kondisi pailit, fasilitas COD (cash on delivery)  sangat sukses memudahkan  proses jual beli antar kota karena barang pesanan dibayar ongkos kirimnya setelah diterima pelanggan. Keuntungan lain dari sistem COD di masa pandemi Covid-19 adalah pembeli tidak perlu keluar rumah sehingga dapat memutuskan rantai penularan virus Corona.
Selain belanja belanji baju dan segala rupa pernak-pernik, urusan perut keroncongan dan antar jemput anak sekolah juga ada solusinya. Ibu milenial yang sibuk melaksanakan aktivitas cukup mengangkat telepon meminta diantar ke sekolah anaknya untuk menjemput si buah hati. Bakul online spesialis makanan dan minuman juga menemukan target pasarnya yang sangat populer di kalangan kawula muda. Â
Saat ini jarak bukan halangan untuk menikmati segelas cappuccino bertabur batu es karena hadirnya mas/mbak ojek online  yang siap menembus badai cetar membahana mengantarkan pesanan ke rumah yang bersangkutan.Â
Bakul makanan online juga membawa benefit untuk ibu rumah tangga yang lincah memasak dan mampu memahami peluang usaha meraup rupiyah berbasis teknologi digital. Pendapatan ekstra diperoleh saat kerabat yang bertinggal di rumah diberdayakan untuk mengantar makanan ke rumah pelanggan. Di balik kesulitan ada kemudahan, dibalik kemudahan ada kesulitan. Pandemi Covid-19 yang dianggap bencana justru mendatangkan rezeki tidak terduga untuk kaum adaptif terhadap segala situasi.
Eksistensi Tanpa Batas Usia
Melihat pada situasi pandemi Covid-19, hal ini mengisyaratkan bahwa eksistensi bukan hanya dilakukan oleh kaum melek teknologi secara online, tetapi eksistensi juga terlihat di pasar tradisional. Seringkali dijumpai bakul lansia duduk di atas terpal, menggelar dagangan sederhana yaitu: cabai rawit, tomat, jeruk nipis dan produk pekarangan lainnya dijejer rapi seharga dua ribu rupiyah per kantong plastik. Pastilah terbit rasa iba dalam hati melihat kaum perekonomian lemah ini  menunggui dagangannya dengan kesabaran luar biasa di bawah teriknya sinar matahari.Â
Payung tua dan alas terpal seadanya adalah indikator utama bahwa bakul ini tidak mampu menyewa kios di dalam pasar. Â Umumnya mereka berjejer di jalanan masuk pasar dan sangat berbahagia menerima pembayaran memakai uang pas karena tidak mempunyai kembaliannya. Paras kebingungan muncul jika bakul lansia ini dibayar memakai uang 'besar' (pecahan sepuluh ribu atau dua puluh ribuan).Â
Pembeli yang welas asih biasanya memberikan  semua kembaliannya sebagai sedekah. Sebaliknya pembeli yang tidak sabaran menuntut uang kembaliannya sesegera mungkin. Jika tidak ada uang kembalian, hasil transaksi berupa vetsin atau cabai dengan tambahan jeruk nipis dikembalikan dan pembeli mengambil kembali uangnya. Tipikal mati rasa ini banyak dijumpai di pasar. Mereka membatalkan transaksi, mengambil lagi uangnya dari tangan si bakul, memberikan sedikit kalimat pedas dan tanpa rasa bersalah berpindah belanja ke bakul di sebelahnya.
Food for living and living for food adalah semboyan yang berlaku universal. Semua makhluk hidup yang berada di muka bumi membutuhkan bahan baku untuk diolah menjadi makanan. Semua orang tanpa melihat  status sosial memerlukan makanan untuk menjaga kesehatannya. Alam semesta ciptaan Tuhan  begitu luas terbentang dengan segala rezeki yang tersimpan di dalamnya.Â
Tumbuhan putri malu memang mempunyai duri yang sangat menyakitkan  jari saat tertusuk tanpa sengaja, namun bunga mungil ini menghasilkan bunga sangat cantik dan tepung sarinya  disukai oleh serangga penyerbuk yang bertinggal di lingkungan itu. Batin terasa sangat bergetar melihat secara nyata kuliyah kehidupan tentang beraneka rupa cara makhluk hidup menunjukkan eksistensinya di muka bumi.Â
Manusia sebagai pemilik 2% keunggulan dibandingkan dengan simpanse adalah pemimpin di muka bumi yang harus memegang teguh amanah menjaga alam semesta secara berkelanjutan. Selamat menikmati hari libur bersama keluarga. Salam sehat selalu (srn).