Mohon tunggu...
SRI MUJIATI
SRI MUJIATI Mohon Tunggu... Guru - Guru IPS SMP Negeri 2 Karangmalang

Menjadi seorang guru harus mampu menjadi panutan, mampu memahami pembelajaran, disiplin dan menghargai siswa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS

15 Februari 2024   15:19 Diperbarui: 1 Maret 2024   10:49 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KARANGMALANG

                                                                                                               Sri Mujiati, S.E

                                                                                            SMP Negeri 2 Karangmalang

 

 PENDAHULUAN

          Terdapat beberapa komponen yang harus terlibat agar tujuan pendidikan di sekolah dapat terlaksana dengan baik. Komponen tersebut diantaranya: guru dan siswa, sarana fasilitas belajar, dan sumber belajar. Seiring berjalannya waktu, pembaharuan di dunia pendidikan sangat diperlukan untuk mengatasi tantangan di era global. 

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi harus diimbangi dengan adanya pembaharuan pada komponen pendidikan agar tujuan nasional dapat tercapai dengan baik. Pendidikan didefinisikan sebagai suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun berkelompok dengan tujuan untuk mendewasakan manusia (Sugihartono,2012:34).

          Mengajar adalah proses dimana terdapat siswa, guru, kurikulum dan variabel lainnya yang disusun secara sistematis guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Abdul Azis Wahab, 2009: 7). Pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dan siswa dalam menyampaikan pengetahuan di suatu lingkungan dengan mengacu pada sumber belajar. Guru tidak sekadar menyampaikan pembelajaran kepada siswa, namun guru juga    bertugas memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar.

          Kenyataan yang terjadi, pembelajaran di kelas belum sepenuhnya melibatkan siswa secara langsung, seperti yang terjadi di kelas VII SMP Negeri 2 Karangmalang. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 2 Karangmalang, peneliti menemukan permasalahan di kelas VII dimana proses pembelajaran masih dilakukan dengan metode ceramah (konvensional). Guru belum menguasai keterampilan bertanya secara optimal.

          Hal tersebut dapat terlihat ketika interaksi yang dilakukan guru selama pembelajaran hanya dengan beberapa siswa yang dianggap mempunyai kemampuan yang lebih saja. Akibatnya terdapat siswa yang berbicara dengan teman lain dan proses pembelajaran menjadi kurang kondusif. Guru berusaha mengkondisikan siswa yang berbicara dengan teman, namun hal tersebut tidak dihiraukan karena proses pembelajaran yang dilakukan denga metode ceramah membuat siswa merasakan bosan. Siswa kurang termotivasi dengan proses pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Rendahnya hasil belajar IPS dan jumlah siswa yang masih banyak memperoleh nilai dibawah KKM maka perlu dilakukan pemecahan masalah untuk meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas VII.

          Salah satu cara yang bisa dilakukan guru yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat diterapkan pada proses pembelajaran. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk atau pola dalam merancang pembelajaran, dapat juga diartikan sebagai langkah-langkah pembelajaran dan perangkatnya untuk mencapai tujuan pembelajaran (Sa’dun Akbar: 2013, 49-50). 

Model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat diterapkan pada proses pembelajaran IPS karena selain mengajak siswa untuk dapat berpikir cepat, tipe pembelajaran ini juga mengajak siswa untuk melakukan aktivitas fisik ketika mencari pasangan, sehingga siswa merasa senang dengan permainan yang dilakukan. 

Model pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa tentu akan menambah motivasi siswa untuk belajar. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match pada proses pembelajaran IPS diharapkan siswa dapat lebih aktif selama proses pembelajaran sehingga prestasi belajar siswa meningkat. Sehubungan dengan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Karangmalang”

          Untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, seorang guru dapat menerapkan berbagai macam model pembelajaran. Hal itu sejalan dengan apa yang dikemukakan Daryanto dan Mulyo Raharjo (2012:5) bahwa model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktifitas belajar mengajar.

          Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match (mencari pasangan) merupakan model yang dikembangkan pertama kali oleh Lorna Curran pada tahun 1994. Make A Match ini merupakan model yang mengajarkan siswa untuk dapat aktif dalam mencari atau mencocokkan soal dan jawaban serta disiplin terhadap waktu yang telah ditentukan. 

Huda (2014: 251) menyatakan bahwa Make A Match saat ini merupakan salah satu strategi penting dalam ruang kelas. Tujuan dari strategi ini antara lain, pendalaman materi, penggalian materi, dan edutainment (proses pembelajaran yang didesain dengan memadukan antar muatan pendidikan dan hiburan secara harmonis, sehingga aktifitas pembelajaran berlangsung menyenangkan).

           Berdasarkan uraian di atas, bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki kelebihan yakni meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, melatih keberanian siswa, dan menghargai waktu. Sedangkan kelemahannya, jika strategi ini tidak dipersiapkan dengan baik akan banyak waktu yang terbuang, karena tingkat pemahaman setiap siswa berbeda antara siswa yang satu dengan yang lainnya.

PEMBAHASAN

           Kemampuan berpikir kritis atau critical thinking siswa masih kurang karena kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk mengembangkan pengetahuan yang dimiliki, mengevaluasi dan menghubungkan dengan fakta atau informasi dari berbagai sumber.

           Berdasarkan hasil kajian literatur, hasil wawancara dan melalui observasi dan pengamatan dapat diketahui bahwa penyebab kurangnya kemampuan berpikir kritis peserta didik adalah :

            • Kurangnya literasi peserta didik.

           • Beberapa siswa cenderung tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru     akibatnya siswa tidak dapat menjawab           pertanyaan yang diberikan oleh guru.

           • Kemampuan guru dalam menerapkan pendekatan, model pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan kurang                        maksimal.

Latar Belakang Permasalahan : 

          Kemampuan berpikir kritis atau critical thinking siswa masih kurang karena kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk mengembangkan pengetahuan yang dimiliki, mengevaluasi dan menghubungkan dengan fakta atau informasi dari berbagai sumber.

          Berdasarkan hasil kajian literatur, hasil wawancara dan melalui observasi dan pengamatan dapat diketahui bahwa penyebab kurangnya kemampuan berpikir kritis peserta didik adalah :

            • Kurangnya literasi peserta didik.

            • Beberapa siswa cenderung tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru akibatnya siswa tidak dapat menjawab                   pertanyaan yang diberikan oleh guru.

           • Kemampuan guru dalam menerapkan pendekatan, model pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan kurang                        maksimal.

           Praktik pembelajaran ini penting untuk dibagikan atau didesiminasikan kepada rekan guru atau sejawat karena penulis dan rekan guru memiliki permasalahan yang sama yaitu kurangnya motivasi belajar dan kurangnya kemampuan berpikir kritis peserta didik. Harapan dari kegiatan berbagi praktik baik ini yaitu bisa menjadi bahan referensi bagi guru lain dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

 Pentingnya penerapan praktik pembelajaran ini menurut saya karena :

  • Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match untuk mempermudah siswa dalam            memahami materi dan menjadikan siswa agar lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran sekaligus dapat  

           mendorong peserta didik membangun konsep dan pemahaman mereka. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make               a  Match ini mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan mengembangkan ketrampilan berpikir kritis.

  •  Motivasi dan hasil belajar peserta didik meningkat, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match mendorong peserta didik bersemangat untuk belajar. Hal ini ditunjukkan ketika kegiatan kuis mencocokkan kartu antara kartu soal dan kartu jawaban sudah benar atau belum sampai kartu bisa terpasang semua di papan tulis dan presentasi peserta didik berani memberikan pendapat. 
  • Dalam penerapan model pembelajaran tipe Make a Match guru tidak lagi menjadi center of knowledge tetapi sebagai fasilitator dan peserta didik bisa membangun konsep pelajaran dan pemahaman dalam suasana yang menyenangkan.
  • Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match berbantuan mode kuis kertas berwarna ( berisi kartu pertanyaan dan kartu jawaban) dapat mendorong guru memanfaatkan teknologi sehingga kegiatan belajar mengajar lebih interaktif. Selain itu, guru akan termotivasi untuk menggunakan media pembelajaran inovatif lainnya.

   Adapun peran dan tanggung jawab penulis dalam praktik pembelajaran ini adalah sebagai berikut : 

        1. Guru melakukan identifikasi masalah yang ditentukan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dan selanjutnya dianalisis                        permasalahan yang terjadi.

       2. Guru mencari alternatif solusi yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan yang ada.

       3. Guru merancang kegiatan pembelajaran kreatif, inovatif dan menyenangkan sehungga tujuan pembelajaran dapat tercapai                     dengan efektif dan efisien.

      4. Guru menyusun modul ajar sebagai persiapan dalam pembelajaran.

      5. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan solusi yang telah ditentukan baik itu dari model pembelajaran maupun media             pembelajaran yang digunakan.

     6. Di akhir kegiatan guru merefleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan.

Hal yang menjadi tantangan dalam meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan berpikir kritis peserta didik adalah : 

1.  Bagi guru penggunaan inovasi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match, masih jarang digunakan         untuk kegiatan belajar mengajar sehingga ada beberapa sintak atau langkah-langkah pembelajaran yang terlewatkan. Bagi                    peserta didik penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dalam pembelajaran menjadi hal baru karena peserta      didik terbiasa hanya menerima ilmu dari guru saja ( transfer knowledge ).

2.  Guru belum maksimal dalam menggunakan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

3.  Selanjutnya yang menjadi tantangan dan inovasi pembelajaran yaitu terkait penilaian terhadap peserta didik, terkadang kegiatan       penilaian melalui evaluasi terlupakan.

4.  Penggunaan media pembelajaran oleh guru yang sesuai konteks pembelajaran dan berbasis teknologi belum terealisasi dengan            baik. Artinya guru masih kurang dalam memanfaatkan teknologi untuk menghasilkan media pembelajaran (TPAC) yang menarik        dan menyenangkan.

5.  Keberhasilan model pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif tipe make a match membutuhkaan persiapan lebih untuk                  menyiapkan alat, media, konsep dan persiapan lainnya sehingga memerlukan waktu yang cukup lama dalam pelaksanaannya                karena permainan game.

Adapun pihak yang terlibat dalam mencapai tujuan tersebut : 

  • Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Karangmalang sebagai pemangku kebijakan di sekolah yang memberikan dukungan dalam tercapainya tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
  • Rekan guru SMP Negeri 2 Karangmalang.
  • Peserta didik sebagai objek atau sampel yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
  • Penulis yang berperan sebagai pendidik dan fasilitator dalam pemilihan model dan media pembelajaran.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan : 

1.  Berkaitan dengan model pembelajaran :

      Pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe make a match (mencari pasangan dengan cara mencocokkan kartu pertanyaan               dan  kartu jawaban) dengan tujuan melatih peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi         pokok. Penggunaan model ini membuat suasana di kelas lebih menyenangkan karena terdapat unsur permainan dan kompetisi            antar peserta didik sehingga peserta didik lebih bersemangat dan termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

2. Berkaitan dengan media ajar :

     Media ajar yang digunakan adalah media ajar yang berbasis TPACK. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan guru dalam proses         penyampaian ilmu pengetahuan dan juga dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

3.  Berkaiatn dengan penilaian :

     Untuk memotivasi siswa dalam belajar, penulis melakukan penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian ketrampilan.

4. Berkaitan dengan kondisi ruangan :

     Penulis mengatur ruangan dengan baik seperti mengkondisikan kebersihan kelas, kerapihan dan keindahan kelas sehingga                    dengan kelas yang nyaman dapat menumbuhkan motivasi belajar yang baik.

Strategi yang digunakan untuk menghadapi tantangan : 

1.   Pemilihan media pembelajaran inovatif

      Strategi yang dilakukan yaitu menggunakan media pembelajaran inovatif dengan cara scan materi Kegiatan Ekonomi melalui               aplikasi QR & Barcode Scanner di handphone masing-masing peserta didik. Proses pembuatan media pembelajaran inovatif                   dibuat oleh guru sendiri dengan menyiapkan alat dan bahan, mendesain media sesuai dengan desain rancangan.

2.  Pemilihan model pembelajaran inovatif

      Strategi yang dilakukan guru dalam pemilihan model pembelajaran inovatif dengan memahami karakteristik peserta didik dan              karakteristik materi pelajaran. Adapun model pembelajaran inovatif yang dipilih yaitu model pembelajaran kooperatif tipe make         a   match. Proses pemilihan model ini yaitu mempelajari model-model pembelajaran inovatif melalui kajian literatur,mempelajari      kemampuan awal dan kebiasaan atau gaya belajar peserta didik.

     Sumber daya yang diperlukan yaitu jaringan internet dan buku-buku yang terkait model-model pembelajaran yang inovatif.

3.  Meningkatkan keaktifan peserta didik

     Strategi yang dilakukan guru untuk meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran yaitu merancang                             pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan mengembangkan modul ajar dan lembar kerja (LKPD) yang berpusat pada       peserta didik terkait dengan alur tujuan pembelajaran , indikator dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

4. Proses pengembangan modul ajar yang berpusat pada peserta didik dengan menentukan kegiatan-kegiatan pembelajaran apa               saja  yang bisa mengaktifkan peserta didik dan berpartisipasi aktif dalam seluruh rangkaian proses pembelajaran.

5. Sumber daya yang diperlukan adalah kompetensi dan kreatifitas guru dalam mengembangkan modul ajar dan LKPD yang                         berpusat   pada aktifitas peserta didik.

Bagaimana prosesnya? 

  • Kegiatan rencana aksi di desain dengan sebaik mungkin dengan menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang inovatif agar peserta didik lebih memahami materi. Dalam pelaksanaannya peserta didik sangat antusias dan bersemangat dengan kegiatan pembelajaran.
  • Mula-mula saya menyampaikan tujuan pembelajaran. Kemudian menyampaikan materi kegiatan ekonomi melalui aplikasi QR & Barcode Scanner. Peserta didik scan materi melalui handphone masing-masing.
  • Guru menjelaskan materi kegiatan ekonomi melalui tayangan PPT.
  • Guru menjelaskan langkah-langkah permainan make a match.
  • Guru membagi kelompok secara heterogen kemudian membagi menjadi 2 kelompok. Kelompok A mendapatkan kartu pertanyaan dan kelompok B mendapatkan kartu jawaban.
  • Guru memberi instruksi agar kelompok yang mendapatkan soal mencari pasangan berupa kartu jawaban dan yang mendapatkan kartu jawaban mencari pasangan berupa kartu soal yang sesuai.
  • Memanggil masing-masing pasangan untuk melakukan presentasi.
  • Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan tanggapan mengenai kecocokan kartu pasangan peserta didik yang melakukan presentasi.
  •  Memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan pertanyaan dan n  jawaban dari pasangan yang melakukan presentasi.
  • Membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan.

Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi :

    1. Pengetahuan mengenai model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

   2. Penyusunan media pembelajaran melalui PPT Powerpoint.

   3. Penyusunan bahan ajar dan LKPD.

  4. Penyusunan soal evaluasi melalui Google form.

   5. Laptop, HP dan proyektor

         Berdasarkan hasil aksi yang telah dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat dikatakan lebih efektif dalam meningkatkan motivasi dan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap mata pelajaran ekonomi.

Dampak dari aksi terhadap langkah-langkah yang dilakukan : 

  1. Bagi guru praktik pengalaman lapangan, penggunaan inovasi model pembelajaran kooperatif tipe make a match menambah                  referensi guru untuk menerapkan berbagai model inovasi pembelajaran.

2. Peserta didik termotivasi agar lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran.

3. Interaksi multi arah antara guru dengan peserta didik dan peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain meningkat.

4. Peserta didik bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini dibuktikan dengan antusias peserta         didik dalam menjawab soal dalam bentuk google form.


Apakah hasilnya efektif atau tidak ? 

     Hasilnya sangat efektif, karena peserta didik sangat antusias saat proses pembelajaran berlangsung, mulai dari pendahuluan                  hingga proses pembelajaran selesai.

Respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan : 

         Pelaksanaan praktik pembelajaran yang dilaksanakan mendapat respon yang positif dari rekan guru lainnya. Bahkan rekan guru merencanakan akan menerapkan model pembelajaran yang sama dengan praktik ini pada pembelajaran yang beliau ampu.

        Respon dari siswa merasa senang dengan proses pembelajaran dan siap melaksanakan kembali model pembelajaran kooperatif tipe make a match untuk materi berikutnya

Faktor keberhasilan dari strategi yang telah dilakukan adalah :

    -   Pendidik telah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan sintaks tipe make   a match.

    -   Pendidik dapat mengelola kelas dengan baik sehingga peserta didik dapat memahami konsep materi dengan baik.

    -   Peserta didik sebagai pelaksana aksi melakukan proses pembelajaran dengan antusias dan penuh tanggung jawab.

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan

     Berdasarkan hasil yang dicapai dan pembahasan tentang peningkatan hasil belajar siswa melalui pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match pada siswa kelas VII pada materi Kegiatan Ekonomi dapat ditarik kesimpulan bahwa :

  • Pembelajaran dengan model Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan menggunakan model pembelajaran ini, siswa akan memahami konsep, arti, hubungan, dan mengorganisasikannya sendiri sehingga akhirnya dapat mengambil kesimpulan. Kesimpulan yang diperoleh secara mandiri akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa. Dengan belajar penemuan, anak juga bisa belajar berpikir analisis.

Rekomendasi

        Berdasarkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan penulis, berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.

  • Guru seharusnya memiliki inovasi model pembelajaran yang lebih menyenangkan bagi siswa, tidak terpaku hanya dengan 1 jenis model pembelajaran saja tetapi harus mempunyai banyak referensi model pembelajaran yang lain. Guru tidak hanya terpaku pada buku guru dan buku siswa dalam pelaksanaan pembelajaran, tetapi dapat menggali sumber lain yang dapat menunjang kemampuan profesional guru.
  • Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir kritis dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Hasil belajar yang diperoleh dengan cara ini (menemukan sendiri) akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam.
  • Dukungan positif sekolah sangat diharapkan seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk berlangsungnya pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan agar hasil belajar siswa meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Wahab. 2009. Metode dan Model-Model Mengajar.:Alfabeta Bandung:

Anita Lie. 2004. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning diRuang-Ruang Kelas: GrasindoJakarta:

Daryanto dan Mulyo Raharjo.2012.Model Pembelajaran Inovatif:Gava Media. Jakarta. Dimyati dan Mudjiono.1999.Belajar dan Pembelajaran:Rineka Cipta.Jakarta

Huda, Miftahul. 2014. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur, dan ModelTerapan.: Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Isjoni. 2007. Cooperatif Learning Efektifitas pembelajaran Kelompok. Alfabeta. Bandung.

Komalasari,          Kokom. 2010.                Pembelajaran                Kontekstual      Konsep dan        Aplikasi: RefikaAditama.Bandung.

Lie, Anita. 2014. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas.: PT Gramedia Widiasarana


  LAMPIRAN 

                                                                           SINTAK PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

                                                                                

                                                                                                                Menyajikan  Informasi  

b-65d2efaf12d50f0e63020562.png
b-65d2efaf12d50f0e63020562.png
                                                     Peserta didik scan materi kegiatan ekonomi melalui aplikasi QR & Barcode Scanner

                                                                                                melalui handphone masing-masing.

                                                                                                  

Guru membagi kartu pertanyaan dan kartu jawaban
Guru membagi kartu pertanyaan dan kartu jawaban
     

d-65d2f41e12d50f353856b953.png
d-65d2f41e12d50f353856b953.png

                                                               Permainan Make a Match (mencari pasangan) dengan mencocokkan

                                                                                                   kartu pertanyaan dan kartu jawaban

 

e-5-65d2f52bde948f658e211854.png
e-5-65d2f52bde948f658e211854.png
                                                           Memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokkan pertanyaan

                                                                                 dan jawaban dari pasangan yang melakukan presentasi

                                                                                                          

Memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan pertanyaan dan jawaban yang melakukan presentasi
Memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan pertanyaan dan jawaban yang melakukan presentasi

                                                                                     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun